Samsung Disinyalir Akan Hapus Merek Note

tirto.id - Samsung tengah bimbang. Pasalnya mereka sedang mempertimbangkan untuk menghapus brand Note mereka yang ternama. Semuanya karena insiden produksi gagal Galaxy Note7 yang kembali ditarik akibat baterainya yang meledak.

Seperti dilaporkan oleh GSM Arena, Samsung menilai reputasi Note telah hancur, belum lagi pandangan negatif yang diterima oleh sang raksasa elektronik asal Korea Selatan karena smartphone gagal produksi tersebut.

Ssebagai sebuah brand, Note diperkirakan tidak akan dilihat sama seperti dulu. Salah satu seri terlaris di industri smartphone itu tampaknya harus selamanya beristirahat dan Samsung harus terus melihat ke depan.

Nama Note selama ini mungkin sebuah istilah yang sempurna untuk menggambarkan smartphone dengan layar yang lebih besar dan memiliki stylus. Namun demikian, langkah yang paling masuk akal bagi Samsung, menurut laporan situs Rusia Hi Tech Mail, adalah mengubah citra Note dengan re-branding.

Berdasarkan laporan tersebut, sumber internal Samsung mengungkap bahwa lebih dari 50 persen responden dari survei yang dilakukan oleh Samsung, termasuk orang-orang di Korea Selatan, mengatakan bahwa brand Note saat ini membawa konotasi negatif.

Sementara itu, perusahaan asal Korea Selatan itu nampaknya masih berniat untuk menjaga brand "Galaxy".

Sebelumnya sejumlah analis melaporkan bahwa Samsung dikabarkan merugi sebesar 17 miliar dolar AS akibat diberhentikannya lini produksi Note 7. Setelah penarikan pertama Note7 yang dimulai pada awal September, analis menjelaskan, estimasi penjualan yang hilang, dikombinasikan dengan biaya recall itu sendiri, hanya mencapai sekitar 5 miliar dolar AS.

Dihentikannya penjualan Note 7, membuat Samsung beralih menggenjot produksi Galaxy S7 unutk menutupi kerugian yang dideritanya. Dengan begitu, diharapkan para calon pemilik Note 7 dapat beralih ke perangkat andalan Samsung tersebut.

"Kami [perusahaan mitra] akan fokus pada penyediaan bagian-bagian untuk Galaxy S7 dan model-model lain seperti Galaxy A8," kata seorang pejabat dari salah satu pemasok Samsung, sebagaimana diberitakan kantor berita Antara.