Pendidikan Moral Pancasila (PMP) di masa Orde Baru mengalami kegagalan yang mengakar. Praktik manipulasi pendidikan moral hanya menguntungkan penguasa.
S.K. Trimurti mengagumi dan berguru kepada Bung Karno. Namun ia tetap melancarkan kritik kepada presiden lewat surat kabar Harian Rakjat dan jurnal Api Kartini.
Pasca G30S, sejumlah organisasi onderbouw PKI bernasib nahas, termasuk Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) yang ribuan anggotanya menjadi tahanan politik Orde Baru.
Soeharto rajin memberikan batik sebagai cendera mata bagi para tamu negara, sementara yang pertama kali mewajibkan PNS berseragam batik adalah Ali Sadikin.
"Sebagian unsur pemerintah Jepang ingin melakukan pembenaran terhadap kelakuan Jepang dengan mengatakan bahwa alasan berperang adalah untuk menolong kemerdekaan. Itu menurut saya bohong."
Perjuangan Kartini menempuh ilmu di Belanda dikhawatirkan dapat mendorong kelahiran kaum proletariat kerah putih pribumi yang suka menunjuk keburukan sosial di Hindia Belanda.
Jika tidak direvisi, ucapan Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, yang meminta petani bekerja 24 jam, rentan dianggap tak ubahnya sistem tanam paksa seperti zaman kolonial.