Menuju konten utama

Pengamat Setujui Prabowo, Rumput Laut Bisa Jadi Bahan Bakar

Rumput laut tidak bisa dijadikan BBM, tapi bisa untuk menggantikan BBM yakni dengan memprosesnya menjadi biomassa.

Pengamat Setujui Prabowo, Rumput Laut Bisa Jadi Bahan Bakar
Calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto bersiap menyampaikan pidato saat menghadiri sillahturahmi Nasional Ummat dan Ulama di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (9/1/2024). Dalam kesempatan tersebut Prabowo Subianto meminta relawan dan simpatisan solid untuk memenangkan pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres 2024 dengan target suara sebesar 85 persen di Sumatera Selatan. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/rwa.

tirto.id - Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga setujui pernyataan Capres nomor urut 2, Prabowo Subianto terkait pemanfaatan rumput laut menjadi bahan bakar energi. Menurut dia, potensi tersebut bisa dilakukan.

“Mungkin yang dimaksudkan oleh Pak Prabowo itu sejenis alga ya, saat ini sudah ada beberapa studi,” kata Daymas kepada Tirto, Rabu (17/1/2024).

Menurut dia, pemerintah melalui Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian ESDM sudah menyoroti pemanfaatan mikroalga untuk menyerap CO2 dan sebagai penghasil dari energi biomassa.

“Yang dilakukan oleh Lemigas terkait pemanfaatan mikroalga untuk menyerap CO2 dan dimanfaatkan sebagai energi biomassa,” ucap Daymas.

Dalam pemanfaatan konversi energi tersebut, Daymas mengatakan, Indonesia memiliki potensi besar dalam mengembangkan energi baru tersebut. Hal ini lantaran ada banyak sekali jenis mikroalga yang bisa dimanfaatkan di Tanah Air.

“Jelas kita punya potensi sangat besar, mengingat ada banyak sekali jenis mikroalga yang bisa kita manfaatkan. Apalagi Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang di dunia,” ujar dia.

Senada dengan Daymas, Direktur Eksekutif ReforMiner Institute, Komaidi Notonegoro mengamini bahwa konversi rumput laut ke energi bahan bakar biomassa bisa dilakukan. Namun, dia mewanti-wanti bahwa faktor ekonomis untuk dikembangkannya konversi tersebut perlu dipertimbangkan.

“Mungkin masalah ketersediaannya dan konversinya, jadi misalkan 1 ton kira-kira bakal dapat berapa dan apakah budi dayanya akan tepat dan sebagainya mungkin itu jadi faktor penentu ekonomis atau tidak untuk dikembangkan,” kata Komaidi kepada Tirto.

“Tapi ini jadi alternatif, artinya kita punya banyak pilihan kalau itu [konversi mikroalga menjadi bahan bakar biomassa] dilakukan,” tambah dia.

Untuk diketahui, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Lemigas pernah meriset pemanfaatan mikroalga menjadi energi biomassa. Riset mereka menyatakan bahwa beberapa jenis mikroalga diketahui memiliki kandungan minyak yang cukup bervariasi, seperti Botryococcus braunii 25%-75%, Chlorella sp 28%-32%, Spirulina platensis 4%-16,6%, dsg.

Sementara itu, studi berjudul Potensi Pemanfaatan Rumput Laut Sebagai Sumber Energi Baru Terbarukan Untuk Mendukung Ketahanan Energi Daerah (Studi Di Provinsi Bali) menyebutkan rumput laut jenis Euchema cottonii memiliki potensi sebagai bahan bioetanol.

Dikatakan bahwa 100g rumput laut jenis Euchema cottonii ternyata mengandung energi sebesar 72.6208 kalori atau setara dengan 0.2882 btu (British thermall unit).

Baca juga artikel terkait FLASH NEWS atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Dwi Ayuningtyas