Menuju konten utama

Apa Itu Tirakat di Kasus Meninggalnya Pedagang di Parangkusumo?

Seseorang ditemukan meninggal dunia di Bantul, Yogyakarta, diduga karena melakukan tirakat. Apa itu arti tirakat?

Apa Itu Tirakat di Kasus Meninggalnya Pedagang di Parangkusumo?
Ilustrasi prosesi labuhan di Pantai Parangkusumo, Bantul, Yogyakarta, Selasa (21/2/2023). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko/foc.

tirto.id - Jasmali (60), warga asal Pemalang, Jawa Tengah, ditemukan meninggal dunia di Kali Mati, Pantai Parangkusumo, Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, pada Sabtu, 2 September 2023. Diduga, pria yang diketahui sebagai pedagang itu tewas setelah melaksanakan ritual tirakat berpuasa selama 7 hari.

Menurut Kasi Humas Polres Bantul, Iptu I Nengah Jeffry Prana Windnyana, JS meninggal mendadak di Kali Mati pada Sabtu sore sekitar pukul 18.00 WIB.

Berdasarkan keterangan sejumlah saksi, JS diketahui menjalani ritual tirakat bersama beberapa orang lainnya dari Cilacap dan Pemalang. Ritual tirakat yang dijalankannya yakni berpuasa selama 7 hari atau puasa ngebleng sejak pekan lalu.

Pada saat hendak menyelesaikan ritual tirakat tersebut, JS sempat meminta rekannya untuk membelikan air kelapa muda. Nahas, tak lama dari itu JS dilaporkan meninggal dunia.

Rekan korban kemudian meminta tolong kepada sopir mobil jip dan melaporkannya ke Pos SAR Linmas Wilayah 3.

Saat tim evakuasi sampai di lokasi, Tim Inafis Polres Bantul dan dokter Puskesmas Kretek tidak menemukan adanya indikasi kekerasan penyebab JS meninggal dunia.

Jenazah korban telah dibawa ke Polres Kretek dan diberitahukan kepada pihak keluarga korban untuk disemayamkan.

Apa Arti Tirakat Sebenarnya?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tirakat diartikan sebagai suatu tindakan menahan hawa nafsu seperti puasa serta berpantangan makan sesuatu atau melakukan sesuatu.

Tirakat banyak diartikan juga sebagai sebuah tindakan untuk mengasingkan diri ke tempat yang sunyi atau tidak banyak dilalui orang.

Dalam kultur Islami, tirakat berasal dari kata thariqah yang berarti “suatu jalan”. Secara harfiah, tirakat dimaknai suatu usaha yang dilakukan lewat media amalan tertentu untuk semakin mendekatkan diri dengan sang pencipta.

Orang-orang yang menjalankan tirakat dipandang sebagai seseorang yang meninggalkan sesuatu yang bersifat duniawi guna mencapai tujuan akhirat yang kekal.

Istilah tirakat ini sebenarnya bukan istilah yang asing terdengar terutama di kalangan para santri. Pelaksanaan tirakat ini dipercaya dapat mendorong seseorang untuk melatih hawa nafsu agar hidup semakin istiqomah dalam beribadah.

Ada sebuah paradigma yang menyatakan bahwa tirakat ini tak hanya berasal dari kata thariqoh. Adapula yang mempercayai bahwa tirakat ini sama dengan riyadhlah atau diartikan olahraga jiwa.

Tirakat yang berasal dari thariqoh biasanya ditempuh dengan cara merutinkan amalan tertentu sebagai jalan untuk meraih suatu tujuan mulia. Sementara tirakat menurut riyadhlah dilakukan dengan prinsip menahan atau meninggalkan hawa nafsu guna mengasah batin.

Selain itu, pelaksanaan tirakat juga ditempuh dengan cara berpuasa untuk meninggalkan nafsu makan yang melampaui batas, membaca Al-Quran untuk meninggalkan nafsu yang tidak berguna, zikir untuk meninggalkan nafsu dan melunakkan hati, atau dengan hidup sederhana.

Akan tetapi, kendati tirakat banyak dikaitkan dengan sunnah rasul yakni berpuasa, tirakat tidak dianjurkan untuk kepentingan tertentu yang sifatnya duniawi, melainkan dikhususkan untuk tujuan mulia sebagai bekal di akhirat kelak.

Jika tirakat ditujukan selain sang pencipta dan menjalankan ibadah sunnah, maka esensial tirakat atau thariqoh itu sendiri akan melenceng bahkan dapat berpotensi sesat atau tidak sesuai ajaran agama.

Baca juga artikel terkait URGENT atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto