Menuju konten utama

Jurus Pemerintah Amankan Pasokan & Stabilisasi Harga Kedelai Impor

Pemerintah memaparkan sejumlah jurus untuk menstabilisasi harga kedelai dan memastikan ketersediaannya.

Jurus Pemerintah Amankan Pasokan & Stabilisasi Harga Kedelai Impor
Perajin membersihkan kedelai di salah satu rumah industri di Jakarta, Kamis (6/10). Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Gakopindo) Aip Syarifuddin mengatakan kenaikan harga kedelai impor satu bulan terakhir rata-rata berada di kisaran Rp6.900 - Rp7.000 per kilogram di tingkat koperasi yang sebelumnya Rp6.300 - Rp6.500 sedangkan harga di pasaran lebih tinggi yakni Rp10.597 per kilogramnya. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/pras/16.

tirto.id - Pemerintah telah merumuskan kebijakan untuk memastikan ketersediaan kedelai impor bagi masyarakat. Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian, Musdhalifah Machmud menjelaskan, harga dan ketersediaan kedelai berpengaruh pada penyediaan bahan makanan bagi masyarakat, karena itu pasokannya harus diamankan.

“Kenaikan harga kedelai berpotensi mempengaruhi minat pengrajin untuk memproduksi tahu dan tempe sehingga berdampak pada kenaikan harga tahu dan tempe serta dapat mengganggu keberlangsungan usaha perajin tahu dan tempe," jelas dia dalam keterangan resmi, Minggu (27/2/2022).

Jaminan dari ketersediaan pasokan diupayakan pemerintah usai para pengrajin tahu dan tempe mogok produksi dari 20-23 Februari lalu. Pemicu utama dari aksi mogok ini adalah harga kedelai impor di tingkat perajin naik menjadi sekitar sebesar Rp11.631/kg.

Hal tersebut terjadi karena harga kedelai di pasar global melonjak imbas cuaca kering yang melanda Amerika Selatan selama 2 bulan terakhir sehingga mengganggu produksi kedelai di negara Brazil, Argentina, dan Paraguay.

Berdasarkan laporan USDA Februari 2022, sejak Desember 2021 produksi ketiga negara produsen tersebut mengalami penurunan lebih dari 18 juta ton. Penurunan produksi tersebut berdampak pada harga kedelai di pasar global yang mengalami kenaikan secara signifikan.

Harga kedelai pada minggu II Februari 2022 mencapai 15,77 USD/bushels atau naik sebesar 18,9% dibanding minggu I Januari 2022 yang mencapai 13,26 USD/bushels.

Dalam upaya untuk menjamin pasokan kedelai impor aman, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan telah berkoordinasi dengan para importir untuk memastikan komitmen penyediaan bahan baku kedelai bagi perajin tahu dan tempe.

"Ini dilakukan untuk meminimalisir dampak atas kenaikan harga kedelai yang dirasakan pada sekitar 150.000 UMKM tahu dan tempe yang sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku kedelai," kata dia.

Selain menjaga ketersediaan kedelai impor, di sisi lain juga pemerintah akan mendorong kenaikan produksi kedelai dalam negeri seiring dengan mengupayakan komoditas lain untuk alternatif substitusi kedelai.

Kepala Pusat Distribusi dan Akses Pangan Kementerian Pertanian, Risfaheri mengatakan perlu ada terobosan besar untuk meningkatkan produksi dan produktivitas kedelai lokal.

Pihaknya telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Gakoptindo selaku offtaker dan perbankan untuk pelaksanaan program penanaman kedelai seluas 600.000 ha di 14 provinsi.

"Kegiatan penanaman akan mulai dilaksanakan pada bulan April 2022. Selain program tersebut, Kementerian Pertanian juga akan melaksanakan program bantuan Pemerintah untuk produksi kedelai seluas 52.000 ha," jelas Risfaheri.

Baca juga artikel terkait IMPOR KEDELAI atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Fahreza Rizky