Menuju konten utama

Bappenas Jelaskan Penyebab Tarif Tol Trans Jawa Mahal

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan tarif tol Trans Jawa mahal karena ditentukan dengan pertimbangan investor swasta.   

Bappenas Jelaskan Penyebab Tarif Tol Trans Jawa Mahal
Mobil melintas di jalan tol Jombang-Mojokerto (JOMO) Desa Tampingmojo, Kecamatan Tembelang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin (21/1/2019). ANTARA FOTO/Syaiful Arif/hp.

tirto.id - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menjelaskan penyebab tarif Tol Trans Jawa mahal.

Dia mengatakan sejumlah Tol Trans Jawa dibangun dengan dana investor swasta. Penentuan tarif sejumlah tol Trans Jawa pun harus ditentukan dengan memasukkan pertimbangan investor.

"Jalan tol, karena nature-nya investor swasta, tanpa APBN. Dan ingat [proyek] jalan tol pasti butuh pembebasan lahan. Pembebasan lahan enggak bisa murah," kata Bambang pada Jumat (8/2/2019).

Dia menyatakan hal itu di sela-sela merilis hasil studi Bappenas bersama Asian Development Bank (ADB) bertajuk “Kebijakan untuk Mendukung Pembangunan Sektor Manufaktur di Indonesia 2020-2024” di Jakarta Pusat.

Bambang menjelaskan penetapan tarif tol perlu didasari banyak pertimbangan. Untuk penurunan tarif, pemerintah perlu berkoordinasi dengan sejumlah pihak, termasuk operator dan investor.

"Ada mekanismenya. Ada harga yang kemudian harus ditebus kepada pemilik tanah. Jadi ya seperti yang menjadi di [tol] Jawa tadi. Pembebasan lahan mahal dan tidak mudah,” ujar dia.

Berdasar data Badan Pangatur Jalan Tol (BPJT), untuk kendaraan golongan V seperti truk angkutan logistik, tarif tol untuk rute Jakarta-Surabaya mencapai Rp1.382.500. Tarif itu sempat dikeluhkan mahal oleh para pengusaha angkutan logistik.

Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) pun meminta tarif tol Trans Jawa untuk golongan V turun 20 persen. Wakil Ketua Umum Aptrindo Nofrisel menilai penetapan tarif baru tol Trans Jawa berdampak signifikan terhadap pengeluaran harian pengusaha truk.

Oleh karena itu, banyak pengemudi angkutan logistik kini justru menghindari jalan tol Trans Jawa dan beralih ke jalur Pantura.

"Kami merasakan adanya implikasi cost yang naik di struktur cost kami. Manage-nya yang tidak bisa karena komponen tol cukup signifikan pengaruhnya terhadap struktur biaya kami," ujar Nofrisel usai pertemuan para pengusaha logistik dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution pada Rabu lalu (6/2/2019).

Ia menyebut, biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar tarif tol saat ini bisa mencapai Rp1 juta lebih per hari. Jumlah ini dua kali lipat lebih besar dari yang sebelumnya hanya di kisaran Rp500-600 ribuan.

"Belum lagi biaya bensinnya," ucap Nofrisel.

Baca juga artikel terkait TOL TRANS JAWA atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom