Menuju konten utama

Alasan Pedestrian Nol KM Jogja Ditutup Saat Malam Tahun Baru

Kawasan pedestrian di Titik Nol Kilometer Jogja jadi salah satu titik yang berpotensi menjadi tempat kumpul warga dan wisatawan saat malam pergantian tahun.

Alasan Pedestrian Nol KM Jogja Ditutup Saat Malam Tahun Baru
Kendaraan melintas di kawasan Nol Kilometer Yogyakarta, DI Yogyakarta, Sabtu (18/4/2020). ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/wsj.

tirto.id -

Saat malam pergantian tahun baru 2022, kawasan pedestrian di Titik Nol Kilometer (KM) Yogyakarta akan kembali ditutup dengan pagar.

Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk mencegah munculnya kerumunan masyarakat dan wisatawan pada malam pergantian tahun.

"Kawasan pedestrian di Titik Nol Kilometer akan kembali dipagari supaya tidak ada kerumunan, baik di sisi timur maupun barat," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta Heroe Poerwadi di Yogyakarta, Kamis, seperti dilansir dari Antara.

Menurut dia, kawasan plaza atau pedestrian di Titik Nol Kilometer Yogyakarta jadi salah satu titik yang berpotensi menjadi tempat berkumpul warga atau wisatawan saat merayakan malam pergantian tahun.

"Oleh karenanya perlu diambil langkah antisipasi. Ya, dipasang pagar lagi seperti saat PPKM lalu," katanya.

Selain memasang pagar di pedestrian Titik Nol Kilometer, Pemerintah Kota Yogyakarta juga menyiapkan petugas untuk melakukan patroli di sekitar Alun-Alun Kota Yogyakarta baik di alun-alun sisi utara maupun selatan yang juga kerap digunakan sebagai tempat berkumpul.

Sedangkan untuk pengaturan lalu lintas di malam pergantian tahun, khususnya di Jalan Malioboro, Heroe menyebut akan dilakukan buka tutup secara dinamis sesuai kondisi kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut.

Arus masuk kendaraan pun akan dibatasi hanya dari Jalan Mataram saja agar lebih lancar karena tidak ada pertemuan arus kendaraan dari jalan lain.

"Malioboro tetap dibuka untuk kendaraan tetapi dimungkinkan ditutup jika lalu lintas sudah padat dan akan dibuka lagi jika lalu lintas sudah lancar," kata Heroe Poerwadi .

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta Agus Arif mengatakan, strategi manajemen lalu lintas yang akan diambil adalah memastikan lalu lintas tetap berjalan meskipun pelan.

"Malioboro memang akan tetap dibuka untuk kendaraan. Meskipun mengalir lambat tetapi diharapkan tidak menimbulkan kerumunan orang di pedestrian Malioboro. Jika Malioboro ditutup untuk kendaraan, maka yang dikhawatirkan justru muncul kerumunan masyarakat di Malioboro saat malam tahun baru. Ini yang dihindari," katanya.

Ia pun memastikan tidak melakukan penyekatan di sejumlah ruas jalan secara permanen saat libur akhir tahun maupun saat malam pergantian tahun.

"Yang ada adalah buka tutup jalan menyesuaikan ‘load’ kendaraan yang masuk. Kami kendalikan arusnya supaya tidak terjadi kemacetan," katanya.

Jika masyarakat tetap berkeinginan masuk ke Malioboro, lanjut Agus, maka harus siap dengan potensi kepadatan lalu lintas karena ruas jalan tersebut hanya sepanjang 1,2 km dan ada persimpangan Titik Nol Kilometer di ujung selatan yang berpotensi terjadi penambahan kepadatan lalu lintas.

"Jika tidak siap dengan kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut, maka lebih baik menghindari saja. Merayakan tahun baru di rumah bersama keluarga sesuai imbauan pemerintah," demikian Agus Arif.

Baca juga artikel terkait ACARA TAHUN BARU DI JOGJA

tirto.id - Sosial budaya
Sumber: Antara
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Abdul Aziz