Menuju konten utama

Nestle Indonesia dan BRGM Rehabilitasi Mangrove di Wilayah Riau

Nestlé Indonesia bekerja sama dengan BRGM untuk memulihkan ekosistem mangrove yang berada di wilayah Kabupaten Siak, Riau.

Nestle Indonesia dan BRGM Rehabilitasi Mangrove di Wilayah Riau
Nestlé Indonesia bekerja sama dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) dalam mendukung percepatan rehabilitasi mangrove dengan target penanaman 30.000 pohon mangrove di area seluas 4 hektar di Desa Rawa Mekar Jaya secara bertahap hingga April 2026. FOTO/Nestlé

tirto.id - Nestlé Indonesia terus berusaha mewujudkan komitmennya menjaga lingkungan global, terutama untuk mencapai target penanaman 200 juta pohon di seluruh dunia pada tahun 2030 melalui Nestlé Global Reforestation Program. Terbaru, Nestlé Indonesia menjalin kemitraan dengan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) untuk mendukung percepatan rehabilitasi mangrove di Kabupaten Siak, Riau.

Langkah ini sejalan dengan prioritas strategi nasional yang bertujuan untuk merehabilitasi lahan mangrove seluas 600.000 hektar di Indonesia sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Bersama pemerintah RI, Nestlé menargetkan penanaman dan pertumbuhan 30.000 pohon mangrove di area seluas 4 hektar di Desa Rawa Mekar Jaya, Kabupaten Siak, Riau, dengan pelaksanaan bertahap hingga April 2026.

Samer Chedid, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia, menjelaskan program ini menjadi upaya perusahaannya meningkatkan kesadaran masyarakat sekitar terhadap pelestarian lingkungan melalui program reforestasi.

"Selama lebih dari 50 tahun, Nestlé Indonesia telah mendukung berbagai inisiatif yang berkaitan dengan lingkungan. Salah satunya adalah kontribusi kami dalam mitigasi perubahan iklim dengan menanam 200 juta pohon di seluruh dunia pada tahun 2030. Kerja sama dengan BRGM membawa kami untuk melakukan program reforestasi pertama dengan menanam 30.000 pohon mangrove di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Kolaborasi seperti ini penting untuk mendukung dan melibatkan berbagai pihak dalam pelestarian lingkungan," ujar Samer Chedid.

Indonesia menghadapi tantangan serius dalam mengurangi emisi karbon, dengan menjadi salah satu negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia. Berdasarkan laporan Global Carbon Project, Indonesia menyumbang 19,9% dari total emisi karbon dunia. Dalam upaya menanggulangi hal ini, mangrove memiliki peran penting sebagai penyerap gas rumah kaca dengan efektivitas 3-5 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan tanaman tropis lainnya.

Irpana Nur, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Indragiri Rokan, menyatakan apresiasi terhadap langkah PT Nestlé Indonesia dalam penanaman 30.000 bibit pohon mangrove di Kabupaten Siak.

"Mangrove memiliki kemampuan menyerap emisi karbon yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman tropis lainnya. Oleh karena itu, perawatan dan monitoring berkala diperlukan untuk memastikan pertumbuhan mangrove yang optimal. Kami berharap kerja sama ini memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan," ungkap Irpana Nur.

Nestle Indonesia Kolaborasi dengan BRGM

Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia Samer Chedid (tengah) bersama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Koordinator Pengendalian Pemanfaatan dan Pelestarian Hutan Fatma Puspitasari (kanan), Bupati Kabupaten Siak Alfredri (kiri) melakukan penanaman bibit pohon mangrove di Desa Rawa Mekar Jaya pada 25 Maret 2024. FOTO/Nestlé

Menyadari pentingnya peran mangrove dalam mitigasi perubahan iklim dan perlindungan lingkungan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi menyambut baik inisiatif Nestlé Indonesia dalam project ReGrove tersebut. "Kami mengapresiasi langkah PT Nestlé Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dan berkontribusi untuk mewujudkan zero emission," kata Fatma Puspitasari dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Fatma menerangkan sekitar 60% penduduk Indonesia menghuni daerah pesisir. Salah satu bencana yang dapat terjadi di wilayah pesisir akibat dampak perubahan iklim adalah banjir rob, selain juga abrasi yang memangkas luas daratan dekat pantai. Sementara itu, kerugian ekonomi akibat dampak perubahan iklim dapat mencapai Rp544 Triliun sampai dengan tahun 2024.

Maka itu, sejak tahun 2020, pemerintah Indonesia mengumumkan target rehabilitasi lahan mangrove seluas 600.000 ha yang terkonsentrasi di sembilan provinsi. Daftar 9 provinsi itu adalah Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua, dan Papua Barat.

Program reforestasi yang dilakukan Nestlé Indonesia bersama BRGM akan dilakukan secara bertahap hingga April 2026 dengan target penanaman 30.000 pohon mangrove di area seluas 4 hektar di Desa Rawa Mekar Jaya. Bupati Kabupaten Siak Alfredri turut mengapresiasi kontribusi Nestlé Indonesia dalam pemulihan ekosistem mangrove di daerahnya.

"Kami berharap program reforestasi ini dapat memberikan inspirasi kepada masyarakat akan pentingnya peran mangrove dalam menjaga lingkungan," kata Alfredri.

Dalam pelaksanaan program ini, Nestlé Indonesia akan melibatkan masyarakat dalam persiapan, pengadaan benih bakau, serta pelatihan penanaman dan perawatan pohon mangrove. Nestlé Indonesia berharap program ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan dengan mengurangi emisi gas rumah kaca, tapi juga memperkuat keanekaragaman hayati dan memberdayakan masyarakat lokal.

Penulis: Tim Media Servis