Menuju konten utama

Apa Saja Penyebab Penyakit Akibat Kerja dari Golongan Fisik?

Penyebab penyakit akibat kerja dari golongan fisik di antaranya suara bising karena alat-alat industri hingga radiasi.

Apa Saja Penyebab Penyakit Akibat Kerja dari Golongan Fisik?
ilustrasi kerja lembur. FOTO/Istimewa

tirto.id - Bekerja adalah kebutuhan yang harus dilakukan untuk mendapatkan penghasilan agar bisa memenuhi kebutuhan hidup keseharian manusia. Selain itu, bekerja juga bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri seseorang.

Namun, menurut laman Kementerian Kesehatan, bekerja itu bukan berarti tanpa risiko. Ada bahaya potensial yang rentan menyebabkan gangguan kesehatan bagi pekerjanya.

Bahaya potensial itu bisa berasal dari lingkungan kerja, cara kerja, ataupun alat kerja yang digunakan saat bekerja.

Menurut laporan WHO Expert Committee berjudul Identification and Control of Work-Related Diseases, ketika industrialisasi mulai mengalami kemajuan di negara-negara berkembang, juga munculnya mekanisasi pada sektor pertanian dan otomatisasi alat-alat industri pada negara-negara industri, maka munculah berbagai macam gangguan kesehatan.

Berbagai gangguan kesehatan yang muncul akibat semakin majunya dunia itu, juga amat berkaitan erat dengan jumlah waktu seseorang, atau pekerja, melakukan pekerjaannya. Ketika seorang pekerja makin lama terekspos dengan alat-alat kerja yang ia gunakan, maka akan semakin besar pula risiko gangguan kesehatan yang ia dapatkan.

Menurut laporan WHO Expert Committee, ketika berbagai risiko pekerjaan yang berhubungan dengan elemen fisik, kimia, serta elemen-elemen biologis ini melampaui batas-batas yang sudah ditentukan, atau melebihi kemampuan seorang pekerja secara personal, maka beragam hal itu akan menjadi gangguan pekerjaan yang dapat mengancam kesejahteraan pekerja, baik secara fisik maupun psikis.

Penyebab penyakit akibat kerja dari golongan fisik

Seperti yang sudah disebutkan oleh laporan WHO sebelumnya, gangguan pekerjaan yang dapat mengancam kesejahteraan pekerja itu disebut sebagai penyakit akibat pekerjaan (PAK).

Menurut laman Kementerian Kesehatan, penyakit akibat kerja ini adalah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pekerjaan dan, atau oleh lingkungan kerja.

Guna menentukan dan mendiagnosis PAK, ada 7 langkah diagnosis yang harus dilakukan oleh petugas yang berwenang, 7 langkah diagnosis itu mencakup:

- Penentuan diagnosis klinis

- Mengidentifikasi pajanan (eksposur/paparan) yang dialami pekerja di tempat kerja

- Penentuan hubungan antara pajanan (eksposur/paparan) dengan diagnosis klinis

- Besarnya pajanan (eksposur/paparan) dengan alat-alat kerja

- Faktor individu yang berperan

- Memastikan tidak ada faktor lain yang berpengaruh di luar pekerjaan utama

- Penentuan diagnosis okupasi

Petugas yang berwenang melakukan diagnosis yang spesifik pada pekerjaan tertentu adalah dokter umum. Sementara petugas yang berwenang mendiagnosis berbagai penyakit akibat kerja adalah Dokter Spesialis Okupasi, yang mendapat rujukan dari fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL).

Setelah didiagnosis, salah satu penyebab penyakit akibat kerja ini bisa berasal dari golongan fisik. Seperti dilansir dari laman Kementerian Kesehatan, penyebab PAK dari golongan fisik itu di antaranya adalah:

- Bising, yang salah satunya ditimbulkan oleh alat-alat industri.

- Getaran, yang salah satunya juga disebabkan oleh alat-alat kerja yang beroperasi.

- Radiasi pengion atau radiasi ionisasi.

- Radiasi non pengion atau radiasi non ionisasi.

- Tekanan udara, yang salah satunya disebabkan oleh alat-alat kerja yang beroperasi.

- Suhu ekstrem, yang salah satunya disebabkan oleh lingkungan geografis tempat seorang pekerja bekerja, atau bisa jadi suhu ruangan tempat ia bekerja amat berbeda dengan suhu ketika si pekerja berada di luar ruang bekerja.

Setelah PAK dari golongan fisik ini didiagnosis, maka selanjutnya, pihak yang berwenang dapat menggunakan hasil diagnosis itu untuk membatasi kecacatan dan kematian pekerja di tempat kerja, melindungi serta memenuhi berbagai hak pekerja.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Nur Hidayah Perwitasari