Menuju konten utama

PT KCI Duga Ada 2 Sebab Terjadinya KRL Anjlok Arah Jakarta-Bogor

"Faktor internal bisa karena human error atau gangguan jaringan aliran listrik atau persinyalan".

PT KCI Duga Ada 2 Sebab Terjadinya KRL Anjlok Arah Jakarta-Bogor
Foto udara proses evakuasi KRL Commuter Line 1722 yang anjlok di pintu perlintasan Kebon Pedes, Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/3/2019). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

tirto.id - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menduga terdapat dua penyebab terjadinya anjlok kereta 1722 arah Jakarta-Bogor di lintasan Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat pada Minggu (10/3/2018).

VP Komunikasi Perusahaan PT KCI Eva Chairunisa mengatakan, berdasarkan pengalaman atau peristiwa yang pernah terjadi, kecelakaan kereta bisa terjadi karena dua faktor, yaitu internal dan eksternal.

“Faktor internal bisa karena human error atau gangguan jaringan aliran listrik atau persinyalan. Untuk hal ini, biasanya kita bisa deteksi dan dengan cepat bisa diinformasikan kepada pihak stasiun atau penumpang,” kata Eva saat di lokasi kejadian, Kebon Pedes, Bogor, Jawa Barat, Minggu (10/3/2019).

Kemudian kedua kata Eva, terdapat faktor eksternal, sepeti terjadinya bencana alam atau orang yang sengaja menyabotase perjalanan kereta dengan menaruh balok atau penghalang di badan rel.

“Hal eksternal ini yang tidak bisa kita prediksi dan sangat sedikit kemungkinan kita informasikan secara cepat keadaannya kepada penumpang,” ucapnya.

Namun, Eva mengatakan hal itu masih berupa dugaan dan belum bisa memastikan penyebab kronologi kereta yang sesungguhnya. Maka dari itu kata Eva, saat ini diperlukan pemeriksan menyeluruh terkait faktor internal dan ekskternal.

Saat ini, Eva mengatakan PT KCI fokus untuk memulihkan jalur perlintasan antara Stasiun Bogor dan Stasiun Cilebut. Karena layanan KRL hanya bisa diakses di Stasiun Bojong Gede.

Sedangkan stasiun terdekat Cilebut, masih terdampak dan belum bisa beroperasi. Oleh karena itu, Eva menyarankan kepada pengguna KRL untuk beralih ke moda transportasi lainnya.

"Pengguna disarankan apabila tidak ingin berganti model lain dan tetap ingin menggunakan KRL," pungkasnya.

Baca juga artikel terkait KRL ANJLOK atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Irwan Syambudi