Menuju konten utama

Aset BNI Bertambah Jadi Rp808 Triliun pada 2018, Tumbuh 14 Persen

Aset BNI tumbuh 14 persen secara tahunan pada 2018. Hingga akhir 2018, BNI tercatat memiliki aset senilai Rp808,57 triliun.  

Aset BNI Bertambah Jadi Rp808 Triliun pada 2018, Tumbuh 14 Persen
Ilustrasi promo bunga bank. ANTARA/Yudhi Mahatma

tirto.id - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mengumumkan aset milik perusahaan perbankan plat merah itu bertambah menjadi Rp808 triliun pada 2018.

Direktur Kepatuhan BNI Endang Hidayatullah menyatakan penambahan aset BNI yang melampaui nilai Rp800 triliun tersebut merupakan yang pertama kalinya.

"Tepatnya Rp808,57 triliun atau tumbuh 14,0 persen [yoy] dibandingkan 2017 yang mencapai Rp709,33 triliun," kata Endang di Kantor Pusat BNI, Jakarta Pusat pada Rabu (23/1/2019).

Pertumbuhan aset BNI pada 2018 tersebut juga jauh melampaui capaian rata-rata industri perbankan nasional, yakni 9,1 persen (yoy) per November 2018.

Endang menjelaskan penambahan aset itu tercapai berkat peningkatan kinerja anak perusahaan BNI yang positif selama 2018.

BNI group memiliki 5 perusahaan anak yang meliputi: BNI Syariah, BNI Life, BNI Multifinance, BNI Sekuritas dan BNI Asset Management.

"Kelima perusahaan ini pada 2018 mampu memberikan kontribusi 9,24 persen terhadap total laba BNI konsolidasian," kata dia.

BNI Raup Laba Bersih Rp15,02 triliun pada 2018

Laba bersih BNI pada 2018 juga tercatat tumbuh 10,3 persen dibanding tahun sebelumnya. Pada 2018, laba bersih BNI mencapai Rp15,02 triliun. Sementara pada 2017, hanya Rp13,62 triliun.

Endang menyatakan peningkatan laba bersih BNI itu ditopang oleh pertumbuhan kredit menjadi senilai Rp512,78 triliun pada 2018. Angka penyaluran kredit BNI itu melampaui capaian pada 2017, yakni Rp441,31 triliun.

Pertumbuhan kredit BNI itu membuat pendapatan bunga bersih perseroan naik 11,0 persen (yoy) pada 2018, yakni dari Rp31,94 triliun menjadi Rp35,45 triliun.

“Bunga bersih tersebut menjadi sumber pertumbuhan laba bersih BNI yang utama," kata Endang.

Pertumbuhan laba bersih BNI juga ditopang peningkatan pendapatan non-bunga 5,2 persen (yoy) pada 2018, yaitu dari Rp11,04 triliun menjadi Rp11,61 triliun.

Endang menambahkan pertumbuhan pendapatan non-bunga didorong oleh peningkatan kontribusi fee dari trade finance, pengelolaan rekening dan fee bisnis kartu.

"Pencapaian laba bersih BNI ini juga didukung dari membaiknya kualitas aset, ditunjukkan oleh NPL Gross yang membaik dari akhir 2017 sebesar 2,3 persen menjadi 1,9 persen di akhir 2018," ujar dia.

Menurut Endang BNI mampu menekan creditcost dari 1,6 persen pada 2017 menjadi 1,4 persen pada 2018. Di sisi lain, coverage ratio meningkat dari 148,0 persen (2017) menjadi 152,9 persen pada 2018.

Baca juga artikel terkait BANK BNI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Addi M Idhom