Menuju konten utama

Sinopsis Chandrakanta Ep 17: Iravati akan Bunuh Vir

Film Chandrakanta tayang hari setiap Senin-Minggu di ANTV pukul 9.30 WIB. 

Sinopsis Chandrakanta Ep 17: Iravati akan Bunuh Vir
Poster Chandrakanta. wikimedia commons/penggunaan wajar

tirto.id - Sinetron asal India, Chandrakanta episode 17 tayang di stasiun televisi ANTV pada Kamis (20/8/2020) pukul 9.30 WIB. Sinetron ini tayang hari Senin-Minggu. Penayangan sinetron ini bisa berubah sewaktu-waktu.

Chandrakanta berada dalam arahan sutradara Mukesh Kumar Singh serta penulis naskah Ekta Kapoor. Sinetron yang tayang pertama kali pada 2017-2018 ini berjumlah total 94 episode.

Daftar Pemain Chandrakanta

Madhurima Tuli sebagai Princess Chandrakanta

Vishal Aditya Singh sebagai Prince Veerendra

Urvashi Dholakia sebagai Queen Iravati

Rita Kaul Kotru sebagai Aaina

Punit Talreja sebagai Kroor Singh

Prerna Wanvari sebagai Mayavi

Charu Mehra sebagai Princess Sonakshi

Sandeep Rajora sebagai Maharaj Jai Singh

Shilpa Saklani sebagai Queen Ratnaprabha

Sunaina Shukla sebagai Princess Sataakshi

Nirmal Soni sebagai Umang

Nitin Vakharia sebagai Koopat Singh

Sinopsis Chandrakanta Episode 16

Ada sebuah monster yang menyerang kerajaan. Dalam serangan itu, Chandrakanta tampak mengendalikan monster. Semua orang tampak marah pada Chandrakanta. Setelah monster pergi, Chandrakanta disalahkan oleh Iravati dan juga Raja Suryagard. Mereka tidak tahu apabila Chandrakanta dalam pengaruh seseorang. Dia tidak sadar melakukan hal itu.

Setelah Chandrakanta sadar, dia membantah bahwa dirinya mengendalikan monster. Banyak orang yang tidak percaya. Raja Suryagard memberi waktu sampai fajar terbit untuk Chandrakanta membuktikan perkataannya.

Vir ingin membantu Chandrakanta. Namun Iravati melarangnya. Secara diam-diam, Vir menuju ruang bawah tanah kerajaan. Ruang itu berisi perpustakaan dengan banyak buku. Dia ingin mencari tahu tentang monster dan cara mengendalikannya.

Tidak hanya Vir, Chandrakanta juga terpikir hal yang sama. Vir datang ke ruang bawah tanah lebih dulu. Tiba-tiba Iravati datang dan marah pada Vir. Agar aman dari situasi tersebut, Vir mangatakan bahwa dia ingin membuktikan bahwa Chandrakanta bersalah. Iravati kemudian tenang dan pergi. Vir terpaksa berbohong. Dia tidak bisa bilang apabila ingin membantu Chandrakanta.

Mendengar hal itu, Chandrakanta marah dan menemui Vir. Mereka sempat berdebat sebentar. Namun Vir jelaskan pada Chandrakanta tentang maksudnya. Setelah tenang, Vir dan Chandrakanta mencari buku tentang monster.

Vir menemukan buku itu dan membacanya. Dia tahu apabila monster bisa dikendalikan dan berubah bentuk. Pengendali monster yaitu iblis yang berwajah cantik. Vir sempat curiga pada Chandrakanta, tapi dia mengelak pikirannya sendiri. Salah satu cara untuk membuktikan bahwa seseorang mengendalikan monster yaitu dengan membawanya ke kuil. Apabila dia monster, maka tidak bisa masuk kuil.

Saat semua orang berkumpul, Vir minta Chandrakanta untuk masuk kuil Kresna. Dia ingin buktikan bahwa Chandrakanta bukan pengendali monster. Sayangnya, monster mengetahui hal itu dan bersembunyi di sebuah tempat. Saat Chandrakanta ingin masuk kuil, monster menyerang Chandrakanta. Kemudian Chandrakanta terlempar dan terkesan tidak bisa masuk kuil.

Beberapa kali Chandrakanta berusaha masuk, tapi monster tetap menyerangnya. Tidak ada yang sadar kecuali ibu Chandrakanta. Ibu Chandrakanta melihat monster dan mengikutinya. Di luar kerajaan, ibu Chandrakanta tahu apabila monster dikendalikan oleh Swayam, saudara Vir.

Tahu bahwa rahasianya terbongkar, Swayam mengendalikan monster untuk menyerang ibu Chandrakanta. Setelah mendengar teriakan ibu Chandrakanta, semua orang keluar. Sayangnya, ibu Chandrakanta sudah tak berdaya.

Iravati bertanya tentang siapa pelaku penyerangan. Ibu Chandrakanta ingin menunjuk Swayam yang berada di belakang Chandrakanta. Namun tangannya terlampau lemah, dan salah menunjuk Chandrakanta.

Ibu Chandrakanta meninggal. Chandrakanta pun mendapat tuduhan yang serius bahwa dia mengendalikan monster. Chandrakanta masuk penjara.

Sinopsis Chandrakanta Episode 17

Pada cerita kali ini, Chandrakanta masih berada dalam penjara. Tanpa diduga-duga, monster kembali datang menyerang kerajaan. Kala itu Vir melawan monster dan berhasil berada di atas angin. Monster yang kalah kemudian kabur dengan berbagai luka di tubuhnya.

Iravati yang mengamati pertarungan antara Vir dan monster kemudian mengikutinya. Dia tahu apabila monster tersebut merupakan jelmaan dari Swayam, anaknya sendiri. Benar saja, saat monster sudah mulai tidak kuat menahan lukanya, dia berubah wujud menjadi Swayam. Iravati mengobatinya.

Dalam pertemuan itu, Swayam mengatakan bahwa dia merasa iri dengan Vir. Swayam anggap ibunya pilih kasih dan lebih menyayangi Vir. Namun Iravati menjelaskan bahwa hal itu hanya sebagai cara selamatkan kerajaan. Vir hanya pion yang digunakan dalam pertempuran, sehingga dia harus kuat.

Sementara itu, Chandrakanta akan mendapat hukuman atas tuduhan mengendalikan monster. Banyak orang yang meminta Chandrakanta dibunuh. Namun Iravati enggan melakukan. Dia masih membutuhkan Chandrakanta untuk mengambil keris ajaib. Chandrakanta kembali dibawa ke penjara dan diinterogasi oleh Badrama.

Sayangnya, Badrama tidak hanya menginterigasi, tapi dia juga menyiksa Chandrakanta. Iravati yang datang hanya bisa melihat saat Chandrakanta sudah tidak sadarkan diri. Iravati membawa Chandrakanta ke sebuah tabib di luar kerajaan.

Chandrakanta mendapat perawatan dan tidur di sebuah kamar. Saat Chandrakanta sadar, dia mendengarkan percakapan Iravati dengan tabib di luar ruangan. Ternyata Iravati sedang melakukan rencana untuk membunuh Vir. Chandrakanta yang mendengar hal itu kaget. Dia ingin menyelamatkan Vir dari rencana busuk Iravati.

Sayangnya hal itu tidak mudah. Vir masih menganggap Chandrakanta sebagai pengkhianat kerajaan. Vir masih belum sadar dari pengaruh ibunya. Selama ini, Iravati membuat rekayasa yang membuat Chandrakanta terkesan bersalah.

Baca juga artikel terkait CHANDRAKANTA atau tulisan lainnya dari Sirojul Khafid

tirto.id - Film
Kontributor: Sirojul Khafid
Penulis: Sirojul Khafid
Editor: Alexander Haryanto