Menuju konten utama

Studi Ungkap Fakta Baru Tentang Probiotik dan Kesehatan Usus

Studi terbaru mengungkapkan realitas tentang probiotik dan hubungannya dengan kesehatan usus.

Studi Ungkap Fakta Baru Tentang Probiotik dan Kesehatan Usus
Ilutrasi usus manusia. foto/istockphoto

tirto.id - Sebuah studi terbaru mengungkapkan, meskipun ada bakteri yang disebut baik, sebenarnya itu tidak melakukan banyak hal untuk membantu meningkatkan kesehatan usus di tubuh manusia, yang artinya probiotik tidak banyak melakukan hal baik bagi kesehatan usus.

Seperti dilansir Medical Daily, untuk waktu yang lama, probiotik populer di kalangan yang sadar akan kesehatan, dengan penelitian di masa lalu menyebutkan banyak manfaat kesehatan dari probiotik untuk usus manusia.

Selain itu, apa yang disebut bakteri baik atau probiotik itu mudah tersedia untuk umum, baik yang terkandung dalam yoghurt, minuman probiotik atau dalam bentuk kapsul yang dijual di apotek.

Sebuah studi baru yang dilakukan oleh American Gastroenterological Association (AGA) menyatakan bahwa apa yang disebut bakteri baik ini sebenarnya tidak banyak membantu dalam memperbaiki kesehatan usus.

Untuk itu, juga tidak banyak membantu dalam mencegah kondisi sakit pencernaan seperti penyakit Crohn, kolitis ulserativa dan sindrom iritasi usus besar (IBS).

"Untuk sebagian besar penyakit pencernaan yang kami pelajari, saat ini tidak ada cukup bukti untuk merekomendasikan penggunaan probiotik," ujar Geoffrey Preidis, ahli gastroenterologi anak di Texas Medical Center dan juru bicara AGA.

"Sementara pedoman kami menyoroti beberapa kasus penggunaan untuk probiotik, yang lebih penting menggarisbawahi bahwa asumsi publik tentang manfaat probiotik tidak beralasan," tambah Grace L. Su, profesor kedokteran dan kepala gastroenterologi di Universitas Michigan, Ann Arbor.

Karena para peneliti belajar lebih banyak tentang peran bakteri usus manusia (atau microbiome), probiotik menjadi lebih populer karena menjanjikan alternatif dan cara yang relatif mudah untuk mengubah kesehatan usus serta meningkatkan kesehatannya.

Sayangnya, produk tersebut tidak diatur seperti obat farmasi, dan konsumen sering diberi informasi yang menyesatkan.

"Industri ini sebagian besar tidak diatur dan pemasaran produk sering diarahkan langsung pada konsumen tanpa memberikan bukti efektivitas langsung dan konsisten. Ini telah menyebabkan meluasnya penggunaan probiotik dengan bukti membingungkan untuk kemanjuran klinis," tulis pedoman studi tersebut.

Karena itu, para peneliti menyarankan bahwa siapa pun yang ingin mengikuti rejimen probiotik, harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Baca juga artikel terkait PROBIOTIK atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH