tirto.id - Barcelona gagal juara La Liga Spanyol 2019/2020. Kekalahan 1-2 atas Osasuna di Camp Nou, ditambah kemenangan Real Madrid 2-1 menghadapi Villarreal di Stadion Alfredo di Stefano, membuat kapten Barca, Lionel Messi, meradang. Peluang trofi terakhir musim ini hanyalah di Liga Champions (UCL).
"Kami tidak menyangka LaLiga akan berakhir seperti ini, tetapi ini adalah cerminan kami tahun ini. Kami (Barcelona) tidak konsisten, lemah, tim-tim mengalahkan kami karena intensitas tinggi, dan mencetak gol dengan mudah. Kami kehilangan banyak poin yang seharusnya tidak terjadi," kata Messi dikutip SPORT pada Jumat (17/7/2020).
Ucapan Lionel Messi ini bukan cuma karena Barcelona justru kalah dari Osasuna ketika mereka seharusnya menekan Real Madrid hingga jornada terakhir.
Lebih dari itu, Barca membuang keunggulan 2 poin sebelum jeda pandemi COVID-19 sehingga kini berjarak 7 poin dari Madrid sang juara. Ini artinya, dalam 10 laga sejak restart LaLiga, Los Blancos menuai 9 angka lebih banyak dari Blaugrana.
Dalam kurun waktu tersebut, Madrid menang 10 kali, sedangkan Barca hanya menang 6 kali, seri 3 kali, dan kalah sekali di "partai penentuan" jornada 37 melawan tim sekelas Osasuna.
Masalah utama Barcelona musim ini adalah ketergantungan mereka terhadap Lionel Messi. Di Liga Spanyol, La Pulga sudah mencetak 23 gol dan 21 assist untuk Barcelona. Jika melihat total gol Barca yang "hanya" 81 angka, berarti 54,32 persen gol Blaugrana berasal dari pengaruh Messi.
Sepanjang karier Messi di Barcelona, tercatat cuma 3 musim saja kontribusi si nomor 10 lebih besar daripada musim ini. Yang pertama, pada 2011/2012 (58,7 persen), berikutnya pada 2014/2015 (57,3 persen), dan musim lalu (55,5 persen).
Pertandingan melawan Osasuna dapat menunjukkan masalah Barcelona sepanjang musim. Dalam laga itu, berdasarkan statistik Whoscored, Lionel Messi menjadi bintang lapangan dengan nilai 9,3. Namun, tidak ada satu saja pemain Barca yang bahkan memperoleh nilai 7. Penampil terbaik tim setelah La Pulga adalah Nelson Semedo (6,9).
Efektivitas permainan juga jadi masalah besar. Barca memiliki 79,6 persen penguasaan bola berbanding 20,4 persen milik Osasuna. Jumlah tembakan Barca yang 18 kali, adalah 2 kali lipat milik lawan. Namun, urusan shot on target, Blaugrana hanya 2, sedangkan kubu El Sadar 5 kali.
Masalah Barcelona Musim Ini: di Dalam & Luar Lapangan
Masalah Barcelona bukan hanya sekadar di dalam lapangan. Perseteruan para pemain dengan direksi klub musim ini tampak demikian panas. Ini bisa dilihat dari ketidakpuasan para bintang ketika Ernesto Valverde dipecat, lantas digantikan oleh Quique Setien.
Selain itu, perlawanan pemain terhadap petinggi klub soal pemotongan gaji juga menunjukkan perbedaan sudut pandang. Messi sebagai kapten sampai menulis surat terbuka yang menyatakan kekecewaan penggawa Barca, karena mereka sempat dituduh enggan dikenai pemangkasan gaji, dan seakan dipaksa untuk melakukan sesuatu yang sebenarnya hendak mereka lakukan.
"Kami ingin memperjelas bahwa kami selalu bersedia menerima pengurangan gaji karena kami sangat memahami, tengah berada dalam situasi yang luar biasa. Kami, sebagai pemain, selalu ada untuk membantu klub ketika dibutuhkan. Terkadang, kami melakukan hal-hal atas inisiatif sendiri," tulis Messi kala itu.
Kali ini, ketika Barcelona akhirnya gagal juara LaLiga, Messi meminta semua elemen di klub untuk memperbaiki diri. Bukan hanya para pemain, tetapi ia juga membidik pengelola Barcelona.
"Kami harus kritis terhadap diri sendiri, dimulai dengan para pemain, tetapi juga berlanjut ke seluruh (elemen) klub.Madrid memenangkan semua pertandingan mereka, tetapi kami adalah Barcelona dan kami wajib memenangkan setiap pertandingan.Kami harus melihat diri sendiri," terang La Pulga.
Liga Champions Jadi Kesempatan Terakhir Barcelona
Musim ini Barcelona belum meraih gelar apa-apa. Di Copa del Rey, mereka kandas oleh finalis Athletic Bilbao di laga 8 besar. Di Supercopa de Espana yang memakai format baru, Barca tereliminasi di semifinal oleh Atletico Madrid dalam laga yang digelar di Arab Saudi.
Terakhir, dengan lepasnya gelar Liga Spanyol, Barca hanya menatap UCL. Namun, Messi tampak "pesimistis". Timnya saat ini masih harus bertarung dengan Napoli di leg kedua 16 besar jika ingin meluncur ke perempat final. Agregat masih sama kuat 1-1.
Dengan usia Messi yang sudah 33 tahun, kesempatannya untuk meraih gelar Liga Champions bersama Barcelona semakin terbatas pula. Kini, ketika Blaugrana cuma punya satu kesempatan terakhir untuk membuat musim yang kacau jadi indah, Messi memberi peringatan untuk timnya sebelum menjamu Napoli di Camp Nou.
"Beberapa waktu yang lalu saya berkata, sulit untuk memenangkan Liga Champions dan kami belum cukup unp untuk memenangkan La Liga. Jika kami tidak bereaksi dan melakukan perubahan, Barca tidak akan mengalahkan Napoli," terangnya.
Terakhir kali Barcelona juara UCL terjadi pada 2015, atau sudah lima tahun lalu.
Editor: Agung DH