Menuju konten utama

Aneka Kontroversi Mia Khalifa, eks Bintang Porno dari Lebanon

Mia Khalifa tetap bikin kontroversi meski sudah pensiun dari dunia film porno.

Aneka Kontroversi Mia Khalifa, eks Bintang Porno dari Lebanon
Mia Khalifa. Instagram/@miakhalifa

tirto.id - Mia Khalifa tengah berduka. Ketika beberapa waktu lalu tengah asyik menonton salah satu pertandingan hoki di Capital One Arena, Washington DC, tiba-tiba dada bagian kiri mantan bintang porno tersebut terkena bola hoki yang meluncur dengan kecepatan tinggi: 130 kilometer/jam. Ia pun dikabarkan harus menjalani operasi payudara setelah kejadian ini.

"Saya duduk di belakang kaca selama pertandingan. Tiba-tiba (kepingan hoki) itu meluncur begitu saja menembus kaca dan membuat saya terperangah hingga tak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” ujar Mia.

“Saya lalu memegang dada saya dan tidak ingin melepaskannya, karena jika saya melepasnya, saya merasa darah akan bertumpahan kemana-mana. Saya membawa kepingan itu pulang, sebab itu adalah hadiah terkeren yang dapat dimiliki oleh penggemar hoki: keping permainan yang meluncur dengan keras ke arah Anda,” lanjut Mia.

Di akun Instagramnya yang memiliki sembilan juta pengikut, Mia juga sempat kembali mengomentari kejadian yang menimpanya tersebut. "Payudara kiriku sedikit kempes sekarang, saya akan memperbaikinya tahun depan. Kepingan itu benar-benar berat, loh, karet murni. Tapi kabar baiknya adalah, kepingan tersebut berasal dari permainan playoff Capitals Stanley cup, cukup setimpal, lah."

Sejak tidak lagi menjadi bintang film porno, Mia kini menggeluti berbagai macam profesi. Mulai dari konten kreator, foto model, hingga komentator olahraga, termasuk pemberi tips-tips bertaruh di beberapa pertandingan. Mia pun selama ini memang dikenal sebagai penggemar berat olahraga hoki dan juga cukup menyukai sepakbola. Di beberapa kesempatan, ia kerap melontarkan komentar-komentar yang membuat ramai jagat sosial media.

Usai Liverpool kalah dari Real Madrid di final Liga Champions 2018 pada Mei lalu, misalnya, Mia turut memberi pesan semangat melalui akun Instagram miliknya kepada kiper The Reds, Loris Karius, yang malam itu bermain buruk dengan membuat dua blunder fatal. Hal ini lantas memunculkan dugaan bahwa sebelumnya kedua pesohor tersebut telah saling bertukar pesan “nakal” melalui akun Instagram masing-masing.

Sementara itu, masih dalam pesan semangatnya tadi, Mia juga turut menautkan hashtag #FuckYouRamos sebagai ungkapan kebenciannya kepada kapten Madrid, Sergio Ramos, yang membuat Mo Salah cedera dalam pertandingan tersebut. Ia menulis: “Keep smiling. Mistakes are human nature. #FuckYouRamos”.

Dalam kesempatan berbeda di akun Twitter-nya tertanggal 19 Mei 2018, Mia juga sempat mengunggah screenshot notifikasi berita dari CBS Sport yang menulis bahwa pelatih Cleveland Cavaliers, Tyron Lue, mundur karena masalah kesehatan. Mia berkomentar, "Padahal tinggal bilang saja, 'LeBron James memecat Lue'."

Salah satu kontroversi lain yang ditimbulkan Mia di ranah sosial media juga sempat terjadi pada akhir Januari 2018 lalu. Ketika itu, melalui akun Twitter miliknya, wanita kelahiran Libanon tersebut meledek Ronda Rousey, salah seorang pegulat WWE yang paling beken, dengan menganggap bahwa pertunjukan dirinya (dan WWE secara keseluruhan) hanyalah akting belaka. Cuitan tersebut kemudian ditanggapi oleh banyak pihak dan mayoritas dari mereka menganggap Mia sudah bersikap tidak hormat kepada para pegulat dan pihak WWE. Belakang ia meralat cuitan tersebut dengan mengatakan “hanya bercanda”, tapi orang-orang terlanjur kesal kepadanya.

Eva Marie, pegulat WWE lainnya, kemudian mengkonfrontir cuitan Mia tersebut. “Anda bilang (WWE) itu palsu, bagaimana pun ketika Anda berada di atas ring, Anda benar-benar harus siap menerima berbagai memar. Lalu ketika Anda bicara soal akting, Anda juga mesti bersiap menjadi karakter yang lain seutuhnya. Beberapa gerakan memang hasil koreografi, termasuk juga hasil kalah dan menang yang telah ditentukan. Namun, ketika Anda sudah di atas sana, Anda pasti gemetaran. NFL, NBA, semua memiliki musim jeda. WWE tidak. Kami tampil di berbagai kota selama 209 hari dalam setahun. Ketika (atlet) NFL, NBA, dan MLS menggunakan pesawat untuk bertanding, kami mengendarai mobil sewaan untuk menuju kota tujuan," kata Marie.

Sejak munculnya tanggapan Marie tersebut, Mia tak pernah lagi berkomentar macam-macam tentang WWE.

Berbagai Kontroversi yang Ditimbulkan Mia Khalifa

Dengan paras eksotis khas Arabian, rambut panjang berwarna brunette, dan ukuran payudara di atas rata-rata, mudah bagi Mia untuk segera meraih popularitas dalam industri film porno. Ia baru 21 tahun ketika pertama kali membintangi film porno. Dengan cepat, Mia jadi seperti oase di tengah kejemuan para penikmat film esek-esek Western yang cenderung didominasi wanita berambut pirang dan berbadan montok.

Sejak kemunculannya di tahun 2015, ia berkali-kali tercatat sebagai artis yang paling sering dicari dalam situsweb Pornhub. Pada minggu awal Januari 2015, namanya bahkan sempat dicari hingga lebih dari 750.000 kali di situsweb yang sama. Dengan cepat ia menggeser popularitas para bintang porno beken seperti Lisa Ann, Madison Ivy, Sasha Gray, atau Jayden James. Adapun Pornhub, berdasarkan data Alexa, berada di urutan ke-73 sebagai salah satu situsweb terpopuler di seluruh dunia.

Nama Mia makin tambah melejit setelah ia memainkan film kontroversial produksi Bangbros. Dalam film bergenre threesome tersebut, Mia beserta Julianna Vega, aktris porno berdarah Latin, mengenakan jilbab saat bersetubuh dengan seorang pria. Sontak saja film ini memicu kemarahan di mana-mana. Negara-negara muslim Timur Tengah segera memasukkan nama Mia ke dalam daftar hitam. Sementara efek terburuknya: Ia mendapat ancaman pembunuhan dari ISIS.

Sebelum film ini dibuat, Mia sejatinya sudah menduga jika hal buruk akan menimpanya. Ia menyadari hal tersebut sejak pertama kali diberikan skrip film tersebut oleh produser yang bersangkutan. Dalam wawancara bersama BBC5 yang turut dikutip Daily Star, wanita berusia 25 tahun tersebut mengatakan:

“Saya melihat skripnya dan bilang (ke produser) ‘Anda akan membuat saya mati’. Saya mengatakannya persis di depan matanya. Dan tak sampai seminggu kemudian, ancaman pembunuhan tersebut muncul. Seluruh negara Timur Tengah mengincar saya, keluarga saya menolak saya. Saya merasa seluruh muslim di Twitter akan mendatangi saya dengan senjata masa prasejarah.”

Kehadiran Mia dalam kancah perfilman porno memang mau tidak mau akan memunculkan (tapi juga sekaligus mematahkan) stereotipe perempuan muslim Timur Tengah, kendati ia sesungguhnya ia dibesarkan dalam keluarga Katolik yang taat.

Dalam esainya yang berjudul “In Praise of Vulgarity”, Charles Paul Freund, salah seorang editor Slate, berargumen bahwa apa yang dilakukan Mia merupakan perpanjangan dari “budaya populer dan vulgar, sebagaimana dipelajari para Islamis, dapat menjadi alat perlawanan dalam menghadapi budaya pemaksaan. Bahkan juga bisa dipahami sebagai wacana yang demokratis”.

Sementara tanggapan berbeda datang dari Juliana Yazbeck, penyanyi asal Libanon yang juga kerap aktif dalam isu-isu perempuan. Di Now Media, Yazbeck menulis:

“Bagi seseorang yang telah berjuang keras untuk menegaskan kehadirannya sebagai manusia yang dapat bekerja dan berpikir, saya tidak dapat menyangkal bahwa saya merasa putus asa ketika Mia mulai membuat kehebohan di sosial media dan berita hiburan. Saya tidak pernah menganggap ‘dia tidak punya hak’. Apa yang saya pikirkan adalah: ‘Serius, nih? Dari begitu jarangnya wanita Libanon yang muncul dalam pemberitaan global, apa iya harus menjadi bintang porno?”

Infografik Mia Khalifa

Dimaki dan Dibela, Dibenci dan Dipuja

Kendati dibenci oleh mayoritas negara Timur Tengah, terutama warga Libanon, Mia selalu mencintai tanah airnya. Hal ini ia tunjukkan dengan kedua buah tato yang terletak di kedua lengannya.

Di lengan kirinya, terdapat tato dengan aksara Arab yang merupakan bait pembuka lagu kebangsaan Libanon berjudul كلنـا للوطـن للعـلى للعـل atau jika diartikan kurang lebih menjadi “Kita semua! Untuk negara, Bendera dan Kemuliaan kita!”. Sementara di pergelangan tangan kanannya, Mia membuat tato salib Lebanese Forces Cross yang merupakan simbol partai politik Kristen Konservatif Libanon: kelompok yang paling aktif menentang rezim Suriah Bashar Assad.

Mia membuat tato tersebut usai terjadinya pemboman Beirut pada Oktober 2012, sekaligus sebagai bentuk simpati kepada sang ayah yang juga anggota partai tersebut. Namun demikian, Mia tetap saja dibenci oleh warga Libanon. “Mereka merasa malu karena saya ‘ ‘mengklaim’ mereka — seolah saya punya pilihan. Saya lahir di sana,” ujarnya.

Keluarga Mia memang merupakan kalangan konservatif, terutama dalam konteks religius. Maka ketika mereka mengetahui Mia terjun ke bisnis film porno, tali silaturahmi segera diputus. Hingga sekarang ia dianggap orang asing, atau lebih tepatnya aib, oleh keluarga dan kerabatnya sendiri. Dalam wawancaranya dengan salah satu media daring di Libanon, Yalibnan.com, ia mengatakan:

“Tak seorang pun di dalam keluarga yang berbicara lagi kepada saya. Semua orang, dari mulai sepupu kedua saya, keluarga teman-teman saya, hingga orang tua saya mengetahui hal tersebut (menjadi bintang porno), dan itu adalah sesuatu yang tak mungkin termaafkan. Orang tua saya memang sangat ketat, sombong, dan sangat konservatif. Mereka berasimilasi dengan budaya Amerika dengan cara mendekatkan diri pada partai Republik."

Pun demikian, Mia tetap merasa amat bersalah atas apa yang telah ia lakukan. “Saya merasa bersalah karena telah menyeret mereka ke dalam kubangan aib seperti ini hingga membuat kerabat mereka tahu karena sudah tersebar di media-media Libanon. Tapi, sungguh, saya tidak pernah berniat seperti itu.”

Dari segala caci maki yang menimpa dirinya, terdapat beberapa pihak yang memberikan pembelaan terhadap Mia. Dua orang yang tercatat antara lain: Nasri Atallah, penulis keturunan Inggris - Libanon, lalu Gino Raidy, blogger asal Libanon yang berdomisili di Beirut. Keduanya kurang lebih memiliki pandangan serupa: bahwa Mia berhak memilih jalan hidupnya sebagaimana yang ia inginkan.

"Kemarahan terkait moralitas yang menimpa Mia Khalifa, mungkin bintang porno pertama Libanon, adalah salah karena dua alasan. Pertama dan terutama, sebagai wanita, dia bebas melakukan apa yang diinginkannya dengan tubuhnya. Kedua, sebagai manusia yang hidup di belahan dunia lain, dia bertanggung jawab atas hidupnya sendiri dan tidak memiliki apapun dari negara tempat dia dilahirkan. Ada semacam keanehan bahwa dengan menjadi orang Libanon berarti Anda harus mengutamakan segala kewajiban melebihi kehidupan pribadi Anda,” tulis Atallah di akun Facebook-nya.

Sementara Raidy mengatakan dengan lebih lugas: “Persetan dengan segala tanggapan kalian mengenai pilihan kariernya. Bagaimanapun juga, dia berhak melakukan apapun yang ia inginkan dengan tubuhnya.”

Bentuk dukungan lain terhadap Mia Khalifa juga dilakukan oleh seorang warga Amerika bernama Dalcolm Rodriguez-Goldstein melalui petisi di change.org yang berjudul: “Donald Trump: Make Mia Khalifa Ambassador to Saudi Arabia”. Dalcolm menulis:

“Khalifa memiliki rekam jejak yang terbukti membawa orang dapat bersatu tanpa memandang latar belakang budaya untuk kemajuan negara kita dan masyarakat internasional. Dia akan menjadi seorang pemimpin besar yang mewakili kita di Timur Tengah serta simbol melting pot Amerika.”

Diunggah pada Desember 2016 lalu, petisi tersebut kini telah ditandatangani sebanyak 6.372 orang. Apakah Anda salah satu penandatangannya?

Baca juga artikel terkait AKTRIS atau tulisan lainnya dari Eddward S Kennedy

tirto.id - Gaya hidup
Penulis: Eddward S Kennedy
Editor: Nuran Wibisono