tirto.id - Pedagang kaki lima (PKL) DKI Jakarta telah memanfaatkan aplikasi ponsel pintar (smartphone) dalam mengembangkan usahanya. Terobosan ini diharapkan dapat membantu PKL menjangkau konsumen lebih luas.
“Nantinya pelayanan PKL tidak tradisional lagi. Orang-orang yang ada di rumah atau di kantor bisa langsung memesan makanan atau minuman yang diinginkannya melalui aplikasi itu,” kata Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (UMKMP) Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Irwandi, di Jakarta, Sabtu (12/3/2016).
Karena itu, lanjut Irwandi, Pemprov DKI Jakarta mendukung para PKL yang ada di wilayah ibu kota untuk mengembangkan usahanya melalui berbagai aplikasi ponsel pintar.
“Keberadaan aplikasi-aplikasi ponsel pintar itu dapat membantu PKL untuk mengembangkan usaha yang dijalankannya. Harus dimanfaatkan dengan baik,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Irwandi, ada tiga aplikasi yang dapat dimanfaatkan oleh PKL, antara lain Go-Food, Zomato dan Porter. Namun, hanya PKL yang telah memiliki sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang terdaftar di dalam aplikasi tersebut.
Selain mengembangkan usaha, menurut Irwandi, pemanfaatan aplikasi tersebut juga sekaligus mendidik dan mendorong lebih banyak PKL di Jakarta menggunakan bahan-bahan yang aman dalam campuran makanan atau minumannya.
“Kami mendukung pemanfaatan aplikasi-aplikasi itu untuk mendidik agar para pedagang tidak menggunakan bahan-bahan yang berbahaya dalam campuran makanan atau minuman yang dijualnya,” ujarnya.
Menurut dia, saat ini sudah ada sebanyak 438 PKL yang terdaftar dalam aplikasi tersebut. Para pedagang itu berasal dari beberapa lokasi sementara (loksem), di antaranya Pujasera Blok S, Pujasera Kuningan serta Lenggang Jakarta di kawasan Monas.
“Ada beberapa loksem yang saat ini dinilai baik. Para pedagang di loksem itulah yang kami masukkan ke aplikasi. Kami memperkirakan akan ada lebih banyak lagi PKL yang bergabung dengan aplikasi-aplikasi itu,” kata dia.