tirto.id - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memerintahkan evaluasi untuk mengkaji sebab anjloknya Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line KA 1507 Jurusan Bogor-Muara Angke, di perlintasan dekat Stasiun Manggarai, pada pukul 07.40 WIB, Selasa (3/10/2017).
"Saya sedang evaluasi tadi apa yang terjadi apakah ini masalah teknis atau apa. Nanti kami informasikan (hasilnya)," kata Budi usai meninjau Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, hari ini.
Budi berharap kejadian serupa tidak terulang lagi. Sebab, menurut dia, mulai 8 Oktober 2017 akan dioperasikan jalur dwi ganda (double double track) dari Cikarang.
Direktur PT Kereta Api Indonesia Edi Sukmoro menambahkan pihaknya masih mengevaluasi kejadian yang menyebabkan perjalanan KRL lainnya terganggu tersebut.
"Sekarang sedang evaluasi, dilihat penyebabnya apa, yang anjlok itu kan bagian belakang, rangkaian depan enggak," ujarnya.
Edi menjelaskan sebenarnya baru dua hari lalu dilakukan pengalihan sistem dari lama ke baru. Dia menegaskan kejadian ini tidak berkaitan dengan cuaca maupun sambaran petir.
"Ada hubungannya apa enggak (dengan pengalihan sistem), jangan buru-buru, masih diselidiki. Karena nantinya agar bisa diperbaiki di kemudian hari," kata dia.
PT KCI Diminta Beri Kompensasi Tiket Gratis
Sementara itu, Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA) Azas Tigor Nainggolan meminta PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) menggratiskan biaya perjalanan KRL sehari penuh. Penggratisan itu sebagai kompensasi gangguan perjalanan penumpang akibat kereta anjlok di Manggarai.
"PT KCI sebaiknya memberi konpensasi kepada penggunanya, misalnya menggratiskan biaya tarif KRL di hari berikutnya," kata Azas.
Selain itu, menurut dia, PT KCI juga perlu memperbaiki layanan dan membentuk SOP penanganan masalah perjalanan KRL yang jelas agar membantu penumpang.
"Nah nanti dibuat betul SOP-nya agar penumpang ditolong tidak keleleran seperti tadi pagi dan kejadian anjlok sebelumnya. Soalnya, dampak dari masalah anjloknya KRL bukan sekedar perjalanan terbengkalai tetapi juga kota bisa lumpuh," ujarnya.
Dia mencatat peristiwa KRL anjlok sudah tiga kali terjadi dalam setahun terakhir. Namun, di setiap kejadian itu, pengguna tetap dibiarkan terlambat dan perjalanan KRL tak sesuai jadwal selama beberapa jam.
"Pengguna juga mencari alternatif perjalanan tanpa bantuan memadai dari pengelola KRL. Ini menunjukkan PT KCI tidak memiliki SOP dalam penanganan masalah perjalanan KRL," kata dia.
Akibat kejadian ini, perjalanan KRL dari stasiun Bogor dan Bekasi memang sempat hanya bisa sampai stasiun Manggarai selama beberapa jam. Antrian KRL menuju Manggarai juga tak terhindarkan sehingga mengakibatkan perjalanan memakan waktu lebih lama dari biasanya.
Penulis: Addi M Idhom
Editor: Addi M Idhom