tirto.id - Pasangan calon gubernur DKI Jakarta nomer urut tiga, Anies Baswedan - Sandiga Uno unggul dalam survei yang diselenggarakan Poltracking Indonesia. Anies - Sandiaga jadi yang teratas dengan raihan suara mencapai 31,50%.
Di bawah Anies - Sandi terdapat paslon nomer dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat dengan raihan suara 30,13%. Di urutan buncit, duduk Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, dengan dukungan 25,75%.
Survei Poltracking Indonesia dilaksanakan pada tanggal 24-29 Januari 2017. Metode yang digunakan adalah Stratifed-multi stage random sampling. Responden dalam survei ini berjumlah 800 orang dengan margin of error 3,46% dan tingkat kepercayaan 95%.
“Trend elektabilitas Anies-Sandi mengalami kenaikan 2,87%, yakni dari 28,63% pada tanggal 9-13 Januari 2017, menjadi 31,50% pada tanggal 24-29 Januari 2017,” terang Hanta Yuda, Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Rabu (1/2/2017).
Pengingkatan elektabilitas juga terjadi pada Ahok-Djarot. Pasangan nomor urut dua ini mengalami peningkatan sebesar 1,25%, dari 28,88% menjadi 30.13%. Sementara itu, Agus-Sylvi menjadi satu-satunya paslon yang mengalami penurunan presentase. “Agus-Sylvi menurun cukup signifikan, yaitu sebesar 4,50%. Dari 30,25% menjadi 25,75%,” tambah Hanta.
Jika dilihat dari trend elektabilitas, maka diperkirakan Pilkada DKI Jakarta akan berlangsung dua putaran. Sebab, masih dikatakan Hanta, belum ada satupun pasangan calon yang berpotensi meraih dukungan melampaui 50%.
Secara statistik, dalam temuan survei ini, sebanyak 72,88% publik sudah mantap dengan pilihannya. Sedangkan, sebanyak 15,38% mengaku masih ragu-ragu. Sisanya, 11,74% tidak menjawab.
Temuan lainnya, sebanyak 65,50% publik mengaku tidak akan berubah pilihan, 21,63% masih mungkin berubah pikiran, kemudian 12,78% belum menentukan pilihan. “Sementara, alasan pemilih masih berubah pikiran, dikarenakan terpengaruh isu di media sosial 21,39%, terpengaruh penampilan debat 16,18% dan terpengaruh program kerja 16,18%,” pungkas Hanta Yuda.
Penulis: Themmy Aditya Nugraha
Editor: Aqwam Fiazmi Hanifan