Menuju konten utama

Alicia Keys Diberi Penghargaan untuk Gerakan HAM di Kanada

Penghargaan bernama resmi Ambassador of Conscience Awards itu diberikan kepada orang dan kelompok yang menunjukkan keberanian dan inspirasi.

Alicia Keys Diberi Penghargaan untuk Gerakan HAM di Kanada
Alicia Keys. FOTO/Getty Images

tirto.id - Penyanyi sekaligus penulis lagu asal Amerika Serikat Alicia Keys telah terlibat aktif dalam gerakan hak-hak suku asli Kanada. Atas dedikasinya itu, Keys diganjar penghargaan atas aktivitas mereka dalam membela hak asasi manusia oleh Amnesti Internasional.

Menurut Amnesti Internasional, Keys telah menyandingkan kampanye HAM dengan seni dengan membela masalah-masalah keadilan sosial. Sementara itu, terkait gerakan HAM Kanada, ia berdedikasi dalam memperjuangkan hak-hak hukum dan tanah penduduk asli Kanada.

"Mereka mengingatkan kita untuk jangan pernah menyepelekan betapa menantang dan kreatifnya upaya kita memerangi ketidakadilan," kata Amnesti Internasional.

Penghargaan bernama resmi Ambassador of Conscience Awards itu diberikan kepada orang dan kelompok yang menunjukkan keberanian dan inspirasi. Di antara penerima anugerah ini sebelumnya adalah mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, peraih Nobel yang sekaligus aktivis pendidikan Malala Yousafzai, dan penyanyi Joan Baez.

Dikutip dari Antara, Kamis (13/4/2017), Keys (36) yang merupakan peraih Grammy adalah pendiri gerakan Keep a Child Alive untuk para keluarga yang terdampak oleh HIV di Afrika dan India. Ia juga turut serta menggagas Gerakan We Are Here yang mendorong kaum muda untuk beraksi dalam masalah reformasi keadilan hukum dan kekerasan senjata. Keys pun berperan sebagai aktivis hak-hak perempuan.

Keys juga menjadi juru bicara Unjuk Rasa Perempuan di Washington Januari silam. Dia memulai kampanye hak-hak perempuan dengan tidak memakai make up penghargaan Grammy tahun lalu.

"Hati nurani kita adalah hadiah yang telah diberikan kepada kita sejak lahir, siapa pun kita," kata Keys.

Baca juga artikel terkait HAK ASASI MANUSIA atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari