Menuju konten utama

Apa itu Guilt Trip dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari?

Guilt Trip bisa digambarkan ketika seseorang harus bertanggung jawab atas sesuatu.

Apa itu Guilt Trip dan Contohnya dalam Kehidupan Sehari-Hari?
Ilustrasi. Foto/iStock

tirto.id - Rasa bersalah bisa menjadi senjata atau motivasi utama bagi seseorang untuk melakukan sesuatu. Salah satu bentuk dari perasaan bersalah adalah perjalanan rasa bersalah atau guilt trip.

Maksud dari guilt Trip bisa digambarkan ketika seseorang harus bertanggung jawab atas sesuatu, padahal hal tersebut bukan sepenuhnya adalah salahnya atau bahkan dia tidak salah sama sekali.

Kendati begitu, menurut Healthline, perasaan bersalah itu umumnya akan menghalangi komunikasi yang sehat dan solusi dari konflik. Rasa bersalah seringkali menimbulkan perasaan dendam dan frustrasi.

Apa Itu Guilt Trip?

Guilt trip umumnya bisa menyebabkan orang lain merasa bersalah atau membuatnya merasa bertanggung jawab untuk mengubah perilaku.

Lantaran rasa bersalah dapat menjadi modus yang kuat dari perilaku manusia, maka seseorang dapat menggunakannya sebagai alat untuk mengubah cara orang lain berpikir, merasa, dan berperilaku.

Tidak jarang hal ini melibatkan seseorang bersandar pada sesuatu yang sudah membuat orang lain merasa bersalah. Dalam kasus lain, guilt trip justru membuat seseorang dimanipulasi.

Contoh dari guilt trip, yaitu ketika seseorang dibuat merasa buruk oleh orang lain terkait hal yang telah dilakukan. Kemudian, rasa bersalah itu membuat seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu untuk mereka.

Lantas, ia memilih keputusan yang berisi akibat dari rasa bersalah itu. Lantas, apa saja tanda-tanda dari guilt trip?

Tanda-Tanda Guilt trip

Perjalanan rasa bersalah bisa disengaja, tapi bisa juga tidak disengaja. Terkadang perilaku ini mudah disadari, tetapi juga bisa jauh lebih halus dan sulit dideteksi.

Beberapa tanda utama bahwa orang lain mungkin membuat seseorang merasa bersalah, yaitu:

    • Membuat komentar yang menunjukkan bahwa Anda belum melakukan pekerjaan sebanyak yang telah mereka lakukan.
    • Mengungkit kesalahan yang pernah dilakukan pada masa lalu.
    • Mengingatkan seseorang tentang bantuan yang telah mereka lakukan di masa lalu.
    • Bertingkah seolah-olah mereka marah tetapi kemudian menyangkal bahwa ada masalah.
    • Menolak untuk berbicara dan memilih diam.
    • Menjelaskan melalui bahasa tubuh, nada suara, dan ekspresi wajah mereka bahwa mereka tidak setuju dengan apa yang Anda lakukan.
    • Menyarankan agar Anda "berutang" kepada mereka.
    • Terlibat dalam perilaku pasif-agresif.
    • Membuat komentar sarkastis tentang upaya atau kemajuan Anda.
Guilt trip umumnya terjadi pada seseorang dengan hubungan emosional yang dalam dan erat terhadap lawan bicaranya. Lalu bagaimana cara merespons guilt trip?

Cara Merespons Guilt Trip

Sejumlah solusi dapat digunakan untuk menghadapi guilt trip. Beberapa langkah yang dapat dilakukan, yaitu;

1. Terima permintaannya

Biarkan mereka tahu bahwa mereka dipahami. Kemudian, menanggapi dengan empati dan membuat mereka merasa bahwa mereka tidak diabaikan begitu saja.

Dalam hal ini, memvalidasi emosi mereka dapat membantu mengurangi intensitas dari gult trip.

2. Ceritakan apa yang sedang dirasakan

Ceritakan bahwa Anda juga melihat cara mereka mencoba agar hal yang diinginkan bisa terlaksana dengan cara manipulatif. Beri tahu bahwa komunikasi dengan cara itu akan menimbulkan kebencian dan sarankan bentuk komunikasi yang lebih efektif.

3. Buat batasan

Pastikan kalau Anda membuat batasan kepada mereka dan beri tahu pula konsekuensi jika batasan itu dilanggar.

Jika orang lain terus mencoba memanipulasi Anda dengan perasaan bersalah, kurangi komunikasi dengannya atau bahkan pertimbangkan untuk mengakhiri hubungan, demikian seperti yang dilansir dari Very Well Mind.

Baca juga artikel terkait GUILT TRIP atau tulisan lainnya dari Ega Krisnawati

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Ega Krisnawati
Penulis: Ega Krisnawati
Editor: Dhita Koesno