tirto.id - Selamat Hari Tari Sedunia 2020! Tahukah Anda kalau tanggal Hari Tari Sedunia jatuh pada tanggal 29 April? Tepat di hari ini, masyarakat dunia memperingati hari tari yang juga merupakan hari lahir dari pembuat tari balet modern, Jean-Georges Noverre.
Pada tahun 1982, Komite Dansa International Theatre Institute (ITI) mencanangkan adanya Hari Tari Sedunia. Dilansir situs International Dance Day, pesan dari adanya peringatan ini adalah untuk merayakan tarian, bersenang-senang dalam universalitas bentuk seni dengan melintasi semua hambatan politik, budaya, dan etnis.
Selain itu, peringatan ini juga bertujuan untuk menyatukan orang-orang dengan bahasa universal yakni tarian.
Di sisi lain, Komite Dansa Internasional ITI juga memilih koreografer atau penari berbakat dari seluruh dunia untuk menari dan menyampaikan pesan kepada seluruh masyarakat dunia. Pesan tersebut akan diterjemahkan ke berbagai bahasa dan diedarkan secara global.
Di tahun ini, Komite Dansa ITI memilih Gregory Vuyani Maqoma dari Afrika Selatan untuk menyampaikan pesan Tari Sedunia kepada masyarakat luas. Dalam pesannya, koreografer dan pelatih tari tersebut mengajak seluruh masyarakat dunia untuk kembali menari dengan tujuan menghilangkan kesedihan atas beragam cobaan yang terjadi.
"Lebih dari sebelumnya, kita perlu menari dengan tujuan untuk mengingatkan dunia bahwa rasa kemanusiaan masih tetap terjaga," tulis Maqoma dalam rilisnya.
Selain itu, dalam pesan yang dipublikasikan ITI tersebut, ia menuturkan, menari dapat ditujukan untuk mengubah dunia dengan satu langkah pada satu waktu.
Di sisi lain, ITI juga mengadakan Perayaan Gala Hari Tari Sedunia dengan selalu mengundang para anggota, penari, koreografer, mahasiswa tari, dan para penggemar untuk bergabung. Perayaan Gala akan berlangsung di kota tuan rumah yang telah dipilih oleh ITI.
Misalnya pada tahun 2017 lalu, perayaan Hari Tari Sedunia diadakan di Shanghai, Cina. Pada tahun selanjutnya yakni 2018, perayaan dihelat di Havana, Kuba.
Acara yang dilaksanakan bisa bervariasi yang terdiri dari pertunjukan tari dari seluruh dunia, pertunjukan para siswa tari, hingga pembacaan pesan dari penulis yang terlah terpilih di mana di tahun ini jatuh pada Maqoma.
Pada tahun 2017 lalu di Shanghai, perayaan dihelat selama tiga hari dengan menekankan pada pendidikan melalui lokakarya dan presentasi tari yang dipimpin oleh penari ahli internasional dilansir Shanghai Daily.
Malam hari ditujukan sebagai pertunjukan, dan yang terakhir adalah Perayaan Gala. Acara di Shanghai tersebut juga memiliki aspek kemanusiaan, dengan sebagian besar fokusnya adalah merayakan prestasi para penari difabel dan mendorong anak-anak difabel untuk menari.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Dipna Videlia Putsanra