Menuju konten utama

SKY Castle Gambarkan Obsesi Ortu pada Pendidikan Anak di Korsel

SKY Castle menarik penonton karena banyak adegan dalam drama sesuai dengan kejadian nyata.

SKY Castle Gambarkan Obsesi Ortu pada Pendidikan Anak di Korsel
Poster film sky castle. FOTO/Imdb

tirto.id - Drama Korea Selatan, SKY Castle yang mulai tayang di TV JTBC sejak 23 November 2018 telah memasuki episode ke-16 pada 12 Januari 2019 lalu. Serial ini rencanaya akan tayang sebanyak 20 episode.

SKY Castle dibintangi aktris senior seperti Yum Jung Ah, Lee Tae Ran, Yoon Se A, Oh Na Ra dan Kim Seo Hyung. Drama ini mengungkap strategi dan trik kotor orang tua, terutama ibu-ibu yang tinggal di kawasan elite bernama Sky Castle.

Para ibu-ibu ini memakai berbagai cara untuk memasukkan anak-anak mereka ke sekolah bergengsi Seoul National University (SNU).

"Aku akan membawamu ke puncak. Tidakkah kamu pikir aku bisa? Aku sudah membuka jalan untukmu. Jika kamu hanya bertahan dan mendorong dirimu sedikit, kamu dapat dengan mudah naik ke puncak. Putraku, bisakah kamu melakukan itu?" ujar seorang ayah berbisik kepada putranya yang sedang berlutut menunjuk ke model piramida.

Hal tersebut dilakukan sang ayah setelah si anak gagal memecahkan soal matematika saat mereka sedang belajar bersama. Melalui adegan-adegan semacam itu, warga Korea Selatan mengakui peristiwa itu terjadi di kenyataan, bahkan bisa lebih buruk lagi.

The Korea Times menulis, baru-baru ini seorang guru sekolah menengah telah mencuri soal ujian untuk putri kembarnya yang menghadiri sekolah yang sama di Seoul selatan. Hal tersebut dilakukan semata-mata untuk menaikkan nilai akademis sang anak demi kebutuhan masuk ke perguruan tinggi.

Pendidikan dan semangat untuk sukses tetap ada dan selalu konstan dalam masyarakat Korea Selatan, dan drama JTBC "SKY Castle" tersebut berusaha mengolok-olok obsesi orang tua elite di Korea Selatan terhadap pendidikan anak yang dinilai yang sangat kompetitif.

Drama yang tayang perdana mendapat rating 1,7 persen tersebut, kini telah mencapai rating tinggi, bahkan episode terbarunya, yaitu episode 16 yang tayang Sabtu (12/1/2019) mencapai rating 20,1 persen menurut Nielsen Korea, seperti ditulis Soompi.

Alur cerita dibuat menarik, misalnya adegan saat salah satu orang tua mempekerjakan Ghost Writer seorang profesor hukum untuk menulis esai agar putra mereka bisa masuk ke Seoul National University.

Selain itu, ada seorang ibu yang mempekerjakan penasihat pribadi atau konselor yang dibayar lebih dari 100 juta won dalam setahun.

SKY Castle menarik para penggemar drama ke sebuah dunia di mana "0,1% orang elite Korea hidup bersama untuk naik lebih tinggi lagi" dan "keserakahan tak berujung untuk melebarkan sayapnya."

Penggemar drama akhirnya memperdebatkan perbedaan dan persamaan antara cerita dalam drama dan kehidupan nyata.

“Bagian tentang konselor merupakan hal yang nyata. Dalam sistem masuk perguruan tinggi saat ini, dengan begitu banyak proses penerimaan yang berbeda dari perguruan tinggi ke perguruan tinggi yang lain akan berubah seiring waktu. Hampir seperti perang informasi agar orangtua mengirim anak-anak mereka ke universitas bergengsi," kata seorang ibu bermarga Kim, seperti dikutip The Korea Times.

Ibu tersebut tinggal di wilayah Mokdong, yaitu sebuah daerah di bagian Barat Seoul. Di daerah itu banyak orang tua yang sangat bersemangat soal pendidikan anak-anaknya.

"Mereka yang akrab dengan informasi tentang proses seleksi universitas maka dengan cepat mereka akan menjadi pemenang. Berdasarkan informasi tersebut, konselor akan membuat rencana studi dan mencari kontes dan kompetisi di luar negeri, di mana anak-anak mereka bisa memperoleh skor tinggi, dan merupakan target dalam proses perguruan tinggi," lanjutnya.

Konselor tersebut tentu memilih pelanggan sendiri, di mana mereka akan mengumpulkan informasi tentang pekerjaan dan penghasilan para orang tua. Anak-anak dari keluarga kaya yang akan dipilih dan memiliki keuntungan absolut dalam penerimaan perguruan tinggi.

"Meskipun kisah-kisah para 'chaebol' (orang kaya) itu mungkin sangat berbeda, orang tua elite kelas atas awalnya mencoba mengirim anak-anak mereka ke Seoul National University terlebih dahulu dan kemudian membuat mereka pindah ke perguruan tinggi seperti Ivy League, karena ikatan sekolah dianggap penting di Korea," tambahnya.

Drama ini juga dengan jelas menggambarkan jiwa anak-anak dari keluarga tersebut menjadi serba salah karena tekanan untuk mendapatkan prestasi akademik. Seperti karakter Park Young Jae, yang baru saja diterima di jurusan Kedokteran SNU, yang harus menyembunyikan kebenciannya kepada orang tuanya sendiri dan memutuskan untuk membalas dendam.

Kritikus budaya Jung Duk Hyun mengatakan drama ini telah mendapat perhatian dari pemirsa, karena drama itu berhasil menyerang dua hal, yaitu keingintahuan penonton dan kegelisahan penonton ketika melihat obsesi pendidikan keluarga elite.

"Dalam hal pendidikan, drama ini memuaskan keinginan orang-orang untuk mengintip apa yang dilakukan oleh lingkaran keluarga kaya yang tertutup bagi anak-anak mereka. Tetapi pada saat yang sama, para penonton merasa tidak nyaman ketika menonton cerita mereka," ujar Duk Hyun.

Kedua emosi yang saling bertentangan itu, di satu sisis merasa ingin tahu tetapi juga merasa tidak nyaman yang membuat chemistry menarik di benak penggemar drama. Mereka kemudian memasukkkan SKY Castle ke dalam daftar drama yang harus dilihat.

Baca juga artikel terkait DRAMA KOREA atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Film
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Dipna Videlia Putsanra