Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz menyebutkan pengusiran pengurus masjid terhadap calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menunjukkan tindakan radikalisme.
Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 2 Djarot Saiful Hidayat mengaku sudah memaafkan mereka yang melakukan pengusiran ke dirinya usai salat jumat di Masjid Jami Al-Atiq, Kampung Melayu, Tebet, Jakarta Selatan.
Djarot menyatakan pengusiran atas dirinya usai salat Jumat di Masjid Jami Al-Atiq merupakan bukti politisasi masjid demi kepentingan pragmatis dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Pengadilan Negeri Jakarta Barat menggelar persidangan untuk pelaku penghadangan kampanye Djarot. Calon Wakil Gubernur itu secara personal telah memaafkan oknum yang melakukan penghadangan kampanye di Kembangan tersebut.
Calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyebut penghadangan kampanye sebagai bentuk penistaan demokrasi. Sebelumnya, Djarot kembali menghadapi penolakan sejumlah warga sat tengah blusukan.
Saat melakukan blusukan di Kelurahan Petamburan, Djarot Saiful Hidayat dihadang oleh sejumlah warga. Namun, Djarot meneruskan perjalanannya menghadapi para penghadang.
Kampanye Ahok di Ciracas menghadapi penolakan. Diduga ada mobilisasi massa dari daerah non-Ciracas. Pengurus MUI Ciracas aktif menyiapkan aksi penolakan.
Terkait kasus yang menimpa Ahok, Direktur CSIS Philips Vermonte menjawab mengapa keterlihatan massa 'wong cilik' PDIP sekarang tak kentara, baik dalam bentuk posko-posko seperti di awal reformasi maupun dalam bentuk pengerahan massa.
Penolakan kampanye Ahok-Djarot semakin massif terjadi. Sempat ada kekhawatiran konflik antar-aliran nasionalis vs. Islami. Tapi sebelum mengkhawatirkan itu, perlu dipertanyakan juga: Apakah PDI Perjuangan solid dalam mengatasi penolakan terhadap Ahok?