tirto.id - Setelah mengalami kebuntuan, pemimpin oposisi, Anwar Ibrahim resmi ditunjuk sebagai Perdana Menteri Malaysia pada hari ini, Kamis, 24 November 2022. Menurut keterangan istana negara, Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah akan melantik Anwar pada pukul 17.00 waktu setempat.
Seperti dikutip The Guardian, selama perjalanan kariernya, Anwar menghabiskan hampir satu dekade di penjara karena kasus korupsi dan sodomi dalam apa yang dia katakan sebagai tuduhan bermotif politik untuk mengakhiri kariernya.
Dalam Pemilu Sabtu lalu, Pakatan Harapan atau Aliansi Harapan yang dipimpin Anwar Ibrahim mendapat 82 kursi parlemen, artinya aliansi itu gagal memegang suara mayoritas di DPR karena membutuhkan sekitar 112 kursi.
Perikatan Nasional atau Aliansi Nasional pimpinan Perdana Menteri Muhyiddin memenangkan 73 kursi. Sedangkan aliansi yang dipimpin oleh Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO), memiliki 30 kursi.
Sekretaris Jenderal UMNO Ahmad Maslan mengatakan badan pembuat keputusan tertinggi partai telah memutuskan untuk mendukung pemerintah persatuan yang tidak dipimpin oleh kubu Muhyiddin. Dia mengatakan partai akan menerima pemerintah persatuan atau bentuk pemerintahan lain yang diputuskan oleh raja.
Raja Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah pada hari Kamis bertemu dengan keluarga kerajaan dari sembilan negara bagian untuk berkonsultasi mengenai kebuntuan karena belum ada keputusan soal Perdana Menteri. Akhirnya, diputuskanlah Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri Malaysia yang baru.
Seperti dikutip Britannica, Anwar Ibrahim adalah politikus kelahiran Penang, Malaysia pada 10 Agustus 1947. Anwar memulai karier politiknya sejak mahasiswa pada akhir 1960-an di Universitas Malaya di Kuala Lumpur ketika dia menjadi pemimpin mahasiswa Islam.
Pada tahun 1971, dia mendirikan Gerakan Pemuda Muslim Malaysia dan menjabat sebagai presidennya. Dia sering berseberangan dengan koalisi Front Nasional (Barisan Nasional atau BN) yang berkuasa dan komponennya yang paling kuat, United Malays National Organization (UMNO).
Namun, pada tahun 1982, Anwar menerima undangan dari perdana menteri saat itu Mahathir bin Mohamad untuk bergabung dengan UMNO dan pemerintahannya. Dari sinilah karier politiknya mulai melesat. Dia menduduki sejumlah jabatan penting.
Anwar pernah menjabat sebagai menteri kebudayaan, pemuda, dan olahraga (1983), menteri pertanian (1984), dan menteri pendidikan (1986–91). Kemudian diangkat menjadi menteri keuangan (1991–98) dan wakil perdana menteri (1993–98).
Editor: Iswara N Raditya