tirto.id - Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar menargetkan penyaluran kredit di tahun 2020 berkisar 9-10 persen. Royke mengakui target itu lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 14-16 persen.
Royke mengatakan keputusan itu diambil melihat kondisi perekonomian tahun 2020 yang belum tentu cukup baik.
“Targetnya mencoba untuk mendekati 10 persen. Kan, kita lihat ekonomi, saya juga tau diri. Mungkin kita di 9-10 persen. Udah enggak seperti tahun-tahun sebelumnya 14-16 persen,” kata Royke kepada wartawan usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Plaza Mandiri, Senin (9/12/2019).
Royke menjelaskan bahwa angka ini berlaku buat keseluruhan penyaluran kredit, baik itu korporasi maupun perorangan. Menurut dia, kondisi ini agak sulit karena BUMN juga tengah melakukan konsolidasi. Sementara itu, swasta juga tengah melakukan “wait and see” sehingga belum tentu akan mengambil pembiayaan.
Sebaliknya, Royke punya strategi untuk menyasar segmen lain yang menurutnya bisa diandalkan. Misalnya, pegawai perusahaan sampai distributor perusahaan yang bersangkutan.
“Ini kan sulit. Nah, kita masuk di area ini. Jadi ini pertumbuhan kita ke depan,” ucap Royke.
Pada tahun 2020 nanti, Bank Mandiri kata Royke juga memilih sumber pertumbuhan kredit yang lebih aman. Mereka menyasar penyaluran kredit di tingkat ritel dan konsumen. Ia bilang pada kelompok ini, kredit yang akan disalurkan lebih aman dan risikonya lebih jelas untuk dimitigasi oleh perbankan.
“Paling besar penopang tahun depan di retail dan konsumer. Jadi itu kan, lebih safe. Ini bagus dan strukturnya lebih jelas. Jadi mesin pertumbuhannya dari sana,” imbuhnya.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Gilang Ramadhan