Menuju konten utama

23 Bulan Berturut, Neraca Dagang RI Kembali Surplus 4,53 M Dolar AS

Pada Maret 2022 ekspor Indonesia menyentuh 26,50 miliar dolar AS. Sementara posisi impor Indonesia 21,97 miliar dolar AS.

23 Bulan Berturut, Neraca Dagang RI Kembali Surplus 4,53 M Dolar AS
Kapal melintas di samping bongkar muat kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (16/2/2022). ANTARA FOTO/ Fakhri Hermansyah/foc.

tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2022 surplus sebesar 4,53 miliar dolar AS. Surplus ini terjadi akibat nilai ekspor lebih tinggi dibandingkan posisi impornya.

Kepala BPS, Margo Yuwono mengatakan, pada Maret 2022 ekspor Indonesia menyentuh 26,50 miliar dolar AS, atau naik 29,42 persen secara month to month. Sementara posisi impor Indonesia 21,97 miliar dolar AS.

"Ini kalau dari catatan kami bahwa neraca perdagangan ini adalah surplus secara beruntun selama 23 bulan terakhir," kata dia dalam rilis BPS di Kantornya, Jakarta, Senin (18/4/2022).

Jika dilihat komoditi non migas, penyumbang terbesar surplus pada Maret 2022 berasal bahan baku mineral HS27. Kemudian lemak dan minyak nabati HS15 serta besi dan baja HS72.

"itu adalah tiga komoditas non migas yang memberi andil terhadap surplus di bulan Maret 2022," imbuhnya.

Jika dilihat menurut negaranya, surplus perdagangan Indonesia terbesar dengan Amerika Serikat yakni 2,03 miliar dolar AS, didominasi oleh komoditas lemak minyak hewan nabati dan alas kaki. Kemudian dengan India, Indonesia juga mengalami surplus 1,21 miliar dolar AS yang didominasi oleh bahan bakar mineral.

"Surplus ketiga terbesar dengan Filipina kita surplus 916 juta dolar. Komoditas bahan bakar mineral dan juga kendaraan dan sebagiannya," jelasnya.

Sementara itu, surplus neraca perdagangan Indonesia pada kuartal I-2022 juga tercatat sebesar 9,33 miliar dolar AS. Surplus ini merupakan yang tertinggi dalam lima tahun terakhir untuk periode Januari sampai dengan Maret.

"Secara kumulatif, pada Januari-Maret 2022 ini Indonesia masih mengalami surplus sebesar 9,33 dolar AS miliar," katanya.

Pada periode sama tahun lalu, surplus neraca perdagangan tercatat hanya 5,52 miliar dolar AS. Surplus ini lebih baik dari pada 2020 yang surplus 2,54 miliar dolar AS, defisit 3,59 miliar dolar AS di 2019, defisit 4,70 miliar dolar AS di 2018, dan surplus 4,12 miliar dolar AS di 2017.

"Ini cukup tinggi, mudah-mudahan surplus ini trennya terus meningkat dan bisa memberikan dampak pada pemulihan ekonomi di Indonesia," ungkapnya.

Baca juga artikel terkait NERACA DAGANG atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Restu Diantina Putri