tirto.id - Pembalap Marc Marquez mengalami gangguan penglihatan ganda atau diplopia, usai mengalami kecelakaan saat sesi pemanasan Grand Prix Indonesia di Mandalika pada Minggu (20/3) lalu.
Dilansir dari Antara Selasa (22/3), juara MotoGP enam kali itu mengalami kecelakaan di tikungan tujuh yang membuatnya melayang ke udara untuk mendarat dengan keras di tepi.
Kepalanya terbentur tetapi terhindar dari cedera serius saat sepeda motornya yang berputar-putar di udara namun tak mengenai dirinya.
Marquez tidak membalap setelah dinyatakan tidak fit. Pebalap berusia 29 tahun itu mengalami episode serupa akhir musim lalu setelah gegar otak yang dideritanya dalam kecelakaan selagi latihan dan mengaku disarankan dokter agar tak melanjutkan balapan.
"Sepertinya saya mengalami deja vu," kata Marquez dalam Twitter. "Selama perjalanan kembali ke Spanyol, saya merasa tidak nyaman dengan penglihatan saya dan kami memutuskan mengunjungi Dr. Sanchez Dalmau yang memastikan saya mengalami lagi episode diplopia."
"Untungnya, itu tidak separah cedera yang saya alami saat akhir tahun lalu. Tapi kini saatnya beristirahat dan menunggu sampai sejauh ini cedera ini."
Honda mengatakan Marquez sudah menjalani pemeriksaan medis di Madrid untuk mengevaluasi semua memar yang disebabkan oleh kecelakaan itu dan MRI otak yang memastikan dia tidak mengalami cedera lain.
Apa Itu Diplopia seperti yang dialami Marquez?
Laman Medical News Today menjelaskan, diplopia atau penglihatan ganda adalah masalah mata yang menyebabkan seseorang melihat satu benda namun tampak seperti dua benda.
Orang sering salah mengira diplopia sebagai penglihatan kabur. Dalam kondisi tertentu, penderita diplopia bisa membaik jika mengarahkan objek mendekati atau menjauhi wajah, menyipitkan mata, atau menambah vahaya di dalam ruangan.
Diplopia dapat mempengaruhi satu atau kedua mata. Diplopia dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Diplopia Binokular
Gangguan penglihatan ganda yang terjadi pada kedua mata. Seseorang dengan diplopia binokular melihat dua bayangan hanya ketika kedua matanya terbuka.
2. Diplopia Monokular
Gangguan penglihatan ganda yang hanya terjadi pada satu mata. Kondisi akan terus berlanjut bahkan saat mata yang normal tertutup.
Pada diplopia monokular, bayangan ganda tetap ada meskipun mata yang lain tertutup. Sementara, jika seseorang memiliki diplopia binokular, penglihatan ganda dapat muncul baik secara vertikal (atas ke bawah) atau horizontal (sisi ke sisi).
Kedua jenis diplopia bisa bersifat sementara atau juga permanen, tergantung dari penyebabnya.
Penyebab Diplopia
Setiap mata menciptakan gambarnya sendiri. Otak menggabungkan representasi dari setiap mata dan melihatnya sebagai satu gambaran yang jelas.
Mata harus bekerja sama untuk menciptakan persepsi yang mendalam terhadap objek yang dilihatnya.
Apa pun yang mengganggu proses ini, dapat menyebabkan diplopia. Ini bisa berupa kerusakan saraf atau otot.
Penyakit tertentu dapat melemahkan otot-otot yang menggerakkan mata dan menghasilkan penglihatan ganda.
Kerusakan pada otot yang menggerakkan mata atau saraf yang mengontrol gerakan mata dapat membuat bayangan ganda.
Kerusakan pada bagian mata tertentu, seperti lensa atau kornea, juga dapat menyebabkan diplopia.
Penyebab diplopia binokular
Penyebab umum dari penglihatan ganda binokular adalah juling atau strabismus. Kondisi ini terjadi ketika mata tidak sejajar dengan benar.
Strabismus relatif sering terjadi pada anak-anak. Namun, kondisi tersebut tidak selalu mengakibatkan penglihatan ganda.
Strabismus menyebabkan mata melihat ke arah yang sedikit berbeda. Kondisi ini mungkin karena mata yang terkena mengalami kesulitan sebagai berikut:
- mereka lumpuh atau lemah
- mereka memiliki gerakan terbatas
- mereka terlalu kuat atau terlalu aktif
- saraf yang mengendalikan otot mata memiliki kelainan
Terkadang, juling dapat kembali di kemudian hari untuk orang yang memiliki juling saat kecil. Dalam beberapa kasus, perawatan juling juga dapat menyebabkan penglihatan ganda.
Ini terjadi karena otak telah menekan sinyal dari salah satu mata dalam upaya menghindari penglihatan ganda.
Kondisi lain yang dapat menyebabkan penglihatan ganda meliputi:
- Disfungsi tiroid: Kelenjar tiroid ada di leher dan menghasilkan hormon yang disebut tiroksin. Perubahan fungsi tiroid dapat mempengaruhi otot-otot eksternal yang mengontrol mata. Ini termasuk oftalmopati
- Graves, di mana mata bisa tampak menonjol karena lemak dan jaringan menumpuk di belakang mata.
- Stroke atau serangan iskemik transien: Pada stroke, darah gagal mencapai otak karena penyumbatan pada pembuluh darah. Hal ini dapat mempengaruhi pembuluh darah yang mensuplai otak atau saraf yang mengontrol otot mata dan menyebabkan penglihatan ganda.
- Aneurisma: Ini adalah tonjolan di pembuluh darah, dan dapat menekan saraf otot mata.
- Insufisiensi konvergensi: Dalam kondisi ini, mata tidak bekerja sama dengan benar. Penyebabnya tidak diketahui tetapi diduga karena kemampuan neuromuskular (kontrol saraf terhadap fungsi otot) menjadi tidak normal.
- Diabetes: Ini dapat mempengaruhi pembuluh darah yang memasok retina di bagian belakang mata. Ini juga dapat mempengaruhi saraf yang mengontrol gerakan otot mata.
- Miastenia gravis: Kondisi ini dapat menyebabkan kelemahan pada otot, termasuk yang mengontrol mata.
- Tumor dan kanker otak: Tumor atau pertumbuhan di belakang mata dapat mengganggu pergerakan bebas atau merusak saraf optik.
- Multiple sclerosis (MS): MS mempengaruhi sistem saraf pusat, termasuk saraf di mata.
- Mata hitam: Cedera dapat menyebabkan darah dan cairan terkumpul di sekitar mata. Ini dapat memberi tekanan pada mata itu sendiri atau otot dan saraf di sekitarnya.
- Cedera kepala: Kerusakan fisik pada otak, saraf, otot, atau rongga mata dapat membatasi pergerakan mata dan ototnya.
Penyebab diplopia monokular
Dilansir dari WebMd, Diplopia monokular kurang umum terjadi daripada penglihatan ganda binokular. Kondisi berikut dapat menyebabkan diplopia monokular:
- Astigmatisme: Kornea, atau lapisan transparan di bagian depan mata, berbentuk tidak beraturan. Dengan astigmatisme, kornea memiliki dua lekukan di permukaan yang mirip dengan bola bukannya bulat sempurna seperti bola basket.
- Mata kering: Mata tidak menghasilkan cukup air mata atau mengering terlalu cepat.
- Keratoconus: Ini adalah kondisi mata degeneratif yang menyebabkan kornea menjadi tipis dan berbentuk kerucut.
- Kelainan retina: Pada degenerasi makula, misalnya, pusat bidang penglihatan seseorang perlahan-lahan menghilang, dan kadang-kadang terjadi pembengkakan, yang dapat menyebabkan penglihatan ganda pada satu mata.
- Katarak: katarak terkadang dapat menyebabkan penglihatan ganda pada satu mata.
Gejala Diplopia
Menurut laman clevelandclinic, selain penglihatan ganda, diplopia juga dapat dikaitkan dengan gejala lain seperti:
- Sakit kepala.
- Mual (sakit perut atau merasa sakit).
- Pusing.
- Nyeri (termasuk saat Anda menggerakkan mata).
- Penglihatan kabur atau tidak jelas pada satu atau kedua mata.
Cara Mengobati Diplopia
Yang paling penting adalah mengidentifikasi, mencari tahu dan mengobati penyebabnya. Perawatan dan pengobatan diplopia berbeda-beda, tergantung jenis dan penyebabnya.
Jika penyebabnya adalah otot mata yang lemah atau jika otot terjepit karena cedera, maka pembedahan dapat membantu.
Obat-obatan dapat mengobati miastenia gravis juga dapat membantu. Selain itu, pembedahan atau pengobatan yang dapat mengobati penyakit Graves juga bisa menjadi solusi.
Jika penyebabnya adalah diabetes, obat-obatan dan insulin dapat yang mengontrol gula darah dapat digunakan. Untuk diplopia monokular, perawatan seperti Astigmatisme bisa dilakukan.
Astigmatisme adalah menggunakan kacamata korektif atau lensa kontak yang bisa melawan kelengkungan dan memperbaiki jalannya cahaya yang masuk ke mata.
Operasi laser juga bisa membantu membentuk kembali kornea mata. Jika penyebabnya adalah katarak, maka operasi bisa membantu menyembuhkan diplopia.
Sementara, untuk pengobatan diplopia binokular, tergantung pada penyebabnya. Perawatannya meliputi:
- memakai kacamata
- latihan mata
- memakai lensa kontak buram
- memakai penutup mata
- operasi pada otot-otot mata untuk memperbaiki posisinya.
Editor: Iswara N Raditya