Skandal tak henti-hentinya menerpa Samsung. Dari pendirinya, Lee Byung-chul, dilanjutkan generasi kedua, hingga kini generasi ketiga, semuanya terlibat skandal dengan pemerintah.
Samsung dihantam keras soal skandal meledaknya Galaxy Note pada 7 tahun lalu. Tahun berganti, apakah skandal ini masih memengaruhi bisnis produsen elektronika asal Korea Selatan ini?
Perusahaan jam pintar Pebble dalam masa sulit beberapa tahun terakhir, dan membuat para penggemarnya kecewa. Akuisisi oleh Fitbit menunjukkan betapa gamang pasar gawai pakai saat ini.
Kedigdayaan smartphone atau telepon pintar tak hanya menggeser peran kamera digital, tapi juga komputer tablet yang lahir lebih belakangan. Tren penjualan tablet untuk beberapa merek besar terus turun. Namun, masih ada setitik harapan bagi gawai ini.
Skandal baterai bermasalah seri Galaxy Note 7 memang memukul Samsung sangat keras. Penjualannya kemudian menurun drastis. Akan tetapi dominasinya masih tidak tergoyahkan, terlepas dari kompetisi ketat yang diberikan oleh Apple dan pabrikan ponsel Cina seperti Huawei dan Oppo.
Keputusan Apple menghilangkan port audio 3,5mm di iPhone dan slot SD Card di MacBook memunculkan lelucon “Dongle Life” atau hidup dengan dongle. Ini tak perlu terjadi jika saja Apple rela memakai standar yang lebih umum.
Kejaksaan Seoul melakukan penggeledahan terhadap kantor-kantor Samsung di Seoul karena diduga memberi dukungan pada kongomerat yang terlibat skandal. Tuduhan bahwa Samsung mengirimkan 2,8 juta euro ke sebuah perusahaan milik konglomerat itu di Jerman kini tengah diselidiki.
Survei firma riset IDC mengungkapkan bahwa setengah dari konsumen Note7 (12 dari 24) mengatakan mereka telah atau akan memilih iPhone untuk menggantikan perangkat Samsung mereka.
Samsung tengah menyelidiki semua elemen Samsung Galaxy Note 7 yang memiliki kendala teknis itu. Perusahaan itu mengakui, permasalahan teknis bukan saja itu.
Demi menghindari permasalahan baterai yang terjadi pada Galaxy Note7 beberapa waktu lalu, Samsung dikabarkan akan menjalin kerja sama dengan LG Chem untuk memastikan Galaxy Note8 aman bagi konsumen.
Samsung yang kembali mengeluarkan Galaxy Note & harus kembali menariknya karena menerima laporan terkait terbakarnya perangkat tersebut, padahal pihak Samsung sudah menggati perangkat baterainya. Sehingga bersama dengan pemerintah Korea Selatan, Samsung mulai menyelidiki agar mengetahui penyebab terbakarnya Note 7.
Garuda Indonesia secara resmi melarang penumpangnya membawa ponsel Samsung Galaxy Note 7 di seluruh penerbangan. Larangan ini sejalan dengan instruksi FAA menyusul ditemukannya permasalahan pada baterai Samsung Galaxy Note 7 yang telah ditarik dari pasaran dan juga pada perangkat penggantinya.
Buruknya citra brand Galaxy Note 7 membuat Samsung saat ini tengah mempertimbangkan untuk menghapus brand Note dari lini produksinya. Meski demikian, raksasa elektronik asal Korea Selatan itu tampaknya masih akan mempertahankan brand Galaxy mereka.
Kematian Galaxy Note 7 membawa bencana bagi Samsung. Mulanya direncanakan sebagai penutup spektakuler bagi produsen smartphone asal Korea Selatan ini, penangguhan penjualan Note 7 dikabarkan meninggalkan kerugian sebesar 17 miliar dolar AS.
Samsung Electronics telah memutuskan untuk menangguhkan penjualan Galaxy Note 7 pascainsiden baterai yang memicu ledakan ketika diisi daya. Guna menutupi kerugian dari penangguhan produksi Note 7, Samsung beralih pada Galaxy S7.
Krisis Samsung akibat penarikan Galaxy Note7 semakin jauh. Samsung secara resmi meminta kepada para partner globalnya untuk menghentikan penjualan dan penukaran Galaxy Note7.
Setelah sukses di pasar Asia, Xiaomi mulai membidik pasar AS. Namun, tak mudah bagi Xiaomi untuk menembus pasar AS terlebih lagi untuk produk ponsel pintarnya yang minim paten. Xiaomi pun punya cara untuk menembus pasar AS.
Sebanyak 2,5 juta produk Galaxy Note 7 ditarik oleh Samsung karena ada puluhan laporan menyebut produk tersebut terbakar dan/atau meledak. Baterai litium adalah tersangka utama, meski Samsung ogah menjelaskan lebih jauh. Apa sesungguhnya masalah dari baterai tipis dan ringan ini?
Samsung sedang dirundung malang. Galaxy Note 7 yang seharusnya mendongkrak kinerja, malah membuat perusahaan kalang kabut. Ini bukan badai pertama yang dihadapi chaebol tersebut.