tirto.id - Bali merupakan destinasi wisata yang sangat populer di dunia. Hampir di setiap sudut wilayah dapat ditemukan daya tarik wisata yang menawan. Salah satu yang istimewa dan menjadi destinasi wisata, terutama bagi wisatawan mancanegara, ialah Desa Tradisional Penglipuran di Bangli.
Untuk mencapai desa Penglipuran dibutuhkan kurang lebih dua jam perjalanan dengan kendaraan roda dua dari kota Denpasar yang berjarak sekitar 45 km. Kesan pertama saat pengunjung tiba di Penglipuran ialah kesahajaan dan kepedulian akan kelestarian alam.
Hawa sejuk menyegarkan khas dataran tinggi berpadu dengan hijau dedaunan berhias warna-warni beraneka bunga di sepanjang jalan desa mengundang setiap pengunjung untuk masuk lebih dalam menikmati jengkal demi jengkal desa berpenduduk 985 jiwa itu.
Tidak hanya pesona alam yang ditawarkan Penglipuran, adat istiadat dan budaya leluhur yang masih dipertahankan warga setempat menjadi daya tarik. Tata ruang desa dan bangunan tradisional yang tetap lestari terjaga menjadi daya tarik tersendiri. Konon, sejak berdiri pada abad ke-18 hingga kini, jumlah pekarangan rumah penduduk hanya terdiri dari 76 pekarangan yang tertata apik dengan luas yang sama antara satu dan lainnya. Di setiap pekarangan terdapat angkul-angkul berbentuk serupa. Bangunan itulah yang jadi gerbang masuk ke pekarangan rumah penduduk.
Keistimewaan lainnya adalah kebersihan desa yang senantiasa terjaga. Dengan berbagai keunikan itu tak heran sejumlah media daring menobatkan desa Panglipuran yang berarti 'ingat kepada tanah leluhur' ini sebagai satu dari tiga desa terbersih di dunia, bersama Desa Terapung Giethoorn di Provinsi Overijssel, Belanda, dan Desa Mawlynnong di Pegunungan Negara Bagian Meghalaya, India.
Foto dan Teks: Ismar Patrizki