tirto.id - Jelang lawan TIRA Persikabo pada pekan kedelapan Shopee Liga 1 2019, Jumat (12/7) di Stadion Pakansari, Bogor, Madura United tengah percaya diri. Pasalnya, dalam rekor head to head, skuat yang kini dilatih Dejan Antonic tersebut memiliki catatan yang bagus.
Dalam tujuh pertemuannya di lintas kompetisi, Laskar Sape Kerrab meraih enam kemenangan dan hanya sekali kalah. Satu-satunya kekalahan yang diderita yakni pada putaran pertama Liga 1 2018 lalu. Saat itu, TIRA Persikabo menang dengan skor 1-0 berkat gol tunggal Wawan Febrianto.
Di putaran kedua, Madura United membalas. Mereka sukses menang dengan skor 3-1 karena tiga gol yang ditorehkan Slamet Nurcahyo (2 gol) dan Fabiano Beltrame hanya mampu dibalas satu gol lewat Radanfah Abu Bakr.
“Kita tidak sedang membaca pertandingan-pertandingan sebelumnya. Pertandingan yang akan dihadapi selalu berbeda komposisi pemainnya. Kita fokus pada pertandingan yang akan dihadapi agar menjadi milik kita hasil akhirnya,” ucap Dejan seperti dikutip laman resmi klub.
Di sisi lain, persaingan kedua tim musim ini terbilang cukup ketat. Setidaknya hingga pekan ketujuh. Di tabel klasemen, TIRA Persikabo bertengger di peringkat kedua dengan poin 15 sementara Madura United berada di posisi tiga dengan poin 13.
Kendati demikian, Greg Nwokolo dan kawan-kawan memiliki keuntungan lantaran baru memainkan lima pertandingan alias dua laga lebih sedikit dibandingkan TIRA Persikabo yang telah bermain sebanyak tujuh laga.
Tak hanya itu, kedua tim pun sama-sama belum pernah menderita kekalahan—bersama Bali United—dengan satu kelebihan lainnya, yakni produktivitas memasukkan tertinggi dengan sama-sama menorehkan 12 gol.
“Kita punya tugas untuk kembali merebut posisi puncak klasemen sampai kompetisi berakhir. Itu berarti semua pemain dalam tim ini akan berusaha untuk selalu mendapatkan poin dalam setiap pertandingan,” imbuh Dejan Antonic.
“Memenangkan pertandingan dengan skor berapa pun, mau mau 1-0 kosong atau lebih, menjadi tujuan dalam setiap pertandingan yang akan kita jalani nanti,” tambahnya.
Penulis: Hendi Abdurahman
Editor: Fitra Firdaus