Menuju konten utama
Pandemi COVID-19

Bambang Sebut GeNose & RT-LAMP jadi Solusi Ketergantungan Alat PCR

Menristek Bambang sebut solusi untuk mengurangi ketergantungan alat PCR dalam testing COVID-19, yaitu GeNose & RT-LAMP.

Bambang Sebut GeNose & RT-LAMP jadi Solusi Ketergantungan Alat PCR
Menristek/Badan Ristek dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (8/9/2020). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/foc,

tirto.id - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro melaporkan dua solusi untuk mengurangi ketergantungan alat polymerase chain reaction (PCR) dalam testing COVID-19. Hal tersebut disampaikan Bambang usai rapat bersama Presiden Jokowi secara daring, Senin (12/10/2020).

“Untuk membantu screening yang lebih akurat, sekaligus membantu testing, kami laporkan kepada Bapak Presiden dua inovasi yang berasal dari dalam negeri yang diperkirakan nanti bisa menjadi solusi. Solusi untuk mengurangi ketergantungan terhadap PCR test, dan juga solusi untuk screening yang lebih baik," kata Bambang.

Solusi pertama yang ditawarkan adalah penggunaan alat screening bernama GeNose. Alat yang berasal dari inovasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini diklaim bisa mendeteksi keberadaan COVID-19 dengan hembusan nafas.

Mantan Menteri Bappenas ini pun menyebut hasil tes bisa diketahui dalam waktu 2 menit. Alat GeNose pun, kata Bambang, sudah diujikan tahap pertama di sejumlah rumah sakit Yogyakarta dengan tingkat akurasi 97 persen.

“Saat ini kami sedang melakukan uji klinis yang lebih luas lagi di berbagai rumah sakit sehingga kalau tingkat akurasinya tinggi mendekati 100% maka GeNose ini bisa menjadi solusi screening yang nantinya akan mengurangi ketergantungan terhadap PCR test," kata Bambang.

Inovasi kedua adalah alat rapid swab test buatan LIPI bernama Reverse Transcription loop-mediated isothermal amplification (RT-LAMP). Alat ini, kata Bambang, bisa mengetahui hasil tanpa perlu memakan waktu. Tes pun tidak perlu dilakukan di laboratorium BSL 2.

Rapid swab test ini tentunya juga bisa menjadi solusi bagi rumitnya testing yang menggunakan PCR ya. Jauh lebih cepat, lebih murah dan juga tingkat akurasinya sangat bisa dipertanggungjawabkan," kata Bambang.

Di saat yang sama, Bambang juga melaporkan produksi rapid test buatan dalam negeri. Saat ini, kata Bambang, produksi alat rapid test sudah mencapai 350 ribu alat per bulan.

Ia menuturkan, Indonesia sudah mulai memproduksi 1-2 juta per bulan pada bulan depan karena melibatkan sekitar 4 perusahaan swasta. Presiden pun menginstruksikan agar Indonesia menggunakan rapid test dalam negeri.

“Arahan Bapak Presiden meminta agar penggunaan rapid test untuk COVID-19 ini benar-benar mengutamakan yang hasil inovasi atau produksi dalam negeri ini untuk bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan impor rapid test yang kita telah lakukan di awal masa pandemi ini," kata Bambang.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz