Indeks Negara Islam Indonesia

Sejarah pemberontakan DI/TII di Jawa Barat berpuncak tanggal 7 Agustus 1949 dengan dipimpin oleh Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo.

Berdasar penyelidikan, AS merupakan anggota NII. Sedangkan ARH dan SN merupakan buron yang merupakan hasil pengungkapan perkara pada Maret 2021.

Majelis hakim memvonis tiga terdakwa karena mengaku dirinya sebagai tiga "jenderal" NII dan melakukan makar yang disebarkan ke media sosial.

Densus 88 Antiteror Polri menyambut baik kembalinya anggota Negara Islam Indonesia (NII) kepada NKRI.

NII Sumbar akan lengserkan pemerintah sebelum Pemilu 2024. Al Chaidar nilai faksi NII yang ada selama ini tidak punya strategi melengserkan pemerintah.

NII Sumbar berencana mengganti ideologi Pancasila dan sistem pemerintahan Indonesia saat ini dengan syariat Islam, sistem khilafah dan hukum Islam.

Polisi jelaskan potensi ancaman NII Sumbar yakni ingin mengubah Pancasila dengan ideologi lain, berhubungan dengan jaringan teror di Jakarta, Jabar, & Bali.

Tim Densus 88 Antiteror Polri mengungkap identitas dan peran lima tersangka teroris NII yang ditangkap di Tangerang.

Densus 88 Antiteror meringkus 16 anggota Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatra Barat pada Maret lalu.

Densus 88 Antiteror menangkap 16 anggota Negara Islam Indonesia (NII) di Sumatra Barat guna membongkar jaringan NII.

Densus 88 Polri menyebut 16 anggota Negara Islam Indonesia (NII) itu berencana menggulingkan pemerintahan yang sah.

Puluhan warga Garut, Jawa Barat dilaporkan telah berbaiat kepada Negara Islam Indonesia.

Bersama teman-temannya, Amir Fatah menyatakan bergabung dengan Negara Islam Indonesia.

Beberapa pengikut Kahar Muzakkar tetap bergerilya sampai 1970-an. Tetap dikenang sebagai pahlawan oleh sebagian penduduk Sulawesi Selatan.

DI/TII hidup di era Sukarno, muncul lagi pada masa Orde Baru, bahkan berlanjut hingga kini lewat gerakan bersifat transnasional.

Bersama Perti, Sirajuddin Abbas yakin negara Islam bisa dicapai lewat jalur demokrasi. Ia menentang cara Kartosoewirjo dan menyebutnya durhaka.

Gerakan Islam radikal di Indonesia yang menghendaki khilafah dan penegakan syariat dipelopori kelompok DI/TII pimpinan Kartosoewirjo pada akhir 1940-an.

Para pengrajin senapan angin di Cikeruh melewati rupa-rupa zaman: dari era kolonial, pemberontakan DI/TII, sampai lahirnya Reformasi.

Sejumlah catatan sejarah dan teks sastra menyebutkan kelompok kiri ikut terlibat dalam aksi pemberontakan sekaligus penumpasan DI/TII.

Para penyintas pemberontakan DI/TII di Bandung menuturkan pengalamannya saat mengungsi, bertempur, dan ikut dalam operasi Pagar Betis.