Menuju konten utama

Sinopsis Silsila 7 November: Ruhan Gagal Temukan Misthi

Ruhan berusaha untuk mengejar mobil yang menculik Misthi namun tak berhasil.

Sinopsis Silsila 7 November: Ruhan Gagal Temukan Misthi
Shakti Arora in Silsila Badalte Rishton Ka (2018). foto/imdb

tirto.id - Episode 87 drama India Silsila tayang di ANTV Rabu (7/11/2019), pukul 10.30 WIB. Sinopsis Silsila episode ini menceritakan Misthi yang diculik oleh seseorang.

Ruhan berusaha untuk mengejar mobil yang menculik Misthi namun tak berhasil.

Sebelumnya, Misthi bertemu dengan seorang perempuan di parkiran untuk urusan bisnis.

Misthi tampak memberikan beberapa lembar uang kepada perempuan tersebut, sedangkan Ruhan menunggu Misthi di dalam mobil. Perempuan itu bertanya pada Misthi apakah Misthi adalah pacar dari Veer?

Misthi tampak terdiam, perempuan tersebut melanjutkan bahwa Veer pernah bercerita padanya terkait hubungannya dengan Misthi.

Misthi tampak mengalihkan pembicaraan tersebut karena Misthi menganggap ini urusan bisnis, tak ada urusannya dengan Veer.

Ruhan yang berada di mobil memutuskan untuk menghampiri Misthi yang tampak tegang. Ruhan mengajak Misthi untuk segera masuk ke mobil.

“Veer sepertinya sangat marah kepadaku. Apa ia pernah bercerita kepadamu, Ruhan?” ujar Misthi saat mobil sudah melaju. Ruhan menjawab bahwa Veer tak pernah cerita apapun kepadanya.

Ruhan juga menjelasakan bahwa sebelumnya ia pernah menemui Veer di rumah namun Veer justru mengusirnya,

Veer ingin sendiri tanpa berkata lain. Akhirnya Ruhan memutuskan untuk meninggalkan Veer usai berpamitan dengan ibunda Veer.

“Ya. 15 menit lagi akan akan sampai,” ujar Misthi saat ia menerima telepon. Ruhan bertanya pada Misthi ia akan diantar ke mana. Misthi menunjukkan ke sebuah tempat.

“Ku turunkan di sini?” tanya Ruhan pada Misthi.

Misthi mengiyakan, Misthi juga menyarankan pada Ruhan agar ia menunggunya di rumah bersama Pari. Mobil Ruhan mulai pelan, Misthi turun dari mobil sedangkan Ruhan melanjutkan perjalanan menuju rumah.

Misthi menunggu angkutan yang akan membawanya, ia tampak melambaikan tangan ke arah angkutan namun tak satupun yang berhenti.

Tiba-tiba sebuah mobil mendekat ke Misthi dan menarik tubuh Misthi ke dalam mobil tersebut.

“Tolong. Lepaskan aku. Lepaskan aku”, teriak Misthi di dalam mobil.

Seseorang berusaha untuk menutupa mulut Misthi agar ia tak berteriak, juga mengikat tangan Misthi dengan tali.

“Misthi!” teriak Ruhan saat melihat kejadian penculikan tersebut berusaha untuk mengejar mobil yang membawa Misthi.

Di dalam mobil, seseorang menyodorkan pistol di wajah Misthi, akhirnya Misthi hanya terdiam.

Ruhan terus mengejar mobil yang memebawa Misthi. Sesaat kemudian, sebuah truk melintas di depan mobil Ruhan dan berhenti cukup lama. Ruhan terus menyalakan klakson mobil hingga akhirnya Ruhan berteriak.

Saat truk sudah melaju, mobil yang membawa Misthi sudah tak terlihat. Ruhan tampak turun dari mobil.

“Aku hanya bisa berharap dia baik-baik saja”, ucap Ruhan yang bersimpuh di tanah.

Ia tampak berkaca-kaca karena tak mampu mengejar perempuan yang dicintainya. Ruhan terus berteriak memanggil Misthi, ia juga mencoba menghubungi Misthi via telepon.

Mobil yang membawa Misthi telah sampai ke ruangan besar dan gelap. Saat handphone Misthi berdering ada panggilan dari Ruhan, seseorang yang membawa Misthi membuang simcard yang ada di handphone Misthi.

Di depan mobilnya, Ruhan tampak lemas saat mengetahui tiba-tiba nomor Misthi tak bisa dihubungi.

Orang yang membawa Misthi membuka gerbang bangunan besar tersebut. Satu orang mengarahkan jalan sedangkan dua orang lain menyeret tubuh Misthi.

Tiga orang tersebut menutup wajahnya. Misthi terus dibawa ke dalam ruangan yang sangat gelap dengan barang-barang berserakan didalamnya.

Ruhan tampak terus mencarinya, ia tak tahu harus mencari Misthi ke mana. Ia terus melewati jalan-jalan gelap. Ruhan memutuskan untuk berhenti di sebuah tempat.

“Misthi, kemana aku harus mencarimu?” ujar Ruhan. Ruhan hanya bisa berdiri mematung di kegelapan.

Baca juga artikel terkait atau tulisan lainnya dari Sarah Rahma Agustin

Kontributor: Sarah Rahma Agustin
Penulis: Sarah Rahma Agustin
Editor: Nur Hidayah Perwitasari