Menuju konten utama

Penduduk Pyongyang "Panic Buying" Usai Kabar Kim Jong Un Meninggal

Penduduk di Pyongyang disebut menjadi "panic buying" usai kabar meninggalnya Pemipin Korea Utara Kim Jong Un.

Penduduk Pyongyang
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengawasi "latihan serangan" untuk beberapa peluncur dan senjata taktis ke Laut Timur saat latihan militer di Korea Utara, dalam foto yang disiarkan oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara, Sabtu (4/5/2019). ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

tirto.id - Penduduk Pyongyang panik dan membeli segala sesuatu mulai dari deterjen, beras, barang elektronik hingga minuman keras saat rumor kematian Kim Jong Un sampai pada warga di ibu kota Pyongyang, Korea Utara.

Seperti dilansir The Washingtton Post, Senin (27/4/2020), tidak ada yang tahu di mana saat ini Kim Jong Un berada.

Sementara pemerintah Korea Utara membisu tentang kesehatan dan keberadaan pemimpin tertingginya, ibu kota Pyongyang pun menjadi gelisah.

Anna Fifield, Kepala Biro Beijing untuk The Washington Post, baru-baru ini melaporkan bahwa ada helikopter yang terlihat terbang rendah di atas kota dan terjadi kepanikan membeli di ibu kota.

Hal itu membuat penduduk Pyongyang mengumpulkan segala sesuatu mulai dari deterjen, hingga minuman keras.

Warga Pyongyang, ujarnya, mulai mengambil semua produk impor terlebih dahulu, tetapi dalam beberapa hari terakhir ada juga barang-barang produksi dalam negeri yang juga dibeli, seperti ikan kaleng dan rokok.

Fifield menyebutkan, orang-orang di Pyongyang mulai menyimpan segala sesuatu mulai dari kebutuhan pokok, hingga barang-barang elektronik.

"Saya selalu sangat berhati-hati dengan desas-desus semacam ini, mengingat berapa kali mereka ternyata salah. Jawaban singkatnya sekarang adalah: Saya tidak tahu. Tidak seorang pun dari kita akan tahu sampai Korea Utara memberi tahu kita soal ini," tulisnya.

Selain itu, Fifield mengaku ada sumber yang mengatakan kepadanya bahwa perjalanaan kereta api di Korea Utara dan juga di perbatasan di Cina utara telah terganggu.

Kereta api Kim Jong Un terlihat di resor pantai, lalu ada intelijen melaporkan desas-desus kematian Kim.

Jika Kim ternyata baik-baik saja, lanjutnya, ini tidak akan menjadi yang pertama kalinya tentang laporan kematian seorang pemimpin Korea Utara yang dibesar-besarkan.

Surat kabar Jepang dan Korea Selatan disebut telah membunuh kakeknya, Kim Il Sung, dan ayahnya, Kim Jong Il beberapa kali pada tahun-tahun sebelum salah satu dari mereka benar-benar meninggal.

Kim Jong Un telah hilang dari kehidupan publik selama beberapa minggu terakhir. Dia bahkan melewatkan upacara pada 15 April untuk menghormati kakeknya Kim Il Sung, di mana tanggal itu termasuk hari penting nasional dalam kalender Korea Utara.

Seperti diwartakan Business Today, ada laporan yang mengatakan bahwa pemimpin Korea Utara itu dalam "kondisi vegetatif" atau kesehatan yang memburuk setelah operasi jantung yang gagal.

Namun, rumor berubah setelah Wakil Direktur Televisi Satelit Hong Kong Shijan Xingzou mengklaim dalam sebuah pos Weibo bahwa Kim Jong Un sudah mati, dengan mengutip sumber yang solid.

Tidak ada laporan yang dikuatkan oleh media pemerintah Korea Utara. Korea Selatan juga meremehkan laporan itu dengan mengatakan bahwa tidak ada kegiatan tidak biasa yang terdeteksi.

Cina pun dilaporkan telah mengirim tim ahli medis untuk memberi nasihat tentang kesehatan Kim.

Laporan sebelumnya menunjukkan, kereta khusus milik Kim terlihat di kota resor Wonsan. Kereta itu terlihat dalam gambar satelit yang ditinjau oleh proyek pemantauan Korea Utara 38 Utara yang berbasis di Washington.

Sesuai laporan 38 Utara, kereta khusus terlihat diparkir di "stasiun kepemimpinan" di Wonsan pada 21 April dan 23 April. Stasiun ini hanya diperuntukkan bagi anggota Keluarga Kim.

"Kehadiran kereta tidak membuktikan keberadaan pemimpin Korea Utara atau menunjukkan apa pun tentang kesehatannya, tetapi itu menambah bobot laporan bahwa Kim tinggal di daerah elit di pantai timur negara itu," kata laporan itu.

Meskipun proyek mengklaim bahwa itu adalah kereta Kim, kantor berita internasional Reuters mengatakan bahwa mereka belum dapat mengonfirmasi berita ini secara independen.

Kesehatan Kim Jong Un selalu menjadi masalah

Sumber lain mengatakan, ada kemungkinan Kim melewatkan upacara pada 15 April yang ditandai sebagai kelahiran kakeknya itu karena kekhawatiran tentang coronavirus.

"Mungkin dia berlatih menjaga jarak sosial," kata Alexandre Mansourov, seorang profesor studi keamanan di Universitas Georgetown dan analis kepemimpinan Korea Utara. Menurutnya, dia tidak melihat alasan untuk khawatir.

Bagaimanapun, ia memutuskan hubungan dengan tradisi pada Hari Tahun Baru dan menyampaikan rencana tertulis untuk tahun yang akan datang alih-alih menyampaikannya seperti biasa.

"Ini tahun kesembilannya dalam kekuasaan. Dia lebih nyaman sekarang. Dia melakukan hal-hal dengan caranya sendiri dan meninggalkan jejaknya sendiri," kata Mansourov.

Baca juga artikel terkait KIM JONG-UN atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Politik
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH