Menuju konten utama

Thom Yorke Buka Suara Soal Boikot Konser Radiohead di Israel

Thom Yorke menyebut tekanan boikot terhadap konser Radiohead telah menggurui dalam bentuk yang paling ekstrem dan menyinggung perasaan.

Thom Yorke Buka Suara Soal Boikot Konser Radiohead di Israel
Thom Yorke memecah kesunyiannya atas kontroversi seputar pertunjukan Radiohead mendatang di Israel. Sophia Kembowski / Getty Images

tirto.id - Vokalis Thom Yorke mulai menanggapi tekanan yang ditujukan pada Radiohead untuk mundur dari konser di Israel karena gerakan boikot budaya. Thom Yorke menyebut aksi boikot tersebut "sangat tidak terhormat".

Menurut Yorke, banyak tokoh yang tidak setuju dengan gerakan BDS (Boikot, Divestasi dan Sanksi) terhadap Israel, termasuk Radiohead. “Saya tidak setuju dengan boikot budaya sama sekali, sejalan dengan J.K. Rowling, Noam Chomsky and sejumlah tokoh lainnya.”

Dalam wawancara dengan Rolling Stone, Thom Yorke mengatakan bahwa sejumlah tokoh budaya yang mendesak band tersebut untuk menarik diri, termasuk di antaranya Ken Loach dan uskup agung Afrika Selatan Desmond Tutu, bertindak seolah-olah Radiohead "terbelakang sehingga tidak dapat membuat keputusannya sendiri".

"Ada orang yang saya kagumi seperti Ken Loach, yang tidak pernah saya impikan untuk mengatakan ke mana saya harus bekerja atau apa yang harus dilakukan atau dipikirkan," kata Yorke menanggapi Ken Loach.

Sutradara itu sempat mengatakan bahwa Radiohead harus membatalkan konsernya di Israel, Tel Aviv pada 19 Juli mendatang "demi penghormatan diri mereka sendiri".

Sebagai informasi, lebih dari 50 tokoh terkemuka telah menerbitkan surat terbuka pada bulan April, yang diorganisir oleh Artists For Palestine UK. Mereka mendesak Radiohead untuk mempertimbangkan kembali pertunjukannya di Israel, sebagai penolakan atas kebijakan negara tersebut yang memberlakukan sistem apartheid terhadap orang-orang Palestina.

Kelompok ini juga mengklaim bahwa Radiohead menggunakan standar ganda setelah mereka mendukung tawaran kemerdekaan Tibet.

"Meminta Anda untuk tidak tampil di Israel. Orang-orang Palestina telah meminta Anda mengambil satu langkah kecil membantu menekan Israel untuk mengakhiri pelanggaran terhadap hak-hak dasar dan hukum internasional," demikian bunyi surat terbuka itu, dilansir The Guardian, pada 2 Juni lalu

Atas gugatan itu, Yorke membalas dengan mengatakan: "Jenis dialog yang ingin mereka [pemboikot] lakukan adalah yang hitam atau putih. Saya punya masalah dengan itu.”

“Sangat menyedihkan bahwa mereka memilih untuk [memboikot], daripada terlibat dengan kami secara pribadi, [seperti] membuang kotoran pada kami di depan umum. Sangat tidak terhormat untuk berasumsi bahwa kami [Radiohead] salah mendapat informasi atau bahwa kami begitu terbelakang sehingga tidak dapat membuat keputusan ini sendiri. Saya pikir itu menggurui dalam bentuk yang ekstrem. Ini menyinggung perasaan. "

Yorke juga menyampaikan fakta bahwa gitaris band Jonny Greenwood menikah dengan seorang seniman Israel, Sharona Katan, yang juga seorang Yahudi Arab.

"Orang yang paling tahu tentang hal-hal ini adalah Jonny," kata Yorke. "Dia memiliki teman seorang Palestina dan juga Israel, serta seorang istri yang merupakan Yahudi Arab. Semua orang [pemboikot] ini berdiri di sana dengan jarak yang jauh melemparkan barang ke kita, melambai-lambaikan bendera, berkata, 'Anda tidak tahu apa-apa tentang itu!' Bayangkan betapa menyinggung hal itu bagi Jonny."

Sebelum Radiohead, kontroversi terkait boikot kultural terhadap Israel juga sempat menimpa kelompok musik Chemical Brothers. Sebanyak 7.000 orang menandatangani petisi meminta Chemical Brothers untuk mematuhi boikot tersebut dan tidak bermain di Tel Aviv.

Tokoh lain yang telah mendapat tekanan untuk tidak bepergian ke Israel dan memutuskan tidak ikut ambil bagian dalam pemboikotan budaya tersebut adalah penulis JK Rowling. Pada tahun 2015, ia menandatangani sebuah surat dengan mengatakan "boikot budaya yang memisah Israel bersifat memecah belah dan diskriminatif, dan tidak akan membawa kedamaian lebih jauh."

Roger Waters Beri Respons atas Reaksi ThomYorke

Roger Waters memberikan balasannya terhadap respons Thom Yorke tentang pemboikotan konser Radiohead di Israel pada 19 Juli mendatang. Gitaris Pink Floyd mengklaim bahwa pembelaan Yorke "tidak memaparkan keseluruhan cerita."

Pada bulan April, Waters bersama lebih dari 50 tokoh terkemuka lainnya menandatangani sebuah petisi yang mendesak Radiohead untuk membatalkan penampilan mereka di Israel sebagai bagian dari gerakan BDS (Boikot, Divestasi dan Sanksi) yang dimulai pada tahun 2005 .

Dalam sebuah pernyataan kepada Rolling Stone, Waters mengatakan bahwa dia melakukan beberapa upaya untuk "memulai dialog" dengan Yorke tentang konser di Israel sebelum petisi yang memboikot Radiohead pada 23 April.

Namun, menurut Waters, penyanyi Radiohead itu salah menafsirkan usahanya untuk memulai percakapan, sebagai ancaman. Yorke pun dianggap menanggapi Waters dengan marah sebelum memutuskan komunikasi.

"Saya telah berusaha semaksimal mungkin untuk berhubungan dengan [Yorke] secara pribadi, dan masih ingin berdiskusi," demikian Waters menulis, menambahkan bahwa 5 Juni adalah ulang tahun ke 50 pendudukan Palestina oleh Israel.

"Lima puluh tahun tinggal di bawah pendudukan militer. Lima puluh tahun untuk orang-orang yang tidak memiliki hak sipil. Lima puluh tahun tidak ada jalan lain untuk hukum. Lima puluh tahun apartheid berlaku," tulis Waters.

Baca juga artikel terkait RADIOHEAD atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Musik
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari