Menuju konten utama

Siapa Justitia & Bael The Judge from Hell di Mitologi Yunani?

Siapakah sosok Justitia dan Bael dalam drakor The Judge from Hell menurut mitologi Yunani? Simak penjelasannya di sini. 

Siapa Justitia & Bael The Judge from Hell di Mitologi Yunani?
The Judge from Hell. foto/Asianwiki

tirto.id - Drama Korea The Judge from Hell yang dibintangi Park Shin Hye menghadirkan dua karakter demon atau iblis bernama Justitia dan Bael yang dikisahkan berasal dari neraka. Lalu, siapa Justitia dan Bael sebenarnya dalam mitologi Yunani?

The Judge from Hell bercerita tentang iblis bernama Justitia yang melakukan sebuah kesalahan saat memberikan penghakiman di neraka.

Atasan Justitia, Bael, akhirnya marah dan menghukum Justitia dengan mengirimnya ke bumi untuk menghabisi para pendosa di dunia. Namun, sosok iblis hanya bisa hidup di bumi dengan cara merasuki tubuh manusia sehingga Justitia memilih masuk ke dalam tubuh Kang Bit Na, seorang hakim wanita yang tewas dibunuh.

Dari sinilah Justitia hidup sebagai Kang Bit Na dan mulai mencari para pembunuh untuk mematuhi perintah Bael.

Justitia dan Bael memang digambarkan sebagai sosok iblis yang hidup di neraka. Faktanya, ada sedikit perbedaan antara karakter iblis di drakor The Judge from Hell dengan versi asli mitologi yang dipercaya oleh masyarakat.

Ringkasan Karakter Justitia dan Bael dalam Drakor The Judge from Hell

Dalam drakorThe Judge from Hell, Justitia dikenal sebagai iblis wanita yang bertugas sebagai hakim neraka khusus para pembunuh.

Karakter Justitia versi iblis diperankan oleh Oh Na Ra, sedangkan Justitia dalam wujud manusia atau Kang Bit Na diperankan oleh Park Shin Hye.

Dalam melakukan tugasnya di neraka, Justitia selalu didampingi oleh iblis lain bernama Valak. Justitia sendiri digambarkan sebagai sosok iblis yang patuh pada Bael dan merupakan petinggi ketiga di neraka sekaligus kandidat penerus Bael.

Justitia terkenal kuat dan memiliki popularitas yang cukup tinggi di kalangan iblis. Selama merasuki Kang Bit Na, Justitia menunjukkan sikap yang dingin, penuh percaya diri, agak cuek, dan hanya peduli dengan misi yang diberikan oleh Bael.

Namun, lambat laun karakter Justitia mulai berubah setelah sering berinteraksi dengan manusia, terutama seorang polisi bernama Han Da On.

Justitia jadi tidak sedingin sebelumnya, hatinya juga mudah tersentuh dan lebih emosional seperti layaknya manusia.

Sebagai iblis, Justitia memiliki beberapa kemampuan, mulai dari fisik yang kuat, dapat melihat orang lain melalui cermin, hingga mampu melihat masa hidup seseorang dengan menyentuh mayatnya. Di sisi lain, ia juga memiliki kelemahan seperti salib dan bubuk belerang.

Sementara itu, Bael merupakan atasan Justitia sekaligus pemimpin tertinggi kedua di neraka. Dalam dramanya, karakter ini diperankan oleh aktor Shin Sung Rok.

Bael digambarkan memiliki kaki laba-laba panjang yang mencuat dari punggungnya. Ia sangat kuat, bahkan Justitia pun sangat takut padanya dan tidak mampu melawan.

Tidak seperti iblis lain yang harus merasuki manusia untuk bisa hidup di bumi, Bael mampu muncul ke dunia manusia dengan wujud aslinya.

Bael juga memiliki kemampuan telekinesis dan bisa mengambil atau menghilangkan kemampuan iblis lain yang ada di bawahnya, termasuk Justitia.

Siapa Justitia dan Bael dalam Mitologi Yunani?

Nama Justitia dan Bael tentu tidak asing dalam dunia mitologi maupun demonologi. Namun, karakter keduanya dalam versi drama Korea mengalami sedikit perubahan dari versi aslinya.

A. Penjelasan Lady Justice dalam Mitologi Yunani

Justitia dikenal sebagai Lady Justice atau Dewi Keadilan dalam Mitologi Romawi. Sementara dalam Mitologi Yunani, Dewi Keadilan disebut dengan nama Themis.

Nama Justitia sendiri berasal dari bahasa Latin, yaitu iustitia yang bermakna keadilan. Jadi, dalam versi aslinya, sosok Justitia bukanlah iblis dari neraka seperti yang digambarkan dalam drama Korea The Judge from Hell.

Justitia dipandang sebagai simbol hukum dan keadilan. Ia kerap digambarkan sebagai sosok wanita yang membawa timbangan di tangan kiri serta pedang di tangan kanan.

Timbangan menjadi simbol untuk melakukan penilaian yang cermat. Timbangan ini juga menggambarkan bahwa hukum harus selalu jujur, transparan, dan tidak memihak. Selain itu, berat dan ringannya setiap perbuatan juga akan ditimbang sebelum hukuman dijatuhkan.

Sementara itu, pedang yang dibawa oleh sosok Dewi Keadilan menyimbolkan keberanian, kekuatan, serta kewenangan dalam penegakan hukum.

Justitia atau Dewi Keadilan ini pun sering digambarkan dengan mata tertutup. Ini adalah simbol untuk tidak memihak, menghakimi tanpa memandang pengaruh, kekayaan, kekuasaan, atau status sosial. Artinya, semua orang sama di mata hukum.

B. Penjelasan tentang Bael atau Baal dalam Mitologi

Sosok Bael atau Ba’al sebenarnya bukan berasal dari mitologi Yunani. Bael lebih dikenal sebagai sosok iblis dalam demonologi atau kepercayaan okultisme masyarakat Barat.

Dalam teks-teks kuno seperti Ars Goetia, Bael merupakan salah satu dari 72 iblis yang dikendalikan oleh King Solomon atau Raja Salomo. Bael juga dikenal sebagai raja neraka yang pertama dan memimpin 66-250 legiun roh jahat.

Sebenarnya terdapat beberapa sejarah mengenai asal-usul Bael. Dalam mitologi Kanaan, Bael sejatinya adalah dewa yang sangat kuat dan merupakan keturunan dari pimpinan dewa, El, dan dewi laut bernama Asherah.

Bael dikenal sebagai dewa kesuburan, badai, dan matahari. Oleh karena itu, masyarakat Kanaan dulunya menyembah Bael dalam ritual-ritual yang berkaitan dengan pertanian.

Sementara dalam demonologi atau okultisme, Bael dulunya merupakan salah satu malaikat tinggi yang akhirnya bergabung dengan pasukan Lucifer dalam melakukan pemberontakan di Surga. Akibatnya, ia diusir dari surga dan menjadi fallen angel yang menjadi sosok iblis.

Secara fisik, Bael digambarkan sebagai iblis yang bisa berwujud manusia, kucing, kodok, atau kombinasi ketiganya. Ia sering divisualisasikan seperti laba-laba dengan tiga kepala (manusia, kucing, kodok).

Dalam demonologi, Bael dipercaya dapat memberikan kemampuan menghilang atau jadi tak terlihat, tapi ada pula yang menyebutkan bahwa Bael dapat mengajarkan pengetahuan tertentu serta kebijaksanaan terhadap pemanggilnya.

Baca juga artikel terkait DRAKOR atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Yandri Daniel Damaledo