tirto.id - Meminta maaf dan memaafkan adalah salah satu tradisi atau kebiasaan yang dilakukan saat jelang Ramadhan. Dalam Islam, meminta maaf dan saling memaafkan dilakukan demi mendapatkan pengampunan dari Allah.
Pengampunan penting karena berbagai alasan, misalnya untuk kehidupan akhirat, seseorang memaafkan untuk mencari pengampunan. Mencari pengampunan adalah tanda kerendahan hati dan memaafkan orang lain adalah tanda kebajikan.
Mencari pengampunan dan memaafkan orang lain membawa kebahagiaan dalam kehidupan duniawi karena ini berhubungan langsung dengan ketenangan psikologis. Selain itu, memaafkan meningkatkan hubungan dengan orang-orang dengan membawa reputasi dan rasa hormat yang baik.
Tradisi saling meminta maaf menjelang Ramadhan bertujuan agar bisa lebih khusyuk dan ikhlas dalam menjalankan ibadah puasa. Harapannya, Allah akan mengampuni dosa dan memberikan ridho-Nya di bulan yang suci ini.
Selain itu, perintah saling memaafkan terutama pada keluarga, tetangga, dan orang tedekat juga sesuai dengan perintah Allah dalam Al-Baqarah ayat 178.
Allah berfirman:
“Maka barang siapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (dia) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu, maka baginya siksa yang sangat pedih.”
Secara spesifik, seperti ditulis laman resmi PC NU Kendal, meminta maaf saat menjelang Ramadhan juga tertuang dalam hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah, hadits ini disahihkan oleh Al Mundziri di At Targhib Wat Tarhib (2/114, 406, 407, 3/295), oleh Adz Dzahabi dalam Al Madzhab (4/1682), juga oleh Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Al Qaulul Badi‘‘‘ (212).
“Dari Abu Hurairah: Rasulullah SAW naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah menghinakan seorang hamba -atau dia jauh dari Allah- yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah menghinakan seorang hamba -atau dia jauh dari Allah- yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah menghinakan seorang hamba -atau dia jauh dari Allah- yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin’. Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”.
Ucapan Maaf Romantis Jelang Ramadhan untuk Suami/Istri
Meminta maaf jelang Ramadhan bisa dimulai dengan orang terdekat seperti pasangan hidup atau suami dan istri. Berikut ini adalah referensi ucapan maaf romantis jelang Ramadhan untuk suami atau istri.
- Dear istriku/suamiku, aku sangat beruntung dan bahagia memilikimu. Namun, aku hanya manusia yang tak lepas dari salah dan dosa. Aku mohon maaf atas semua kekhilafanku. Mari kita jalani bulan Ramadhan yang suci ini dengan penuh kebahagiaan
- Sayangku, menjelang bulan Ramadhan yang penuh keberkahan ini, mari kita sucikan hati dengan saling memaafkan. Terima kasih karena kamu masih berada di sisiku dalam mengarungi Bulan Suci ini lagi.
- Semoga dengan mengarungi bulan Ramadhan ini, kita bisa saling mempererat ikatan cinta kita dan bisa saling memaafkan kesalahan satu sama lain. Mari kita jalani bulan suci ini dengan penuh kebahagiaan hingga hari yang Fitri itu tiba.
- Aku selalu merindukan mengarungi Ramadhan bersamamu, istriku. Kita bahu membahu dalam menncapai ridha-Nya di bulan suci ini. Maaf aku sering mengecewakanmu. Semoga di bulan mulia ini, kita bisa memperbaiki diri kita. amiin.
- Di bulan Suci ini, mari kita buka lembaran baru. Mari kita tingkatkan lagi tali cinta kita seiring dengan meningkatnya keimanan kita di Bulan Ramadhan. Selamat menjalani ibadah puasa, Sayang. Maafkan semua salah dan khilafku.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Nur Hidayah Perwitasari