Menuju konten utama

Riau Minta Helikopter Water Bombing

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau meminta helikopter pengebom air dan pesawat teknologi modifikasi cuaca (TMC) ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana setelah penetapan status siaga darurat bencana asap Riau . 

Riau Minta Helikopter Water Bombing
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman (tengah) menjawab pertanyaan wartawan usai menetapkan status siaga darurat pada rapat koordinasi penetapan status siaga darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau 2017 di Kantor Gubernur Riau, di Pekanbaru, Riau, Selasa (24/1). Provinsi Riau menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan untuk mengantisipasi terjadinya karhutla yang berlangsung selama 96 hari mendatang. ANTARA FOTO/Rony Muharrman.

tirto.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau meminta helikopter pengebom air dan pesawat teknologi modifikasi cuaca (TMC) ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana menyusul penetapan status siaga darurat bencana asap Riau .

"Saya hari ini sudah membuat surat kepada BNPB untuk permintaan TMC, kemudian meminta helikopter water bombing serta pendampingan," kepala BPBD Riau, Edwar Sanger kepada Antara di Pekanbaru, Selasa, (24/1/2017) seperti dikutip dari Antara.

Status siaga ditetapkan Gubernur Riau, Arsyadjuliandi Rachman mulai Selasa hari ini hingga 30 April 2016 mendatang. Usai menetapkan status, gubernur bersama instansi terkait lainnya termasuk komandan korem, kapolda, komandan lanud, kepala dan kejati segera menyusun struktur tim satgas siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang mulai dikukuhkan hari ini.

Selain penyusunan struktur tim satgas, gubenur juga kembali mengaktifkan posko-posko siaga karhutla agar satgas bisa segera mulai tugasnya secara resmi. Salah satu hal yang diupayakan oleh gubernur ialah meminta helikopter water bombing tersebut.

Sebelum mengirimkan surat untuk bantuan helikopter dan pesawat pengebom air, Edwar menjelaskan dirinya telah berkoordinasi terlebih dahulu dengan BNPB.

Terkait berapa jumlah helikopter maupun pesawat TMC yang diajukan, ia mengatakan hal tersebut merupakan kewenangan BNPB. Edwar mengatakan BNPB akan mengirimkan tim guna mengevaluasi kondisi cuaca dan kebakaran hutan dan lahan di Riau.

Andi, sapaan akrabnya menjelaskan penetapan status tersebut sebagai upaya memaksimalkan pencegahan dan penanggulangan secara terpadu bencana kebakaran hutan dan lahan di Riau.

Andi mengatakan sesuai instruksi Presiden Joko Widodo, helikopter pengebom sudah seharusnya disiagakan.

Saat ini disiagakan satu helikopter jenis Bell 412 bantuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Riau.

"Di Riau sudah ada satu yang disiagakan bantuan KLHK. Itu bisa dimanfaatkan untuk patroli udara dan pengeboman air. Untuk penambahan tentu melihat situasi selanjutnya seperti apa," tuturnya.

Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika dalam dua pekan pertama Januari 2017 mendeteksi sejumlah titik api mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan di Riau.

Titik-titik api itu tersebar di Rokan Hulu, Pelalawan, Dumai, Bengkalis, Meranti, Siak dan Kuantan Singingi.

Keberadaan titik api itu yang menjadi salah satu alasan Gubernur Riau segera menetapkan status siaga kebakaran hutan dan lahan. Selain itu, dua wilayah lainnya yakni Rokan Hulu dan Kota Dumai telah menetapkan status yang sama terlebih dahulu.

Gubernur meminta agar penanganan kebakaran dan dilakukan sedini mungkin sehingga keberhasilan menekan angka kebakaran pada 2016 lalu dapat ditingkatkan.

Baca juga artikel terkait KARHUTLA atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh