Menuju konten utama

Penelitian Sebut Produk Tembakau Alternatif Minim Risiko Kesehatan

"Produk tembakau alternatif yang menggunakan teknologi dan didukung penelitian kredibel menunjukkan hasil lebih rendah risiko kesehatan daripada rokok."

Penelitian Sebut Produk Tembakau Alternatif Minim Risiko Kesehatan
Pengguna rokok elektrik. REUTERS/Mark Blinch

tirto.id -

Penelitian mengungkapkan teknologi pengembangan produk tembakau alternatif dalam membantu mengurangi potensi risiko kesehatan dari rokok.

Hal ini diungkapkan Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik Indonesia (YPKP Indonesia) Dr drg Amaliya MSc PhD. dalam rilis yang diterima, Jumat (8/2/2019).

Ia menyebutkan produk tembakau alternatif diharapkan menjadi solusi untuk berhenti merokok secara bertahap.

"Produk tembakau alternatif yang menggunakan teknologi (pada perangkatnya) dan didukung penelitian kredibel menunjukkan hasil lebih rendah risiko kesehatan daripada rokok. Inovasi ini dapat menjadi salah satu pilihan masyarakat dalam mengatasi masalah rokok,” katanya.

Hasil penelitian Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (German Federal Institute for Risk Assessment) pada tahun 2018 menyatakan, produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, menghasilkan uap bukan asap karena tidak melalui proses pembakaran.

Penelitian ini menyatakan, produk tembakau alternatif memiliki tingkat toksisitas (tingkat merusak suatu sel) yang lebih rendah hingga 80-99 persen dibandingkan rokok konvensional.

Sementara itu, berdasarkan hasil riset Public Health England, divisi dalam Departemen Kesehatan dan Pelayanan Sosial di Inggris, pada 2018 memaparkan, penggunaan produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik dan produk tembakau yang dipanaskan bukan dibakar, memiliki risiko kesehatan 95 persen lebih rendah dibandingkan dengan rokok konvensional.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (US Food and Drug Administration) juga menyatakan bahwa produk tembakau alternatif, seperti rokok elektrik merupakan salah satu pilihan bagi perokok dewasa untuk menghentikan kebiasaan mereka secara bertahap.

Hal ini merupakan bukti pemanfaatan dari potensi teknologi, yang mana perokok tetap mendapatkan nikotin, namun dengan risiko kesehatan yang lebih rendah.

Amaliya yang juga Ketua Koalisi Indonesia Bebas TAR (KABAR) ini mengatakan berdasarkan kajian ilmiah dari Georgetown University Medical yang bertajuk “Potential Deaths Averted in USA by Replacing Cigarettes with E-Cigarettes” dan dipublikasikan dalam Jurnal Tobacco Control menyatakan diperkirakan sebanyak 6,6 juta orang di Amerika Serikat dapat terhindar dari kematian dini melalui penggunaan produk tembakau alternatif.

Penelitian di atas paling tidak telah mengungkap, produk tembakau alternatif memiliki risiko kesehatan yang lebih rendah daripada rokok dan menjadi salah satu solusi untuk berhenti merokok secara bertahap.

"Jika para perokok di Indonesia yang mencapai 60 juta jiwa menyadari bahwa produk tembakau alternatif ini dapat mengurangi risiko kesehatan, maka dapat dibayangkan berapa besar potensi jutaan jiwa yang bisa diselamatkan,” ujarnya.

Lantaran kajian-kajian ilmiah tentang produk tembakau alternatif masih banyak dilakukan di luar negeri, Amaliya menyarankan pemerintah untuk melakukan hal serupa.

Infografik SC Vape Vs Rokok

Infografik SC Vape Vs Rokok. tirto.id/Teguh

Baca juga artikel terkait ROKOK

tirto.id - Kesehatan
Sumber: antara
Penulis: Yulaika Ramadhani
Editor: Dipna Videlia Putsanra