Menuju konten utama

Perkembangan Islam di Afrika Selatan: Sejarah dan Keadaan Terkini

Perkembangan Islam begitu pesat ke berbagai negara termasuk Afrika Selatan, berikut sejarah masuknya Islam di negara tersebut serta kondisinya saat ini.

Perkembangan Islam di Afrika Selatan: Sejarah dan Keadaan Terkini
Masjid Juma di Durban, Kwazulu-Natal, Afrika Selatan. FOTO/Wikicommons

tirto.id - Sejak diperkenalkan oleh Nabi Muhammad di sekitar tahun 570 hingga 632 Masehi, agama Islam berkembang begitu pesat ke berbagai negara termasuk Afrika Selatan. Sejarah mencatat perkembangan Islam di wilayah Asia dan Afrika bahkan hampir selesai sekitar tahun 750 Masehi.

Agama Islam lahir di Arab, tepatnya di Kota Makkah. Sejalan dengan hal itu, orang-orang Arab berperan besar dalam penyebarannya. Murdiyah Winarti dalam studinya yang dirilis dalam Jurnal Pendidikan Sejarah, agama Islam disebarkan ke seluruh penjuru dunia oleh para kalifah, tentara, dan para pedagang Arab.

Seiring berjalannya waktu, pemeluk agama Islam semakin banyak dan menjadikannya salah satu agama terbesar kedua di dunia setelah Kristen. World Population Review mencatat bahwa pada 2050 populasi Islam akan melebihi jumlah umat Kristen.

Sejarah Masuknya Islam di Afrika Selatan

Murdiyah mengungkapkan bahwa Islam mula-mula menyebar ke sejumlah wilayah di sekitar jazirah Arab, yaitu Iran (Persia), Irak, Palestina, dan Syiria. Sekitar 100 abad setelah kelahirannya, Islam mulai dikenal di wilayah-wilayah yang letaknya lebih jauh termasuk sekitar laut tengah, Asia, hingga perbatasan Cina.

Pintu masuk Islam di Afrika berada di wilayah Afrika Timur yang diyakini tersebar lewat para pengungsi muslim di Etiopia. Tidak butuh waktu lama, pengaruh Islam berkembang secara pesat di wilayah-wilayah Afrika lainnya, termasuk Afrika Selatan.

Komunitas India yang hadir di Afrika Selatan pada akhir abad 17 hingga 18 (1601-1700 M) turut menyumbang sebagian besar populasi muslim di wilayah tersebut. Di akhir abad ke-19 agama Islam dipeluk oleh ratusan ribu orang Afrika Selatan.

Suara Muhammadiyah mencatat bahwa perkembangan Islam di Afrika Selatan didorong oleh kemiskinan yang melanda sebagian besar wilayah tersebut. Islam dianggap masyarakat setempat sebagai jawaban atas permasalahan mereka, karena mengajarkan konsep zakat, sedekah, dan wakaf.

Agama ini turut menarik minat para generasi muda Afrika Selatan yang menjalani kehidupan 'keras'. Melalui Islam kaum muda mulai meninggalkan obat-obatan, judi, dan minuman beralkohol.

Kendati demikian, pergerakan penyebaran Islam di Afrika Selatan sempat tertekan seiring adanya politik apartheid dan perpecahan anatar pemeluk Islam. Menurut Suara Muhammadiyah Islam di Afrika Selatan sempat terpecah menjadi dua kubu.

Sebagian kubu menganut gerakan konservatif atau fundamentalisme, sementara sebagian lagi lebih liberal. Kubu liberal mempertimbangkan adanya pluralisme, perubahan, demokrasi, serta keadilan. Di sisi lain, kubu konservatif menganggap hal-hal tersebut sebagai penghancur identitas Islam di Afrika.

Di sisi lain, komunitas Islam di Afrika Selatan dinilai cukup eksis dalam perjuangan memerangi apartheid yang mengantarkan demokrasi di tahun 1994. Mengutip Andolu Agency ada banyak muslim Afrika Selatan yang merupakan bagian dari gerakan anti-apartheid.

Salah satu tokoh yang paling terkenal adalah Ahmed Kathrada yang dipenjara bersama dengan ikon global Nelson Mandela. Selain itu, dikenal pula tokoh muslim bernama Dullah Omar, yang merupakan pengacara, aktivis anti-apartheid, sekaligus menteri kabinet yang menjabat di periode 1994 hingga 2004.

Keadaan Islam Terkini di Afrika Selatan

Di tahun 2022 jumlah populasi muslim di Afrika Selatan ada sekitar 1.050.000 orang. Menurut World Population Review, persentase populasi muslim dari total seluruh penduduk di negara tersebut adalah 1,90 persen.

Jumlah ini tidak terlalu besar dibanding dengan wilayah-wilayah Afrika Timur, seperti Mozambik, Tanzania, Kenya, maupun Uganda dengan persentase di atas 10 persen.

Mayoritas komunitas muslim di Afrika Selatan kini menempati wilayah Western Cape, Natal, dan Transvaal. Penduduk muslim di wilayah tersebut beragam, mulai dari Melayu, Indonesia, India, hingga penduduk asli Afrika Selatan.

Di wilayah tersebut pula komunitas muslim berkontribusi membangun institusi muslim, termasuk masjid, sekolah Al-Qur'an, sekolah umum, dan perguruan tinggi Islam.

Baca juga artikel terkait PERKEMBANGAN ISLAM DUNIA atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Humaniora
Penulis: Yonada Nancy