tirto.id -
"Akan ada petugas kesehatan yang keliling ke kampung-kampung," kata Anies di Karet, Setiabudi, Jakarta Selatan pada Sabtu (8/4/2017).
Selama ini, katanya, yang terjadi adalah pelayanan kesakitan, bukan kesehatan. "Yang selama ini terjadi adalah pelayanan kesakitan. Warga baru dilayani saat sakit," katanya. Sedangkan, menurutnya, yang dibutuhkan warga adalah pelayanan kesehatan menjaga warga tetap sehat.
Menurut Anies kini jamak ditemui kejadian penumpukan pasien di rumah sakit sehingga membuat perawatan menjadi tidak maksimal. "Yang terpenting adalah kesehatan, bukan perawatan yang lama, bukan?" katanya.
Menurutnya program ini akan menyasar balita dan lansia mengingat kedua kelompok tersebut sangat rentan dalam hal kesehatan. Anies berharap melalui program ini tidak akan ada lagi penumpukan pasien di rumah sakit. "Tidak akan ada lagi 'banjir' rumah sakit sebab dicegah sedari dini," imbuhnya.
Sementara itu mengenai program kesehatan di DKI Jakarta, seperti yang dilansir oleh ahokdjarot.id, pasangan nomor urut dua Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saifulah Hidayat telah membangun Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kelas B Pasar Minggu pada Desember 2015 dengan fasilitas Kelas I, Kelas II, Kelas III, NICU, PICU, VIP, Perina, dan ICCU.
Tidak hanya itu, pasangan ini juga telah meningkatkan status Rumah Sakit Tarakan menjadi kelas A, merenovasi puskesmas di 34 kecamatan di DKI Jakarta dan menambah sebanyak 5.055 tenaga kesehatan di DKI Jakarta.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat pun pernah berjanji akan memutakhirkan riwayat kesehatan seluruh warga DKI Jakarta.
"Ke depan, ini kita siapkan sistem, semua warga Jakarta yang dirawat punya rekam medis di rumah sakit dan puskesmas, itu terekam. Jadi medical record-nya itu terekam semua, riwayatnya terekam semua. Itu akan kita online-kan dengan seluruh rumah sakit dan puskesmas di Jakarta," ujar Djarot seusai blusukan di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (7/2/2017).
Penulis: M. Ahsan Ridhoi
Editor: Akhmad Muawal Hasan