Indeks Bmkg

Gempa berkekuatan 6,4 sR terjadi hari Selasa, 23 Januari, pukul 13.30 WIB.

Humas BMKG meyakinkan BMKG tak akan luput mengetahui adanya bencana alam, karena ada pendeteksi yang selalu memantau aktivitas tektonik.

BNPB menyatakan bahwa selama 2018, Indonesia akan didominasi lebih dari 90 persen bencana hidrometerologi, sementara itu musim hujan dan kemarau diperkirakan terjadi normal.

Masa puncak musim hujan dan ditambah kemunculan fenomena supermoon pada awal Januari 2018 meningkatkan potensi banjir di Jakarta.

BMKG mengimbau masyarakat Yogyakarta mewaspadai frekuensi dan intensitas hujan yang akan terus meningkat selama Desember 2017 hingga Januari 2018.

Indonesia hanya mengandalkan 33 stasiun BMKG dan 285 alat seismometer deteksi gempa dan tsunami, bahkan alat pendeteksi tsunami di lautan banyak yang rusak.

Dalam periode Natal, 24-26 Desember 2017, potensi hujan sedang hingga lebat antara lain di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, NTB, NTT, Sulawesi Tengah dan Papua.

Isu tentang potensi gempa susulan sebesar 7,5 SR tidak benar. BMKG menyatakan tidak pernah menyampaikan serta menyebarluaskan informasi hoax tersebut.

Hingga Sabtu (16/12/2017) pukul 14.00 WIB, terdapat 3 korban meninggal dunia dan 7 orang luka-luka.

Beberapa detik setelah gempa listrik mati total.

Dari hasil pantauan FKPPI, kerusakan parah terjadi di Desa Sundawenang, Tasikmalaya.

Kapolda memerintahkan kapolres untuk menenangkan warga di Jawa Barat yang wilayahnya terguncang gempa bumi.

Gempa susulan terjadi pada pukul 01.05 WIB dan terasa di Tasikmalaya.

Setelah terjadi gempa, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan wilayah Laut Ujunggenteng masuk dalam status waspada.

Warga diminta tidak panik dan tetap waspada.

Edi mengatakan semua pasien di rumah sakit tersebut sudah dievakuasi.

Ada dua pusat titik gempa pada malam ini.

Masyarakat diminta waspada dengan kemungkinan terjadinya gempa susulan.

BMKG keluarkan peringatan dini tsunami.

Guncangan gempa bumi terjadi di wilayah Yogyakarta