Menuju konten utama

Tips untuk Menghindari Kesalahan Memberi Obat pada Anak

Tips bagi orang tua agar tak salah memberikan obat pada anak. 

Tips untuk Menghindari Kesalahan Memberi Obat pada Anak
Anak Minum Obat Sirup. foto/Istockphoto

tirto.id - Banyak orang tua bisa jadi tidak sadar pernah melakukan kesalahan dalam memberikan obat pada anak mereka.

Kesalahan yang mungkin sering terjadi adalah mencampurkan obat-obatan yang tidak seharusnya dicampurkan, atau salah memberikan dosis obat.

Kesalahan pemberian obat pada anak ini, bisa saja terjadi bukan kerena kesalahan orang tua sepenuhnya. Mungkin saja, ada ketidakjelasan dalam penulisan resep obat, atau apoteker yang bersangkutan kurang jelas memberikan informasi kepada orang tua dari anak yang sakit.

Menurut CBC News, di Amerika, kasus pemberian salah obat pada anak telah membuat sekitar 70.000 anak masuk Unit Gawat Darurat (UGD) tiap tahunnya.

Sementara, menurut Ontario Medical Associaton, pemberian salah obat adalah penyebab umum anak-anak berusia di atas 4 tahun dirawat di rumah sakit.

Kondisi ini tentu tidak bisa dibiarkan terus-terus menerus. Orang tua harus lebih cermat dan lebih hati-hati saat memberikan obat kepada anak mereka.

Karena, menurut Daniel Frattarelli, M.D,mantan ketua Asosiasi Dokter Anak Amerika, kesalahan ini akan mengakibatkan penyakit yang berkepanjangan, serta menimbulkan efek samping yang berpotensi serius, terutama pada bayi dan balita.

Menurut Daniel, sistem metabolisme tubuh anak yang masih belum bertumbuh, membuat anak-anak lebih rentan pada kesalahan pemberian obat.

Oleh karena itu, supaya kondisi kesehatan anak tidak menjadi lebih parah, berikut adalah beberapa tips untuk menghindari kesalahan pemberian obat pada anak yang dikutip dari laman Parents.

1. Hati-hati kalau mencampur obat

Sebaiknya hindari memberikan dua obat sekaligus, terutama obat-obatan bebas kecuali dianjurkan oleh dokter. Banyak obat bebas yang mengandung zat aktif sama, meski gejala yang diobati tidak sama.

Sebaiknya orang tua mencek label “Drug Facts” untuk melihat kandungan dalam obat itu, dan melihat pada bagian active ingredients pada “tujuan” dan “kegunaan”, apakah kandungannya memang digunakan untuk mengobatai gejala-gejala sakit yang paling terlihat.

2. Beri tahu dokter suplemen dan vitamin apa saja yang diberikan kepada anak

Kalau anak Anda menkonsumsi suplemen dan vitamin secara aktif, sebaiknya Anda segera memberitahu kepada dokter. Terkadang kesalahan pemberian obat terjadi karena orang tua lupa memberi tahu dokter tentang hal ini.

Menurut Rainu Kaushal, M.D, dokter harus tahu apa saja yang dikonsumsi oleh pasiennya, karena ia harus tahu apa saja yang ada di sistem tubuh si anak, supaya dia dapat memberikan obat yang dapat memberi manfaat efektif ketika bercampur dengan vitamin atau suplemen yang dikonsumsi.

3. Habiskan obat yang sudah diresepkan, terutama antiobiotik

Sebaiknya, obat-obat yang sudah diresepkan, terutama antiobiotik, dihabiskan seluruhnya. Karena jika tidak, bakteri-bakteri dan penyakit yang mungkin akan timbul lagi, akan resisten terhadap antiobiotik itu.

Jadi, kalau anak Anda terkena penyakit yang sama, anak Anda harus memulai pengobatan dari awal, dengan antibiotik yang berbeda, yang mungkin memiliki efek yang lebih kuat.

4. Hindari memberikan obat untuk tujuan di luar penyembuhan penyakit

Kesalahan umum yang sering dilakukan oleh orang tua dalam pemberian obat adalah, orang tua memberikan obat yang tidak sesuai dengan peruntukannya.

Misalnya, ada orang tua yang memberikan Benadryl, hanya karena mereka ingin anaknnya tidur saat perjalanan, tapi nyatanya lebih dari 15 persen anak malah jadi lebih aktif sesudah minum obat, bukan jadi lebih tenang.

5. Gunakan gelas takar yang seharusnya

Supaya tidak salah dalam pemberian dosis obat, orang tua sebaiknya menggunakan gelas takar, atau alat takar yang biasanya ada dalam kemasan obat.

Menurut studi dari International Journal of Clinical Practice, sendok makan yang sering digunakan untuk alat ukur seringkali memiliki takaran tidak tepat.

Biasa sendok makan memiliki ukuran tiga kali lebih banyak, ketimbang gelas ukur yang disediakan dalam kemasan obat.

6. Jangan pernah berbagi obat

Jangan pernah berbagi obat walaupun anak yang lain memiliki sakit yang sama. Resep dokter tidak sekadar didasarkan pada sakit, tapi juga pada umur, berat, dan sejarah medis si anak.

7. Dosis obat diberikan berdasarkan berat anak, bukan umur

Anak yang usianya lebih tua, memiliki metabolisme tubuh yang berbeda. Oleh karena itu, obat yang diberikan akan tergantung berat badan mereka, bukan pada umur mereka.

8. Selalu baca label obat

Jangan lupa membaca label yang tertera pada obat, terkadang dokter atau apoteker membuat kesalahan dalam membuat atau membaca resep.

Sebuah studi dari Massachusetts College of Paharmacy and Allied Health Sciences menemukan bahwa kesalahan sering terjadi karena beberapa obat memiliki nama dan sebutan yang hampir mirip.

Bacalah label obat ketika Anda masih di apotek sehingga bila ada hal-hal yang tidak jelas, Anda bisa langsung bertanya.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yandri Daniel Damaledo