tirto.id - Allianz Indonesia telah menggelar Allianz Sport Festival 2021 (ASF 2021) yang berlangsung selama tiga bulan di penghujung tahun 2021 lalu.
Acara ini merupakan bentuk dukungan Allianz Indonesia terhadap Allianz Group yang secara resmi telah menjadi Mitra Asuransi Global dengan Gerakan Olimpiade selama 10 tahun sampai dengan tahun 2028 dan Paralimpiade sejak tahun 2006,
Melalui kegiatan tersebut para peserta juga berkesempatan untuk memberi semangat kepada atlet yang akan berlaga di ajang kompetisi nasional dan internasional melalui kompetisi foto dan menuliskan kalimat penyemangat untuk atlet disertai tagar #YukBeriSemangat dan #AllianzSportsFestival.
Selain memberi semangat untuk komunitas olahraga dan atlet Indonesia, Allianz Indonesia juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam gerakan #YukBeriSemangat dengan cara membeli produk unit link dengan asuransi tambahan kesehatan atau produk kesehatan individu dari Allianz Indonesia.
Setiap polis elektronik yang terbit di periode gerakan ini (atau sebesar Rp5.000,00 per polis) akan didonasikan ke komunitas difabel di Indonesia.
Pada akhir periode Gerakan tersebut di akhir tahun 2021, sebanyak 10.229 polis elektronik telah berhasil diperoleh dengan total pengumpulan donasi sebanyak Rp51.145.000, siap untuk didonasikan kepada Komunitas Atlet Difabel.
Selanjutnya penyerahan donasi tersebut baru-baru ini telah selesai dilaksanakan oleh Allianz Indonesia kepada salah satu Komunitas Atlet Difabel yaitu Pusat Pengembangan dan Pelatihan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (PPPRBM) yang merupakan komunitas yang menaungi mantan atlet Paralympian di Solo Raya.
Komunitas ini bersama dengan pemerintah daerah setempat memberikan pembinaan pelatihan dan bantuan kesejahteraan dalam bidang olahraga dan dukungan terhadap mantan atlet Paralympian agar bisa tetap bertahan menghadapi perubahan setelah tidak lagi aktif menjadi atlet, khususnya di masa pandemi.
Salah satu anggota PPPRBM yang mendapatkan donasi tersebut adalah Bapak Gusnin Albinsar, seorang mantan atlet Paralympian yang menyandang disabilitas daksa (polio kaki kiri) yang pernah menduduki peringkat ke-4 se Asia Tenggara di ajang Asean Para Games di tahun 2011.
Setelah itu sampai dengan tahun 2018 berbagai prestasi masih terus diukir sampai kemudian Ia memutuskan untuk menjadi pelatih cabang olahraga panahan sambil membuka usaha toko alat olahraga Panahan.
Namun sejak tahun 2020 sampai dengan awal masa pandemi latihan cabang olahraga panahan dan pertandingan olahraga mulai ditiadakan, sehingga sangat berpengaruh terhadap penghasilannya sebagai Pelatih dan juga pemasukan dari toko alat panahannya.
“Saya sangat berterima kasih kepada Allianz Indonesia yang sudah mendukung saya dan teman-teman mantan atlet paralimpik yang tergabung dalam PPPRBM. Berkat dukungan donasi tersebut kami mulai mendapatkan bantuan pembinaan sebagai pelatih dan juga mendapat modal usaha untuk toko alat panahan yang mulai ramai kembali sejalan dengan dibuka dan dimulainya lagi kegiatan-kegiatan olahraga setelah kondisi penanganan Covid makin membaik”, ungkapnya dalam rilis yang diterima Tirto, 11 Februari 2022.
“Allianz Indonesia akan terus menggelar berbagai acara dan gerakan untuk mewujudkan komitmen perusahaan dalam mendukung ekosistem olahraga dengan nilai-nilai inti bersama dari olahraga seperti keunggulan, persahabatan, inklusi dan rasa hormat. Kami peduli dan mendukung semangat maupun ambisi para atlet maupun mantan atlet dalam kehidupannya.” kata Karin Zulkarnaen, Chief Marketing Officer, Allianz Life Indonesia.
“Kami percaya melalui semua kegiatan itu perusahaan juga bisa sekaligus melakukan kegiatan literasi keuangan yang ditujukan untuk berbagai lapisan masyarakat pecinta olahraga sehingga pada akhirnya bisa mendukung misi kami untuk mengasuransikan lebih banyak masyarakat Indonesia,” tutup Karin.