tirto.id - Siswa SMA Islam Al Azhar 1 mengejar mimpi untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas yang berskala international. Di awal tahun 2024, mereka turut serta dalam Harvard Model United Nations (HMUN) 2024 di Amerika Serikat. Ini sebuah langkah penting dalam perjalanan mereka sebagai bagian dari masyarakat global.
Kompetisi tahunan simulasi Sidang PBB skala internasional diadakan oleh Universitas Harvard pada tanggal 25-28 Januari 2024 di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Kompetisi HMUN 2024 adalah persidangan yang ke-71 dan merupakan ajang lomba simulasi sidang PBB tertua, terbesar, serta paling bergengsi di dunia.
Dikutip dari laman www.harvardmun.org dan disampaikan oleh Sekretaris Jenderal HMUN 2024 Angela Dela Cruz dalam pidatonya, Harvard MUN 2024 diikuti 3600 siswa siswi sekolah menengah yang berasal dari 250 sekolah dari 50 negara.
Setelah melalui proses seleksi yang ketat dari Universitas Harvard, akhirnya SMAI Al Azhar 1 mendapatkan kesempatan luar biasa untuk berpartisipasi dalam HMUN untuk pertama kalinya dengan membawa 19 delegasi siswa bersama guru pembimbing Siti Rahayu, S.Pd dan M. Rohmat, S. Pd.
Selain kegiatan utama HMUN, siswa-siswi SMA Islam Al Azhar 1 juga mengikuti kegiatan tambahan dalam rangkaian acara HMUN 2024, yaitu Extravaganza HMUN 2024. Dalam kegiatan Extravaganza, mereka memperkenalkan produk makanan khas Indonesia seperti minuman herbal, kopi, dan juga produk mi instan. Dengan kostum batik yang ikonik dari Indonesia, booth SMA Islam Azhar 1 banyak mendapatkan perhatian dari peserta HMUN.
Sebelum berkompetisi, calon delegasi biasa berlatih intensif selama 4-5 bulan untuk melatih kemampuan berbahasa Inggris secara verbal maupun tertulis. Hal ini dikarenakan, selain dituntut untuk mampu berfikir kritis, berdiplomasi dan bernegosiasi terkait berbagai permasalahan global, para calon delegasi pun diminta untuk membuat karya tulis (position paper) sebelum acara sidang PBB dimulai.
Calon delegasi pun juga diminta untuk mendalami negara tertentu yang akan diwakilinya pada komisi atau badan PBB yang menjadi bidang kerjanya. Persiapan panjang ini pun sedianya sudah meberikan pengalaman dan wawasan yang berharga untuk para siswa dan siswi.
“Harvad MUN adalah kesempatan yang sangat penting bagi murid-murid SMA Islam Al Azhar 1, untuk dapat mendapatkan pengalaman internasional, membangun percaya diri, dan membuka wawasan global. Mereka juga belajar untuk mengasah kemampuan negosiasi dan sosialisasi dengan wakil delegasi negara lainnya," tutur Bahron Fathin, MA selaku Kepala SMAI Al Azhar 1, pada acara pelepasan siswa yang turut dihadiri oleh para orang tua, Selasa (16/1/2024).
"Program ini merupakan implementasi konkret dari pengembangan visi SMA Islam Al Azhar 1, untuk dapat bersaing secara global dengan tetap membawa nilai-nilai dan adab islami. Kami berharap, agar anak-anak dapat menunjukkan dan mendakwahkan nilai-nilai keislaman, beradab dan berakhlakul karimah yang ditunjukkan dalam berbagai kesempatan serta memperkenalkan Budaya Indonesia," lanjutnya.
"Semoga anak-anak kami dapat mengikutinya dengan sebaik-baiknya dan menghasilkan pengalaman yang bermanfaat untuk kehidupan mereka di masa yang akan datang dan siap menjadi 'Warga Dunia'– 'Global Citizen',” tutup Bahron Fathin.
Ini bukanlah kali pertama untuk SMAI Al Azhar 1. Sebelumnya sekolah ini juga sempat berpartisipasi dalam Yale Model United Nations (YMUN) 2023 yang diselenggarakan pada bulan November 2023 di Seoul, Korea Selatan.
Salah satu murid SMA Islam Al Azhar 1, Muhammad Zharif Hasyim, bahkan berhasil mendapatkan penghargaan “Best Position Paper” di Komisi Perlindungan Manusia (Commission on Human Security). Hal tersebut merupakan sebuah pencapaian yang membanggakan sebagai bukti kualitas dan dedikasi para murid, guru pembimbing dan pihak sekolah.
Keterlibatan siswa-siswi SMA Islam Al Azhar 1 dalam Harvard MUN 2024 dan Yale MUN 2023 tidak hanya sebagai prestasi, tetapi juga bagian dari “a journey to be a global citizen”.
Siswa-siswi mendapatkan kesempatan mengembangkan kemampuan berpikir kirtis, diplomasi, dan kolaborasi dengan peserta lain dari berbagai negara dalam kegiatan tersebut, mendorong mereka untuk memiliki kepedulian, memahami dan ikut mengatasi isu global yang terjadi di dunia saat ini.