Menuju konten utama

Ambisi Ronaldo Kwateh Memperbaiki Rekam Jejak Ayahnya di Persib

Mantan top skor PSIS, Roberto Kwateh pernah gagal lolos trial di Persib Bandung. Kini putranya, Ronaldo Kwateh berambisi memperbaiki kegagalan itu, dimulai dengan bergabung ke skuat Persib U-16.

Ambisi Ronaldo Kwateh Memperbaiki Rekam Jejak Ayahnya di Persib
Ronaldo Joybera Kwateh Instagram/ronaldokwateh_11 •

tirto.id - Menjelang putaran kedua Elite Pro Academy Liga 1 U-16 pekan lalu, akun Instagram Diklat Persib membanjiri lini masa dengan foto latihan para penggawa Persib U-16. Dalam foto-foto itu tampak tiga remaja baru yang diproyeksikan bakal mengisi skuat Maung Ngora, satu diantaranya tampil mencolok dengan gaya rambut gimbal ala musisi reggae.

Tanda tanya terus bermunculan mengenai identitas remaja nyentrik tersebut. Hingga pada Kamis (27/6/2019) kemarin, laman resmi Persib mengumumkan remaja nyentrik itu bernama Ronaldo Joybera Kwateh.

Ronaldo, begitu dia akrab dipanggil, telah didaftarkan oleh manajemen Maung Ngora ke PSSI guna menghiasi skuat utama Persib U-16 untuk sisa musim ini. Berposisi sebagai striker, kehadiran Ronaldo diharapkan bisa meningkatkan performa Persib U-16 untuk meloloskan diri dari babak penyisihan Liga 1 U-16 2019.

"Senang dan bersyukur bisa dikasih kesempatan berlatih di sini. Semua teman-teman pemain dan pelatih baik, dan menerima saya. Saya nyaman bisa ada di sini," ungkap Ronaldo kepada laman resmi klub, Kamis (27/6/2019).

Nama belakang 'Kwateh' yang melekat pada remaja kelahiran 19 Oktober 2004 itu tidak asing. Nama tersebut mengingatkan pencinta sepakbola Indonesia dengan sosok Roberto Saydee Kwateh, striker asal Liberia yang malang melintang di klub-klub lokal sejak awal 2000-an. Nama itu bukan kebetulan, karena Ronaldo memang putra kandung Roberto.

Roberto sendiri pertama menjejakkan kaki di panggung sepakbola nasional saat menandatangani kontrak dengan PSIS Semarang pada 2004, ketika usianya baru 20 tahun. Pada musim yang sama dia langsung jadi top skor tim dengan 11 gol, bersama Indriyanto Nugroho serta Abdoulaye Djibril.

Usai meninggalkan PSIS, berbagai peruntungan dicoba ayah dari tiga orang anak itu. Mulai dari Persiba Bantul, Persis Solo IPL, PSIM Yogyakarta, Deltras Sidoarjo, PSCS Cilacap, sampai yang paling besar: Persib Bandung.

Namun, Kwateh tidak mendapat pengalaman menyenangkan di Persib. Datang sebagai pemain seleksi pada 2014, nama Kwateh tak menarik perhatian pelatih Maung Bandung saat itu, Djadjang Nurjaman. Setelah beberapa kali trial bersama dua pemain asing lain, Da Silva dan Emile Mbamba, dia tak ditawari kontrak resmi.

"Saya rasa mereka pemain trial hanya seleksi dan ikut latihan saja. Mereka bukan tipikal pemain yang saya butuhkan dan saya pastikan mereka tidak akan direkrut," kata Djanur saat itu.

Barangkali untuk menambal kegagalan ayahnya tersebut, Ronaldo memasang ambisi tinggi agar suatu saat nanti bisa menembus skuat utama Persib. Ambisi ini dia buktikan dengan bergabung ke Diklat Persib sejak usia muda.

Saat dikonfirmasi reporter Tirto, Jumat (28/6/2019) pagi General Manager Diklat Persib, Yoyo S Adireja membenarkan bahwa Ronaldo bukan nama yang asing di jajaran Akademi Persib. Pemain kelahiran Bantul itu disebutnya telah bergabung dengan Akademi Persib Cimahi sejak Januari lalu.

"Status administrasi Ronaldo ada di Akademi Persib Cimahi. Dia daftar ke akademi sejak lima atau enam bulan lalu," ujar Yoyo.

Yoyo juga tak menampik kalau Ronaldo punya ambisi tinggi untuk berkarier di sepak bola. Sepengetahuan Yoyo, pemuda 15 tahun itu bahkan menolak melanjutkan sekolahnya di Yogyakarta saat pertama datang ke Cimahi. Ronaldo lantas pindah studi ke Bandung demi lebih fokus menimba ilmu di akademi barunya.

"Tapi sempat terhambat juga dulu karena bertepatan dengan ujian. Sempat-lah dulu dia latihan bolak-balik Yogyakarta-Cimahi, tapi akhirnya pindah menetap," kata Yoyo

Bukan Semata karena Nama

Kendati merupakan putra dari mantan pesepakbola nasional, Yoyo menjamin pengangkatan Ronaldo ke skuat U-16 murni karena si pemain punya potensi. Potensi ini telah dibuktikan Ronaldo saat memperkuat Akademi Persib U-16 di beberapa kompetisi.

"Kan sejak gabung akademi Persib Cimahi dia juga sempat ikut beberapa kompetisi. Kemarin juga ikut Piala Banjar, dari situ pelatih mempertimbangkan dia masuk ke tim," ujarnya.

Pelatih Persib U-16, Imam Nurjaman membenarkan klaim tersebut. Dalam turnamen Piala Walikota Banjar yang dimaksud Yoyo, Ronaldo mampu mengantarkan Akademi Persib Cimahi keluar sebagai juara kendati cuma mencetak satu gol. Saat itu Persib menuntaskan perlawanan Buana Putra Karawang dengan skor 2-0 di final.

Sejak momen tersebut, Imam yakin bahwa Ronaldo adalah kandidat yang pas untuk promosi ke skuat U-16 bersama Fajri Fadhilah Hidayat (akademi Persib Bandung) dan Syafrizal Aditya Cholik (Ragunan Soccer School).

"Kami sudah evaluasi selama putaran pertama sehingga ada tiga yang baru didaftarkan dan masih menunggu pengesahan," katanya.

Sebelum menempa ilmu di Cimahi, Ronaldo Kwateh telah memulai persinggungannya dengan si kulit bundar sejak usia dini. Roberto, ayahnya, bahkan menyebut Ronaldo sudah hobi menendang bola saat berusia lima tahun.

"Mulai umur lima tahun Ronaldo sudah menyukai sepakbola, itu terus terjadi sampai sekarang. Dia sendiri yang memilih, mungkin karena dia melihat saya, tapi saya tidak pernah memaksanya [menjadi pesepakbola]," tutur Roberto, dikutip dari Bolasport.

Di bangku pendidikan pun remaja kelahiran Bantul tersebut kerap mendapat kesempatan mewakili sekolahnya dalam Pekan Olahraga Daerah (Porda) Yogyakarta, serta Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (OSN). Dia bahkan ikut serta dalam pembinaan atlet berbakat oleh Pemprov DIY.

Saat belum genap berusia 12 tahun, Ronaldo lantas membuktikan potensinya. Tampil memperkuat SSB Pendowoharjo Yogyakarta dalam turnamen Sepakbola U-12 FOSSBI Cup I di Kota Batu, Malang, Ronaldo mencetak sembilan gol dalam sembilan laga. Walau langkah timnya kandas di babak 9 besar, akibat ketajamannya, pada akhir kompetisi Ronaldo mendapat penghargaan pencetak gol terbanyak (top skor).

Mentas dari level U-12, Ronaldo lantas memperkuat SSB Pendowoharjo di beberapa kompetisi U-14, salah satunya Liga Top Skor Yogyakarta 2017. Kendati lagi-lagi gagal mengantarkan timnya juara, dalam beberapa laga Ronaldo sempat mencuri perhatian media. Salah satunya saat SSB Pendowoharjo mengalahkan HW Kulonprogo tiga gol tanpa balas di gameweek kedua. Dua dari tiga gol kemenangan di laga itu lahir dari kaki Ronaldo.

Tahun 2018, Ronaldo akhirnya pindah menimba ilmu di SSB Persiba Bantul. Performanya semakin melejit, salah satunya pada turnamen Liga Sepakbola Pelajar (LSP) U-14 Piala Menpora Regional DIY. Lagi-lagi dalam turnamen tersebut Ronaldo merengkuh penghargaan top skor kompetisi.

Penampilan ciamik itu pula yang pada akhirnya bikin Akademi Persib Cimahi tidak ragu-ragu menyambut Ronaldo saat ayahnya, Roberto mendaftarkannya pada awal 2019.

"Saat itu ayahnya sendiri yang datang. Sebelumnya dia memang sudah berprestasi di SSB Persiba," kenang Yoyo.

Tak Ada Garansi Menembus Tim Senior

Walau telah naik ke jenjang U-16, Ronaldo masih jauh dari targetnya untuk menjadi pesepakbola di level tertinggi kompetisi Indonesia. Dia perlu melewati berjenjang-jenjang level dan tugas ini bukan semata berada di pundak sang pemain.

Menyiapkan pesepakbola sampai berada level matang juga merupakan tanggung jawab para pelatih di Akademi Persib maupun Persib U-16. Apalagi, khusus untuk kasus Ronaldo, dia didatangkan guna meningkatkan kualitas lini depan Maung Ngora yang sempat angin-anginan pada putaran pertama.

"Kami masih memberikan menu mencetak gol. Program yang kami sudah capai di putaran pertama ingin terjaga agar peak performance anak-anak bisa berlanjut di putaran kedua nanti," ujar pelatih Persib U-16, Imam Nurjaman seperti dilansir laman resmi klub.

Hal yang sama juga disadari oleh Yoyo. "Masih merupakan tugas berat bagi akademi maupun Persib U-16 karena mengembangkan potensi pemain muda bukan pekerjaan mudah," tegasnya.

Yoyo pun menggarisbawahi bahwa keberadaan Ronaldo ataupun pemain-pemain muda sepantarannya di akademi tidak serta merta menjamin mereka kelak bermain untuk tim senior Persib. Menurutnya, tugas akademi adalah mematangkan pemain dan pada akhirnya setiap pesepakbola punya pilihan di mana dia akan menghabiskan kariernya.

"Bukannya tidak berusaha untuk kepentingan Persib, tapi kami tidak ingin kesannya seperti memiliki atau mengekang. Sepakbola kan bukan cuma di Bandung, semua berhak punya pilihan. Pada akhirnya yang bisa kami lakukan ya mengusahakan [supaya di Persib], bukan memaksa," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait LIGA 1 U-16 atau tulisan lainnya dari Herdanang Ahmad Fauzan

tirto.id - Olahraga
Penulis: Herdanang Ahmad Fauzan
Editor: Gilang Ramadhan