Menuju konten utama

Bank Dunia Dukung Pendanaan Energi RI hingga 1,6 Miliar Dolar AS

Bank Dunia berkomitmen mendukung kebijakan Indonesia yaitu keamanan pangan dan transisi energi dengan pendanaan 1,6 miliar dolar AS.

Bank Dunia Dukung Pendanaan Energi RI hingga 1,6 Miliar Dolar AS
Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa (kanan) menunjukkan Refused Derived Fuel (RDF) yang dimanfaatkan untuk proses pembakaran dengan mesin uap di sebuah pabrik di Denpasar, Bali, Jumat (8/4/2022). ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/wsj.

tirto.id - Presiden Joko Widodo bertemu dengan delegasi Bank Dunia yang terdiri atas Axel van Trotsenburg selaku Managing Director of Operations, Manuela V. Ferro selaku Regional Vice President East Asia and Pacific, serta Satu Kahkonen selaku Country Director Indonesia and Timor-Leste, di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/7/2022).

Usai pertemuan tersebut, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Suharso Monoarfa yang ikut hadir dalam pertemuan mengatakan Bank Dunia menyatakan komitmen untuk mendukung kebijakan Indonesia dalam hal keamanan pangan dan transisi energi, termasuk memuji Indonesia yang telah menyiapkan peta jalan untuk ekonomi hijau ke depan. Bank Dunia berencana untuk membiayai hingga 1,6 miliar dolar AS.

"Sudah dilakukan secara bertahap dan kemudian juga telah menyatakan komitmen Bank Dunia mendukung pembiayaan di energi, blue economy, food security, mangrove, dan climate change, kira-kira sekitar 1,6 miliar dolar AS," kata Suharso selepas pertemuan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/7/2022).

Suharso juga mengatakan Bank Dunia merespons positif perkembangan ekonomi Indonesia. Bank Dunia menilai Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen di tengah situasi yang sulit. Suharso pun menyebut Indonesia berupaya mencapai angka di atas 5 persen.

"Mudah-mudahan bisa mencapai di atas 5 persen pada tahun ini dan kita sudah buktikan pada setidak-tidaknya semester pertama ini mungkin mendekati di atas 5,1 persen," tutur Suharso.

Bank Dunia, kata Suharso, juga menyarankan Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonominya dari sumber-sumber lain, misalnya, dari ekspor. Di sisi ekspor, Bank Dunia menilai perlu sebuah reformasi struktural yang dapat menekan tarif.

"Jadi tarif barrier itu kalau bisa dikurangi dan dengan demikian Indonesia punya sumber pertumbuhan yang lain selain investasi yang sekarang sudah dilakukan," ucap Suharso.

Suharso menambahkan, delegasi Bank Dunia juga menaruh banyak harapan pada Indonesia dalam presidensi G20 kali ini. Ia pun mengatakan, agar ada tindak lanjut setelah pertemuan G20 di Bali.

"(Bank Dunia) menaruh banyak harapan yang dapat dilakukan Indonesia dengan kesempatan presidensi ini. Kemudian Bapak Presiden mengatakan, berharap nanti ada komunikasi yang bisa dihasilkan dalam pertemuan akan datang di Bali," ujar Suharso.

Baca juga artikel terkait PERUBAHAN IKLIM atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Anggun P Situmorang