Menuju konten utama

JK Kembali Kritik LRT Mahal, Kenapa?

"Hal ini juga yang saya bawa ke Presiden ada kok contoh LRT di bawah seperti tramp modelnya," kata Jusuf Kalla

JK Kembali Kritik LRT Mahal, Kenapa?
Foto udara pemasangan U Shaped Girder pada proyek pembangunan kereta api ringan (LRT) Jabodebek rute Cawang - Cibubur di simpang susun Pasar Rebo, Jakarta, Kamis (17/1/2019). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.

tirto.id -

Wakli Presiden Jusuf Kalla kembali mengkritik pembangunan proyek kereta ringan (Light Rail Transit/LRT) yang menurutnya masih terlalu boros. Menurutnya, hal ini mestinya dapat diantisipasi sejak awal sebab ia melihat bahwa beberapa lintasan LRT dibangun tidak efisien.

Misalnya, kata dia, lintasan LRT di pinggir jalan tol yang dibuat menjadi jalan lintas lahan (elevated). Hal ini membuat jalan tol yang berada di sampingnya tak bisa lagi diperlebar.

"Tidak bisa diperlebar karena ada tiang-tiang (LRT) di sampingnya," ucapnya di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019).

Pembangunan lintasan layang ini juga dinilai membuat biaya menjadi mahal. Padahal, menurutnya, banyak negara-negara yang membangun lintasan LRT di bawah (at grade) seperti di Istanbul, Seattle, dan Madrid.

Lantaran itu lah, ia meminta kepada para teknisi yang bekerja dalam proyek tersebut untuk bisa membangunkan Infrastruktur lebih efektif serta efisien dari sisi biaya.

"Hal ini juga yang saya bawa ke Presiden ada kok contoh LRT di bawah seperti tramp modelnya," imbuhnya.

Sebelumnya, Direktur Operasi II Adhi Karya Pundjung Setya Brata menyebut bahwa biaya proyek LRT yang tengah digarap sebenarnya masih kompetitif dibandingkan negara lain.

"Kalau bicara per kilometer Rp500 miliar, dibandingkan dengan MRT dan sebagainya, apalagi dibandingkan di Singapura, harga kita cukup kompetitif," ujarnya di Pabrik Precast LRT Jabodebek, Pancoran, Jakarta Selatan, Senin pekan lalu (14/1/2019).

Selain itu, kata dia, harga tersebut wajar sebab proyek LRT menggunakan konstruksi jalan layang atau elevated di beberapa wilayah. Pemilihan jenis konstruksi ini didasarkan pada pertimbangan ketersediaan lahan.

Setya menambahkan, beberapa wilayah yang tidak bisa dibangun secara at grade atau di atas timbunan tanah, adalah lintas Cibubur—Cawang—Dukuh Atas serta lintas Cawang—Bekasi Timur.

Baca juga artikel terkait PROYEK LRT atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Nur Hidayah Perwitasari