Menuju konten utama

Apa itu Inner Child dan Bagaimana Cara Menemukannya?

Inner child adalah konsep yang menggambarkan sikap kekanak-kanakan pada seseorang. Ia dibentuk oleh pengalaman masa silam. Bagaimana cara menemukannya?

Apa itu Inner Child dan Bagaimana Cara Menemukannya?
Ilustrasi inner child. foto/istocpkhoto

tirto.id - Meskipun usia terus bertambah, ada bagian dalam diri seseorang yang tetap muda dan tidak menua, yakni inner child atau sikap kekanak-kanakan yang dimiliki setiap individu. Apa pengertian inner child dan bagaimana cara menemukan dan mengendalikannya?

Istilah inner child menjadi populer di media sosial berkat kiprah BTS, grup band asal Korea yang mengeluarkan album bertajuk Map of the Soul: 7 (2020). Album musik ini menceritakan tentang kesehatan mental.

Salah satu lagunya berjudul "Inner Child" yang mengisahkan masa kecil salah satu personel BTS yang pernah terluka. Setelah ia beranjak dewasa, ia berusaha berdamai dengan luka batin masa kecil tersebut.

Secara definitif, inner child sendiri adalah sebuah konsep yang menggambarkan sikap atau sifat kekanak-kanakan seseorang. Ia dibentuk oleh pengalaman masa silam, baik itu kejadian positif, rasa trauma, pengabaian, hingga kehilangan orang terkasih.

Term inner child ini disampaikan oleh Carl Gustav Jung sebagai arketipe yang mempengaruhi kepribadian seseorang. Menurut Jung, inner child merujuk pada pengalaman masa silam, kenangan kanak-kanak, keluguan, keinginan bermain, hingga harapan (optimis/pesimis) pada masa depan.

Karena itu juga, meskipun seseorang sudah matang secara usia, kadang kala ketika ia dihadapkan dengan suatu peristiwa yang memiliki kaitan dengan masa kecilnya, ia akan bertingkah seperti kanak-kanak lagi.

Sebagai misal, anak-anak yang sering diabaikan orang tua atau pengasuhnya di masa kecil, bisa jadi di waktu dewasa kesulitan membangun komitmen dengan pasangannya.

Ketika mereka berhubungan dekat dengan significant other, ada pengalaman masa lalu (yang mungkin membayanginya) bahwa orang tersayang suatu saat akan meninggalkannya lagi, berdasarkan pengalaman masa kanak-kanak ia sering ditinggalkan orang tuanya.

Inner child seseorang berbeda dari orang lain karena keberagaman pengalaman masa kanak-kanak yang kita rasakan. Selain itu, sangat susah untuk menentukan, pengalaman mana di masa lalu yang membentuk kepribadian kita hari ini.

Cara Menemukan Inner Child dalam Diri Masing-masing

Berikut ini beberapa tips untuk menemukan inner child dalam diri masing-masing, sebagaimana dilansir Healthline.

1. Berpikiran terbuka

Untuk menemukan inner child, kita harus berpikiran terbuka bahwa kepribadian kita sekarang dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil.

Sifat seseorang tidak lahir begitu saja, melainkan memiliki akar ke masa kecilnya. Misalnya, seseorang yang pemarah bisa jadi karena asuhan masa kecil dari orang tua yang juga pemarah.

Menyadari hal itu, seseorang sebenarnya memiliki kuasa untuk mengubah sifat dan perilakunya.

Jika ia merasa bahwa pengasuhan turut berpengaruh dan tidak ingin anaknya kelak juga menjadi pemarah, ia harus bisa mengendalikan emosinya, tidak serta merta terbawa pada temperamennya itu.

2. Belajar pada anak kecil

Anak kecil adalah sosok paling jujur dalam kehidupan, mereka mudah mengungkapkan emosi, ekspresif, dan juga lekas menemukan kebahagiaan pada hal-hal kecil.

Dari anak kecil, kita dapat merefleksikan kembali kehidupan orang-orang dewasa yang sering kali dipenuhi hipokrisi.

Belajar langsung kepada anak kecil dapat dilakukan dengan berinteraksi dengan mereka. Jika Anda belum memiliki anak, cobalah untuk bermain dengan anak-anak kerabat Anda untuk memperoleh pengalaman berharga ini.

3. Mengenang kembali memori masa kecil

Merenungkan kembali pengalaman masa kecil membantu kita menemukan benang merah atas sifat dan kepribadian kita sekarang.

Jika orang tua, saudara kandung, atau teman masa kecil memiliki cerita untuk dibagikan, kenangan ini mungkin membangkitkan perasaan dan kenangan yang mungkin kita lupakan.

Strategi lain untuk mengenang masa kecil adalah dengan teknik visualisasi, misalnya dengan membuka album foto lama dan mengingat kembali momen-momen ketika foto itu diambil.

Ketika melihat foto-foto itu, bayangkan keadaan ketika kita berada di sana, tempat yang dikunjungi, bersama siapa, serta apa yang kita lakukan dan rasakan.

Jika masa lalu Anda bahagia, Anda dapat mengalirkan rasa senang itu ke keadaan sekarang.

Sementara itu, jika masa silam itu menyisakan luka atau beban traumatis, setidaknya kita berusaha menghadapi dan menerima pengalaman pahit tersebut agar menjadi lebih tabah dan kuat menghadapi masa depan.

4. Meluangkan waktu mengerjakan aktivitas yang dulu Anda sukai waktu kecil

Sewaktu kecil, kerap kali kita melakukan banyak hal bukan karena ada motif atau tujuan lain, mungkin hanya ingin melakukannya untuk bersenang-senang.

Salah satu cara untuk mengenal lebih dalam inner child adalah dengan melakukan kembali aktivitas-aktivitas menyenangkan tersebut, misalnya memancing, mengerjakan kerajinan tangan, melukis, dan sebagainya.

Bangkitkan emosi bahagia tersebut dan kenali kembali kreativitas kanak-kanak yang positif untuk bersentuhan dengan inner child Anda.

5. Berkomunikasi dengan inner child

Cara terbaik untuk menemukan inner child adalah berkomunikasi dengan diri sendiri, berkomunikasi dengan jiwa kanak-kanak Anda.

Jika Anda memiliki trauma, menulis tentang trauma itu dapat membantu Anda terhubung dengan pengalaman masa silam.

Akan tetapi, berhati-hatilah dengan kritik dari dalam diri Anda. Meskipun suara inner child layak didengar, jangan sampai berlarut-larut pada kesedihan atau beban traumatis yang dulu pernah dirasakan.

Jika Anda merasa bahwa ada beban masa kecil yang belum selesai dan tak bisa diatasi sendiri, ada baiknya berkomunikasi dengan ahli, baik itu psikolog atau psikiater.

Baca juga artikel terkait INNER CHILD atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya