tirto.id - Dua terduga teroris di daerah Tanjung Balai, Sumatera Utara ditembak polisi hingga tewas pada Kamis (19/10/2019). Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen Dedi Prasetyo mengatakan, pelaku memang sudah dalam pengawasan polisi saat hendak ditangkap.
Para pelaku, kata Dedi, sempat melawan dengan pisau saat ingin ditangkap. Hal itu membuat polisi melepaskan tembakan di kaki salah satu pelaku. Namun, kedua pelaku sempat melarikan diri dan berhasil bersembunyi.
Saat masih dalam persembunyian, kata Dedi, ada warga yang melihat pelaku menjatuhkan empat dari lima bom pipa yang mereka bawa.
“Pada saat kedua tersangka lari melewati permukiman warga, terdapat empat buah bom pipa yang terjatuh dari para tersangka dan ditemukan warga,” kata Dedi kepada Tirto melalui keterangan tertulis hari Jumat (19/10/2018)
Warga lantas memberitahu kepada polisi bahwa dua teroris itu melarikan diri ke toilet umum. Di sana, polisi mendapati toilet terkunci. Ketika didobrak, pelaku yang ada di dalam segera melakukan perlawanan dengan senjata api.
Akibatnya, polisi balas menembak dan dua pelaku tewas di tempat. Meski pelaku sempat melemparkan bom pipanya ke arah polisi, tetapi bom itu tidak jadi meledak. Polisi lantas mengamankan kelima bom itu.
Namun ternyata tidak hanya lima. Kapolda Sumatera Utara Irjen Agus Andrianto menyatakan, polisi berhasil menemukan bom lebih banyak lagi dari tempat kejadian pertama yang merupakan rumah tempat tersangka meracik bom.
“Di sana kami temukan ada 7 bom yang sudah berisi barang-barang seperti paku, mesiu, dan lain-lain,” tegas Agus.
Penulis: Felix Nathaniel
Editor: Alexander Haryanto